Prof. Syihabuddin: Bagaimana Menjadi Guru Ideal?

Bandung, UPI

Bagaimana menjadi guru ideal?

Untuk menjadi ideal, seorang guru harus memiliki profil sebagai guru efektif, guru terpelajar, guru terpelajar dalam pembelajaran, serta guru perekayasa dan peneliti pendidikan.

Tapi bagi saya, yang paling penting guru itu memiliki kehendak untuk menjadi guru ideal, dan memiliki komitmen untuk terus belajar dan berpikir, serta yang paling penting lagi adalah mendoakan. Mendoakan para siswanya agar beroleh ilmu yang bermanfaat. Tuhanlah yang memegang mereka, begitu memegang ubun-ubunnya, kita tidak berdaya untuk mengembangkan dengan sebaik-baiknya kecuali atas pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pernyataan tersebut disampaikan Prof. Dr. Syihabuddin, M.Pd., dalam paparan materinya tentang Peningkatan Kualitas Guru dalam Perspektif Mikro-Konseptual, dalam kegiatan Seminar dan Grand Expo 1.0 Projek Kepemimpinan Mahasiswa PPG Prajabatan Tahun Akademik 2022/2023, di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Selasa (11/07/2023).

Lebih lanjut, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tersebut mengungkapkan,“Guru adalah seseorang yang mampu mengajarkan apa yang terpikir. Guru mengajar menggunakan teori dan cara yang direkognisi. Guru mengevaluasi penampilan sendiri lalu melakukan perbaikan. Guru terpelajar dalam pembelajaran melakukan percobaan di kelas dan membagikan hasilnya. Guru perekayasa dan peneliti pendidikan adalah seorang guru yang melakukan riset dan mempublikasikan hasilnya.”

Yang paling penting, ungkap Penanggung Jawab Expo Proyek Kepemimpinan PPG Prajabatan Universitas Pendidikan Indonesia, guru itu harus menjadi pembelajar sepanjang hayat. Caranya, ada beberapa strategi yang bisa diikuti, dimulai dari gagasan yang ideal dulu, bahwa setiap guru yang profesional harus memiliki keinginan untuk menjadi guru ideal.

Dikatakan Prof. Syihabuddin,”Guru ideal itu profilnya seperti yang tadi disampaikan. Lebih dari itu. Seorang guru adalah orang-orang yang bisa mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila, orang yang memiliki komitmen. Guru yang menjadi pemimpin, kemudian tentu saja yang kompeten, serta memiliki sejumlah kemampuan, mulai dari knowledge, skill, dan attitude yang harus dikuasai.”

Untuk menjadi guru ideal, di samping kehendak tadi, bebernya lagi, dia juga harus memiliki  kemampuan untuk terus-menerus berpikir, mengaitkan antara pengalaman dia dengan pengalaman orang lain, termasuk dengan pengalaman siswa. Siswa merupakan sumber belajar yang sangat baik, seringkali kita berpikirnya sudah stabil, tapi ternyata ketika ada pertanyaan atau gagasan dari siswa tiba-tiba kita tersentak, kita tidak bisa menjawabnya.

“Disitulah kita sebenarnya belajar dari mereka. Belajar dari realitas. “Buku” realitas itu lebih keren, lebih benar, buku realitas lebih benar daripada buku yang ditulis oleh seorang ahli. Kenapa buku realitas lebih benar, karena ini lebih jujur, tidak ada manipulasi data. Jadi, guru yang ideal itu, banyak-banyaklah berpikir, banyak mengamati,” tegas Prof. Syihabuddin.

Guru harus banyak bertanya, banyak refleksi, ya refleksi, tegasnya lagi. Tuhan juga mengajarkan umatnya untuk terus-menerus bertanya. Bertanya apakah siswa kita sudah mengerti, kemudian bagaimana mereka berteman, bertanya bagaimana keluarganya. intinya adalah bertanya, bertanya, dan bertanya, dari situ diharapkan kita bisa lebih memahami.

Diungkapkan Prof. Syihabuddin,”Kalau dilihat dari sisi regulasi, PPG itu kan pendidikan profesional yang harus diikuti oleh setiap orang yang mau menjadi guru yang diakui oleh pemerintah. Jadi, semuanya harus mengikuti Pendidikan Profesi Guru dan harus lulus. Setelah lulus, bukan berhenti di situ, tapi harus ada continuous professional development. Terus menerus guru itu ditingkatkan dengan langkah-langkah yang menjadikannya sebagai guru ideal. Guru profesional yang lulus dari pendidikan profesi itu hanya sebagian kecil saja, hanya satu poin saja untuk proses berikutnya.” (dodiangga)