Hadirkan Praktisi Hingga Pakar Matematika, Mahasiswa Doktoral Pendidikan Matematika UPI Gelar Forum Group Discussion (FGD)

Bandung – FGD adalah suatu teknik yang dimanfaatkan oleh para peneliti guna mengumpulkan suatu kelompok dan membahas suatu topik tertentu yang spesifik. Dalam rangka penyusunan tugas akhirnya, Agus Hendriyanto didampingi ketiga promotornya, yaitu Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed., Dr. Dadang Juandi, M.Si., dan Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M.Kes. menggelar FGD tentang Knowledge of Sets in Curricular Transposition: A Study of Didactical Transposition Phenomena in Indonesia. Tujuan FGD ini adalah untuk mendiskusikan hasil pemaknaan yang telah dilakukan oleh Agus terhadap teori himpunan sebagai scholarly knowledge dan sebagai knowledge to be taught.

Dalam kegiatan tersebut hadir Dr. Sumanang Muhtar, M.Si (UPI) dan Denik Agustito, S.Si., M.Sc. (UST) sebagai ahli matematika; Prof. Dr. Wahyudin., M.Pd. (UPI) dan Al Jupri, M.Sc., Ph.D. (UPI) sebagai ahli pendidikan matematika; Dr. Budi Usodo, M.Pd. (UNS) dan Idris Harta, M.M., Ph.D. (UMS) sebagai ahli pembelajaran matematika; dari kalangan praktisi dihadiri oleh Asep Rahman Sumarna, S.Si., M.M. (Guru Matematika sekaligus Wakasek Bagian Kurikulum SMPN 2 Bandung) dan Budiyanto, M.Pd. selaku ketua MGMP SMP N 2 Bandung; serta hadir pula mahasiswa pascasarjana pendidikan matematika dan tamu undangan dari STAI Al Anwar Rembang Burhanudin Mustofa, M.Pd.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed. menyampaikan bahwa kami selaku promotor mendorong Sdr. Agus untuk melakukan kegiatan FGD ini agar nantinya dalam merancang sebuah desain untuk pembelajaran himpunan dia sudah mengenal himpunan sebagai sebuah episteme atau sebagai sebuah science. Lalu mengapa harus ada FGD? “dalam pandangan filosofi, sebuah pengetahuan terbentuk di dalamnya itu ada suatu proses yang disebut dengan introspective belief di mana seorang peneliti harus membangun keyakinannya melalui proses introspective. Jadi pemikiran yang dibangun secara individual oleh peneliti sebetulnya belum menjamin bahwa itu yang terbaik, karena ada pikiran-pikiran berbeda di berbagai orang di luar peneliti yang mungkin sebenarnya bisa mengisi kekosongan yang ada pada peneliti” ungkap Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed.

Selanjutnya, Dr. Dadang Juandi, M.Si. selaku Ketua Program Studi sekaligus co-promotor menjelaskan bahwa kegiatan ini bukanlah yang pertama kali bagi mahasiswa S3 Pendidikan Matematika UPI, sebelum-sebelumnya juga sudah ada yang melakukan kegiatan FGD serupa. Kami mengharapkan bahwa kegiatan FGD ini dilakukan oleh semua mahasiswa S3 pendidikan matematika agar dapat menghasilkan disertasi yang berkualitas sehingga pembahasan yang dihasilkan dalam disertasi menjadi komprehensif.

Dalam pemaparan yang disampaikan, Agus menjelaskan bahwa kegiatan FGD ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk nantinya menghasilkan sebuah Hypothetic Learning Trajectory (HLT). Dalam penyusunan disertasinya, Agus menggunakan Didactical Design Research (DDR) sebagai metodologinya. “dalam rangka untuk menghasilkan HLT bagi calon guru profesional, ada lima hal yang harus saya kaji terlebih dahulu yaitu analisis sajian materi dalam buku teks matematika sekolah secara praksiologi, analisis fenomena transposisi didaktis mulai dari scholarly knowledge hingga learn knowledge, analisis learning obstacle yang terjadi pada siswa dan mahasiswa, dan analisis fenomena transposisi didaktis yang terjadi di mahasiswa” jelas Agus.

Kegiatan FGD ini merupakan bagian dari kegiatan “analisis fenomena transposisi didaktis mulai dari scholarly knowledge hingga learn knowledge”. Temuan awal dari hasil analisis yang dilakukan oleh Agus menunjukkan ada sembilan jenis permasalahan yang muncul dalam proses adaptasi pengetahuan himpunan dari scholarly knowledge ke knowledge to be taught. Sumber dokumen yang digunakan Agus untuk analisis ini bersumber dari beberapa sumber primer tentang teori himpunan yang ditulis oleh para matematikawan, dokumen kurikulum, dan buku ajar matematika untuk siswa dan guru yang diterbitkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan.

Selanjutnya, dalam proses diskusi semua narasumber memberikan komentar dan tanggapan yang bersifat mengisi, menambah, maupun merevisi hasil pemikiran yang dibangun oleh peneliti. Beberapa saran yang disampaikan misalnya, yaitu “dalam menjelaskan definisi terkait dengan materi himpunan perlu mempertimbangkan aspek psikologis yang dialami oleh siswa” jelas Dr. Jarnawi; Kemudian salah satu praktisi menyampaikan bahwa ada penyederhanaan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan agar siswa dapat memahami apa yang disampaikan. Namun, Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed. pun memberikan pandangannya bahwa meskipun melalukan penyederhanaan dalam menyampaikan sebuah konsep hal yang perlu digaris bawahi adalah jangan sampai penyederhanaan tersebut melenceng terlalu jauh dari scholary knowledge yang telah disepakati matematikawan. Terakhir, kegiatan diakhiri dengan sesi dokumentasi dan ramah tamah.

(Penulis: Rahmat Kusharyadi)