Prof. Furqon Meraih Suara Tertinggi Pemilihan Calon Rektor UPI

FurqonBandung, UPI

Gedung University Center Universitas Pendidikan Indonesia sejak Rabu (6/5/2015) pagi dipenuhi pengunjung yang antusia menyaksikan rangkaian acara pemilihan calon Rektor UPI masa bakti 2015-2020. Sidang pemilihan calon rektor ini dilakukan tertutup, hanya tamu yang diundang dan anggota Senat Akademik UPI yang dapat menghadiri acara. Namun, pengunjung yang ingin melihat proses pemilihan calon rector di lantai III bisa menyaksikannya di lobi lantai I melalui streaming Youtube.

Prof. Furqon, Ph.D. yang merupakan salah seorang bakal calon rektor menyampaikan presentasi nomor urut terakhir dalam persidangan. Guru besar lulusan University of Pittsburgh Amerika Serikat ini menyampaikan visi dan misi di depan Senat Akademik dengan penuh keyakinan. Hasilnya pun menunjukkan, ia meraih suara tertinggi 31 suara dari 48 anggota SA UPI yang memilih.Furqon

Dalam persidangan kali ini, Furqon memaparkan kembali secara spesifik terkait kertas kerja yang disusun sebelumnya. Ia menjelaskan, ada dua budaya yang perlu dikembangkan di UPI. Pertama, budaya akademik, yaitu menciptakan kembali jati diri UPI. Kedua, budaya korporasi, yaitu perlu didukung oleh nilai ilmiah, edukatif, dan religious. Untuk mewujudkan hal tersebut, warga UPI secara bersama-sama menerapkan silih asih yang mewarnai silih asah dan silih asuh.

“Budaya ini penting guna mempersiapkan diri menyambut APEC dan MEA dalam rangka pertukaran sumber daya dan tenaga kerja. Persiapan ini membutuhkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), sehingga UPI sebagai trendsetter di tanah air,” ujar Furqon.PILREK 4

Yang menjadi masalah krusial, katanya, adalah jumlah sumber daya manusia yang produktif sebagai peluang yang menjadi gagasan. Maka demografi menjadi salah satu faktor yang meningkatkan dan mondorong Indonesia menjadi negara ekonomi terkuat, khususnya dalam bidang tenaga pendidik.

“Selain itu, kebutuhan guru yang bermutu turut diperhatikan dalam rangka memperkokoh tatanan best practicis model pendidikan, serta turut berkontribusi dalam pengembangan pengabdian pada masyarakat. Partisipasi ini merupakan partisipasi silih tulungan sehingga dapat sinergi membangun dalam kebersamaan,” ujar Prof Furqon. (Irpanus Rachman Pandjaitan, Muhammad Ali Assajjad Filail, Dessy Nurachim, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)