Prodi Arsitektur FPTK UPI Gelar International Symposium and Workshop on Sustainable Buildings, Cities, and Communities 2024

Bandung, UPI

Ini adalah international symposium tentang pembangunan bangunan, kota dan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dengan menghadirkan orang-orang dari multidsiplin ilmu, termasuk di dalamnya para akademisi, industri dan pemerintahan.

Mereka yang hadir diajak untuk untuk berbagi ide, penelitian, dan studi tentang bagaimana memitigasi perubahan iklim global dan lokal, serta melakukan perbaikan lingkungan binaan untuk membatasi konsumsi energi, emisi gas rumah kaca, limbah, dan sumber daya alam, karena kita termasuk 10% emiter karbon di dunia. Kita memiliki determines commitment atau komitmen yang tegas untuk mengurangi emisi gas karbon sekitar 30%.

Penjelasan tersebut disampaikan Dr. Eng. Beta Paramita, M.T., Dosen di Prodi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yang juga menjadi salah satu Kepala Pusat di Direktorat Inovasi dan Pusat Unggulan Universitas ( DIPUU) UPI di sela-sela kegiatan International Symposium and Workshop on Sustainable Buildings, Cities, and Communities (SBCC) 2024. Kegiatan berlangsung di Jasmine Junior Ballroom Pullman Bandung Grand Central Jl. Diponegoro no. 27, Kota Bandung, Selasa hingga Rabu (27-28/2/2024).

Dijelaskan lebih lanjut bahwa SBCC 2024 juga merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dari Program Studi Arsitektur Program Studi Arsitektur UPI untuk berkolaborasi dan menginisiasi langkah-langkah dalam menciptakan lingkungan yang rendah karbon, tangguh, dan layak huni.

“Simposium ini juga merupakan sebuah kegiatan semi launching produk kerja sama antara akademisi dengan industri, karena kami memiliki concern sebuah bangunan itu bisa memberikan kontribusi untuk low carbon materials,” ungkapnya.

Artinya, lanjutnya, jika material-material kami dipergunakan untuk bangunan-bangunan di Indonesia, diharapkan menjadi salah satu alternatif untuk mereduksi karbon, dan untuk diketahui bangunan dengan mayoritas bangunan perumahan merupakan 80% kontributor emisi CO2.

Salah satu rumah dari beberapa rumah yang sedang dibangun dengan konsep low cost housing, atau rumah yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, merupakan tindakan nyata dan konkrit dari aktifitas kami.

Dikatakan Dr. Eng. Beta Paramita,”Kita mengusulkan kepada pemerintah bahwa konsep low cost housing dengan budget 3 juta rupiah per meter, bisa bersaing dengan rumah-rumah normal yang dibangun dengan batu bata. Rumah ini diyakini tahan gempa, tahan panas dan hemat energi, serta kedap suara karena bahannya dan terbuat dari low carbon materials.”

Acara ini diselenggarakan oleh Program Studi Arsitektur UPI, didukung oleh BeCool Indonesia dan PT Tatalogam Group. Dengan menggandeng berbagai organisasi, universitas, perusahaan, lembaga pemerintah, dan arsitek ternama, SBCC 2024 berharap dapat bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan untuk semua. (dodiangga/foto:riza)