Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara (ASiAN) bekerjasama dengan UPI dan Badan Kesbangpol Jawa Barat Selengarakan Simposium Nasional

Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara, bekerjasama dengan Universitas Pendidikan Indonesia dan Badan Kesbangpol Jawa Barat menyelenggarakan simposium nasional dengan mengusung tema Pandemi Korupsi: Sumbangan Pemikiran Pemberantasan Korupsi untuk Masa Depan Bangsa. Kegiatan tersebut bertempat di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung pada Senin, 1 Agustus 2022. Sebelumnya peserta simposium nasional diterima secara resmi oleh Dr. Drs. H. R. Iip Hidajat, M.Pd selaku Kepala Badan Kesbangpol Jawa Barat mewakili Gubernur, di Gd Sate pada 31 Juli 2022.

Simposium nasional menghadirkan empat pembicara nasional. Diskusi diawali oleh keynote speaker Dr. Inosentius Samsul (Kepala Badan Keahlian DPR RI). Selanjutnya tiga pembicara lainnya membahas lebih dalam pemikiran tentang pemberantasan korupsi. Mereka adalah Drs. Agun Gunardja Sudarsa, Bc.IP., M.Si (DPR-RI), Prof. Dr. Hanif Nurcholis, M.Si. (Guru Besar Pemerintah Daerah, Universitas Terbuka), dan Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.I.P., SH, S.Pd., M.Si, M.H. (Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia).

Mengawali diskusi, Dr. Inosentius Samsul memaparkan idenya untuk merancang sebuah tool pencegahan korupsi di leval pembuatan kebijakan publik. Tool tersebut dinamakan Corruption risk assessment/ analisis. Harapannya, setiap kebijakan publik yang akan dirumuskan harus didasarkan pada evidence based. Dengan demikian, sejak tahap inisiasi semua aspek yang berpotensi merugikan negara dapat dideteksi.

Pemikiran berikutnya disampaikan Drs. Agun Gunardja Sudarsa, Bc.IP., M.Si yang menekankan pentingnya leader yang berintegritas. Menurutnya, sistem selemah apapun bila dikendalikan oleh pemimpin berintegritas akan dapat menimalisir praktik korupsi. Untuk mendapatkan leader yg berintegritas dibutuhkan penguatan fungsi utama partai politik, yaitu representasi dan rekrutmen elit parpol.

Pembicara berikutnya Prof. Dr. Hanif Nurcholis, M.Si yang memaparkan tiga akar utama korupsi, yaitu biaya politik yg tinggi, niat dan peluang. Prof Hanif juga menekankan lemahnya desain sistem pemerintahan pusat dan daerah sehingga memperlemah fungsi pengawasan day to day. Akibatnya, korupsi merajalela hingga tingkat desa.

Melengkapi pembahasan diskusi dalam simposium nasional ini, Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.I.P., SH, S.Pd., M.Si, M.H menyampaikan pemikirannya tentang strategi pemberantan korupsi dari hulu hingga hilir secara terintegrasi. Menurutnya, selama ini strategi pemberantasan korupsi hanya berhenti di hilir dalam bentuk berbagai upaya penanganan korupsi. Sementara aspek hulunya belum optimal dikelola seperti edukasi dan kampanye anti korupsi untuk membentuk budaya anti korupsi.

Lebih lanjut, Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.I.P., SH, S.Pd., M.Si, M.H yang juga merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASiAN mengungkapkan berbagai instrumen hukum dan kebijakan publik yang terkait dengan pemberantasan korupsi tidak efektif membuat jera para aktor kebijakan maupun pelaksanaan kebijakan publik.

Kegiatan simposium nasional ini akan dilanjutkan dengan seminar Nasional yang akan diselenggarakan secara daring pada 7 Agustus 2022. Sejumlah makalah dari para dosen dan praktisi akan dipaparkan dalam semnas tersebut (Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara (ASiAN)/Humas UPI)