Khaerudin Kurniawan Raih Gelar Doktor Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia

Bandung, UPI

Berdasarkan analisis hasil wawancara dan analisis hasil angket, ditemukan sejumlah mahasiswa yang kurang menyukai aktivitas menulis ilmiah khususnya menulis buku teks. Hal ini disebabkan oleh kurangnya intensitas literasi bahasa mahasiswa. Oleh karena itu diperlukan adanya desain model Pembelajaran Komunitas Sosial berbasis literasi bahasa dalam pembelajaran menulis akademik (buku teks). Hal  tersebut menjadi kebutuhan kalangan akademisi akan literasi baca-tulis, karena proses pembelajaran belum selaras dengan kompetensi belajar, yaitu kemampuan untuk berkolaborasi dan berkomunikasi. Saat ini, pembelajaran menulis akademik masih bersifat Teacher Oriented.

Demikian ungkap Dr. Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd., usai berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Komunitas Sosial Berbasis Literasi Bahasa Dalam Pembelajaran Menulis Buku Teks dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (31/12/2018).

Lebih lanjut dijelaskan,”Untuk mengetahui hal tersebut, dilakukan beberapa tes untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam menulis buku teks dan dilakukan setiap desain makro. Adapun desain yang dimaksud adalah Desain Makro 1, yaitu proses menulis masih pada tahap merancang draft buku. Desain Makro 2, yaitu penulis buku teks terfokus pada kegiatan menulis 1 bab oleh setiap individu. Desain Makro 3, yaitu Proses menulis buku teks secara utuh sesuai dengan pemetaan silabus dan kurikulum yang telah dilakukan sebelumnya.”

Pedoman penulisan buku teks menggunakan model pembelajaran komunitas sosial berbasis literasi bahasa, lanjutnya, memberikan panduan bagi para penulis, penelaah, penerbit, dan juga pengguna buku teks dalam penulisan buku teks pelajaran di sekolah yang memenuhi standar kualitas. Dan, pengetahuan baru kepada penulis tentang penyusunan buku teks menggunakan model pembelajaran komunitas sosial.

“Penulisan disusun dengan merujuk pada luaran penelitian model pembelajaran komunitas sosial berbasis literasi bahasa. Disinergikan dengan Pedoman Pengembangan Buku Pelajaran Depdiknas, Panduan Hibah Buku Teks Perguruan Tinggi, dan sejumlah sumber lain yang berkenaan dengan penyusunan buku teks,” tegasnya.

Buku teks dirancang berlandaskan sejumlah prinsip, ungkapnya lagi, prinsip tersebut adalah prinsip akar rumput, prinsip kejelasan tujuan/kebermaknaan, prinsip ketaatasasan keilmuan, prinsip diferensiasi, prinsip keotentikan, prinsip standardisasi, prinsip perbaikan berkelanjutan, dan prinsip keseimbangan teori dan praktik, serta prinsip komunikatif.

Dijelaskannya,”Sintaks penyusunan buku teks melalui beberapa tahapan, yaitu telaah kurikulum, penyusunan silabus yang terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber bahan. Sementara itu untuk pengorganisasian buku yaitu merancang draft/anatomi buku, menyusun 1 contoh bab buku teks, dan menyusun buku teks utuh (satu semester pelajaran).”

Dalam prosen pemilihan materi, materi standar sesuai dengan kurikulum, materi ditinjau dari segi tujuan pendidikan, dari segi keilmuan, relevansinya dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Sementara itu, penyajian materi bertujuan pembelajaran, penahapan pembelajaran, menarik minat dan perhatian peserta didik, kemudahan dipahami, keaktifan peserta didik, hubungan materi pelajaran, bahan, norma, sistem evaluasi (soal dan latihan). Berikutnya adalah penggunaan bahasa dan keterbacaan serta sistem evaluasi (soal dan latihan).

Dikatakannya,”Model pembelajaran komunitas sosial berbasis literasi bahasa ini cocok diterapkan dalam pembelajaran menulis buku teks. Pedoman penulisan dapat memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan ide, gagasan, dan kreasinya dalam menulis. Proses penulisan secara kolaboratif, tanggung jawab sosial, kerja sama antarteman dapat diterapkan pada jenis tulisan nonilmiah dengan modifikasi seperlunya.” (dodiangga)