Mahasiswa KKN UPI Kenalkan Rumah Pangsit, Hajar, dan Hayu Urang Segar pada Karang Taruna Desa Gudangkahuripan

Desa Gudangkahuripan, UPI

Rumah Pangsit atau Pengajaran Sareng IT, Hajar atau Hayu di Ajar, dan Hayu Urang Segar merupakan 3 program kerja dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Pada tahun 2023, UPI kembali menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema yang lebih fresh dan relevan dengan isu terhangat saat ini yaitu “Membangun Eksistensi Desa Berbasis SDGs”. Program KKN ini dilaksanakan di 22 kabupaten dan kota salah satunya di Kabupaten Bandung Barat, Kecamatan Lembang, Desa Gudangkahuripan.

Desa Gudangkahuripan terdiri dari 15 RW dengan jumlah penduduk sekitar 14 ribu jiwa dengan 5 ribu kepala keluarga. Sangat disayangkan, dengan potensi jumlah warga yang melimpah tersebut, jumlah pemuda/pemudi yang aktif di Karang Taruna masih sedikit, hal ini disebabkan minimnya kegiatan yang diselenggarakan.

Permasalahan tersebut ternyata terjadi hampir di seluruh RW, salah satunya RW 15. Dudi selaku Ketua RW 15 mengatakan,”Pengurus Karang Taruna di RW 15 biasanya hanya aktif ketika momen Agustusan saja, selebihnya masih kurang aktif atau bahkan pasif.”

Untuk merespon permasalahan tersebut, mahasiswa KKN UPI menawarkan 3 program kerja yang bersifat rutin dan berkelanjutan agar dapat dijadikan alternatif program Karang Taruna di Desa Gudangkahuripan. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk diaplikasikan di lokasi yang lain.

Adapun program yang dimaksud yaitu,

  1. Program Rumah Pangsit (Pengajaran Sareng IT)

Di era revolusi 5.0 yang menuntut digitalisasi pada banyak aspek kehidupan tersebut, pengetahuan dan keterampilan teknologi dan informasi harus sudah dikenalkan sejak dini. Tujuannya agar literasi digital tidak hanya untuk mencegah dampak negatif media digital terhadap penggunanya saja, melainkan bisa juga untuk menumbuhkan sikap kritis, kemampuan berekspresi dan berpartisipasi dalam diri anak dalam penggunaan media digital.

Program Rumah Pangsit atau Pengajaran sareng IT ini, kami susun berdasarkan perkembangan kurikulum IT untuk anak dan tugas-tugas sekolah yang berbasis IT.

Kami usulkan program ini untuk dilakukan berkala tiap 2 minggu dengan 2 paket berbeda. Paket 1, diperuntukan bagi yang sama sekali yang belum mengenal dan menggunakan PC atau laptop. Materinya berisi  pengenalan perangkat keras dan fungsinya. 

Sementara itu,  paket 2 diberikan pada mereka yang pernah menggunakan PC dan laptop. Materinya berisi program-program dasar yang diperlukan untuk pengetjaan tugas sekolah. ”Setiap paket dilengkapi modul yang disusun step by step dan menyeluruh agar anak-anak memahami dan terampil di setiap tuntas materi yang diberikan,” ujar Ghevira dan tim.

Sebagai salah satu usaha untuk mensosialisasikan ini ke pemuda Karang Taruna, kami implemtasikan cara pembelajaran kedua paket ini kepada anak-anak di Desa Gudangkahuripan. Program ini diikuti oleh 24 anak yang terdiri dari siswa TK hingga kelas 6 SD.

Setelah penyelenggaraan dua pertemuan pangsit tersebut, ke-24 anak yang mengikuti kegiatan Rumah Pangsit sudah mengetahui dan bisa menggunakan perangkat laptop, perangkat keras meliputi monitor, mouse, dan keyboard, serta sudah familiar dan dapat menggunakan perangkat lunak Paint dan Microsoft Word.

Pelaksanaan program ini sangat didukung oleh masyarakat sekitar dan perangkat desa. Salah satu testimoni dari Pak Dudi selaku Ketua RW 15, dikatakannya bahwa Rumah Pangsit adalah program yang menyenangkan, bermanfaat, memiliki dampak, dan tepat sasaran.

  • Program Hajar (Hayu di Ajar)

Kesulitan medapat sumber belajar, pembahasan soal-soal, khususnya mata pelajaran matematika, IPA dan bahasa Inggris adalah keluhan utama para orang tua di desa Kahuripan. Untuk itu, Adhe Giovanna membuat program kerja HAJAR atau Hayu di Ajar yang yang membuat paket pengenalan dan memaksimalkan penggunaan aplikasi sumber belajar seperti ruang guru, Zenius, Brainy, dan lain-lain.

Sementara itu, Muhammad Faiz memperkenalkan cara belajar yang berfokus pada meningkatkan motivasi belajar dan kreativitas anak dengan metoda bermain, seni dan cerita.

Program HAJAR (Hayu di Ajar) disosialisasikan pada Karang Taruna dengan 2 kali implemtasi, yang dilaksanakan di Masjid Al-Ahqof, RW 15, Desa Gudangkahuripan.

Program kedua ini mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Desa Gudangkahuripan. Mereka menyambut dengan antusias dan turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa. ”Kerjasama yang kuat ini, membuktikan pentingnya masyarakat dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Alhamdulillah anak-anak lebih semangat dan lebih besar keinginan dalam belajar, sehingga anak-anak tidak sabar untuk menunggu pertemuan selanjutnya,” ujar salah satu orang tua anak RW 15.  

Hasil yang paling memuaskan dari program ini adalah peningkatan semangat belajar dan percaya diri anak-anak di Desa Gudangkahuripan. Melalui pendekatan yang kreatif dan interaktif, mereka merasa lebih termotivasi untuk hadir di sekolah dan mengembangkan minat terhadap pelajaran. Selain itu, mereka juga merasa lebih percaya diri dalam berbicara di depan umum dan mengekspresikan ide-ide mereka.

  • Program  Hayu Urang Segar

Aljaswan, Pelatih FORKI Kabupaten Dharmayasha mengatakan bahwa olahraga adalah hal penting bagi kesehatan tubuh manusia. Tetapi tak jarang olahraga yang salah, membawa bahaya bagi kondisi kesehatan bahkan kematian. Faktor usia sangat berpengaruh dalam berolahraga, hal ini disebabkan karena usia sangat mempengaruhi fisik dan kesehatan siapa saja.

Agar olahraga tidak menjadi bahaya bagi kesehatan, kita perlu memilih jenis olahraga yang sesuai usia kita. Oleh karena itu, kami mengusulkan program Hayu urang segar atau Senam Bugar bersama masyarakat sekitar, terutama diwilayah RW 15.

Program ini dibagi atas 3 paket senam, yaitu senam untuk usia dini, remaja dan lansia. Masing-masing paket senam dirancang oleh Sri, Alifah dan Rifki.  

Untuk mensosialsasikan program ini, kami implemetasikan 3 paket senam ini kepada masyarakat dalam 3 kali pertemuan. Gerakan senam dirancang dengan gerakan mudah untuk diterapkan dan diingat, juga menambahkan sisi fun games yang dapat meningkatkan interpersonal skill.

Kegiatan ini mendapatkan dukungan dan respon yang baik dari warga RW 15 atas program kerja yang kami buat. “Kegiatannya seru, bisa bikin happy, senang kalau ada kegiatan-kegiatan kayak gini, intinya semangat weh pasti itu mah,” ujar salah satu warga RW 15. 

“Syukur alhamdulilah, dengan adanya program seperti ini, bagus sekali dapat mengarahkan ibu-ibu untuk tetap berolahraga. Senam juga bukan berarti untuk berolahraga saja, namun semacam hiburan untuk menghilangkan stres, karena dengan adanya games ini bisa membuat tertawa, sehingga mahasiswa KKN dapat memberikan dampak yang luar biasa,” ujar Ketua RW 15 Desa Gudangkahuripan.

Sementara itu, Kepala Desa Gudangkahuripan menyambut baik ke-3 program ini yang disosialisasikan kepada Karang Taruna untuk dapat dilanjutkan ke depannya. Oleh karena itu, kami merekomendasikan ke-3 program ini menjadi Proker KKN dengan durasi 3 bulan. Program ini, nantinya bisa menjadi alternatif untuk program rutin Karang Taruna,  karena sudah teruji kebermanfaatannya bagi masyarakat. (edit/dodiangga)