Rektor UPI Prof. Solehuddin, Ajak Lulusan UPI Bangun Kolaborasi Lintas Disiplin

Bandung, UPI

Di dalam perkembangan teknologi, di era Industri 4.0, tidaklah cukup hanya dengan menguatkan spesialisasi akademik, tetapi perlu membangun kolaborasi lintas-disiplin agar mampu mengantisipasi perubahan, termasuk disrupsi pasar kerja akibat proses digitalisasi di berbagai bidang kehidupan.

UPI perlu memberikan ruang untuk tumbuhnya adaptabilitas, fleksibilitas, diversifikasi dan diferensiasi sejalan dengan teknologi yang terus berkembang dalam interval waktu yang semakin pendek.

“Guru harus menekankan pada pentingnya pengembangan cara berpikir transdisipliner seperti kreativitas, pemecahan masalah, dan adaptabilitas. Sejalan dengan itu, guru harus mengatasi beberapa implikasi etika dan sosial agar dapat membimbing siswa memahami penggunaan teknologi secara etis, privasi data, komunikasi digital, serta dampak potensial otomatisasi di berbagai bidang. Para guru memainkan peran penting membentuk perilaku digital yang bertanggung jawab dan etis di kalangan siswa,” ungkap Rektor UPI Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A.

Pernyataan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., tersebut disampaikan kepada 2.157 lulusan yang mengikuti prosesi Wisuda Gelombang II Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Tahun 2023 Program Diploma, Sarjana, Magister dan Doktor, pada Rabu (21/6/2023) di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung.

Menurut pemikiran Rektor UPI Prof. Solehuddin mengenai Tantangan Pendidikan Guru dalam Era Perubahan Cepat, terungkap bahwa untuk menghadapi yang tantangan cukup besar di era Industri 4.0 yang ditandai dengan perubahan eksponensial, UPI harus tetap berada di garis depan dalam perkembangan teknologi, tidak cukup hanya dengan menguatkan spesialisasi akademik saja.

Ditegaskannya,”UPI perlu menawarkan berbagai program ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika (STEAM), dan melalui pendekatan antar dan lintas-disiplin, UPI perlu melakukan integrasi teknologi terkini dan ter-update untuk melahirkan applied competencies para lulusannya.”

Perubahan eksponensial yang terlahir di era perubahan cepat ini menghadirkan beberapa tantangan penting bagi pendidikan guru, ungkap Rektor UPI. Diungkapkannya,”Tantangannya adalah bagaimana para guru mengembangkan literasi teknologi, memupuk keterampilan dan kefasihan digital, adaptasi kurikulum, pengembangan profesional berkelanjutan, mengatasi pertimbangan etika dan sosial, serta mempromosikan keadilan dan aksesibilitas.”

Di samping itu, selain mengatasi berbagai tantangan tersebut, para pendidik harus mampu mempersiapkan diri bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pembelajar yang memiliki pengetahuan dan kecakapan keterampilan terkini dalam lanskap digital yang terus berubah dengan cepat. Para pendidik harus siap untuk merancang dan menerapkan praktik pembelajaran yang inovatif dalam rangka mempersiapkan para siswa menghadapi tuntutan era digitalisasi yang masif.

Dengan berkembangnya teknologi digital yang sangat masif, seperti kecerdasan buatan, otomatisasi, robotika, dan analisis big data, UPI dituntut untuk melahirkan guru dan tenaga kependidikan yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.

Ditegaskannya kembali,”UPI harus melahirkan para pendidik yang memiliki pemahaman dan keahlian yang mendalam di bidang tersebut agar mampu menghadirkan pendidikan yang efektif, relevan dan terkini, serta potensi aplikasinya di dalam proses pembelajaran. Guru perlu memiliki literasi dan kefasihan digital, agar mahir dalam melakukan integrasi teknologi ke dalam konten dan proses pedagogis. Guru harus mahir dalam penggunaan perangkat lunak pendidikan, platform pembelajaran online, kecerdasan buatan yang semakin canggih, serta perangkat digital lainnya untuk meningkatkan keterlibatan siswa, kolaborasi, dan kemampuan berpikir kritis, keatif dan inovatif.”

Era digitalisasi yang ditandai dengan perubahan cepat ini membutuhkan adaptasi kurikulum secara terus-menerus agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan yang berubah di dunia kerja. Guru harus meremajakan pengetahuan, konten dan strategi pembelajaran serta mengadaptasikannya dengan disiplin baru yang muncul, seperti: data science, coding system, cyber security, serta learning platform terbaru sesuai dengan teknologi yang terus  berubah.

“Diperlukan pembinaan profesional berkelanjutan bagi para pendidik. Mereka perlu akses ke program pelatihan, lokakarya, dan sumberdaya yang relevan untuk meningkatkan pemahaman tentang teknologi baru yang terus bermunculan dalam praktik pedagogis di era Revolusi Industri 4.0. Kolaborasi antara pendidik dengan peneliti, eksekutor dan profesional industri sangatlah penting agar tercipta suasana sharing the best practices di antara mereka,” pinta Rektor.

Guru harus mengatasi kesenjangan digital, untuk menjembataninya, berikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk mengembangkan digital skills yang diperlukan. (dodiangga/foto:riza;jatmika)