Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sarana Prasarana dan Sumber Daya Manusia UPI, Kenalkan Pengelolaan SDM Berbasis IKU dan WCU pada Pejabat Baru

Bandung, UPI

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sarana Prasarana dan Sumber Daya Manusia Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A., menegaskan bahwa yang memang harus menjadi prioritas dan perhatian dari para Ketua Program Studi adalah mengawal Sumber Daya Manusia yang dimilikinya masing-masing. Alasannya, agar selalu sejalan dan sinkron di dalam menopang terhadap diraihnya predikat World Class University (WCU) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan, karna pada dasarnya IKU dan WCU itu mesin penggeraknya ada di Prodi.

Pernyataan Prof. Adang tersebut disampaikan usai memberikan paparannya dalam kegiatan Pembekalan Pejabat di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Senin-Selasa (31/7 – 1/8/2023), di Auditorium Gd. FPEB Lt. 6 Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (31/7/2023).

Dijelaskan Prof Adang lebih lanjut, katakanlah IKU itu ada 3 besarannya, walaupun dari Kementerian itu ada 8. Ke-3 hal tersebut yang pertama adalah para lulusan, yang berarti mahasiswa yang mendapatkan pekerjaan, yang mendapatkan pengalaman. Kedua adalah Program Studinya harus bagus, dan yang ketiga adalah dosennya.

“Ke-3 komponen itu ada di Prodi dan Prodi harus paham tentang itu untuk melakukan pemetaan, menetapkan target, dan memonitor, sehingga indikator- indikator yang mengarah kepada IKU maupun WCU itu terkendali dan bahkan kalau itupun belum tercapai, nanti bisa merefleksi diri dan melihat masalahnya, lalu nanti memiliki kesimpulan, apakah ada yang bisa didorong atau tidak dan sebagainya. Hingga akhirnya, target utuh Prodi itu bisa terpikir atau terbayangkan,” bebernya.

Dan sudah hampir bisa saya pastikan, ujarnya lagi, kalau setiap Prodi bisa seperti itu, katakanlah ada 100 Prodi dan semuanya bagus, dampak positifnya akan dirasakan universitas. Itu lah yang menjadi perhatian Pimpinan Universitas untuk mendorong dan menekankan pada para Kaprodi. Mereka harus paham betul terkait dengan pernyataan kontrak kinerja dengan Rektor, karna pada dasarnya itu merupakan refleksi kristialisasi dari IKU dan WCU.

Dikatakan Prof. Adang,”Jadi strateginya adalah mengawal dulu, karena dari situ terpetakan potensi dosen maupun tendik. Kalau sudah terpetakan, berarti pemberian treatmentnya harus bagaimana. Untuk treatment itu, pertama harus sesuai dengan regulasi yang berlaku. Kedua, target yang ingin diraih. Berikutnya, spesifikasi terkait dengan substansi keilmuannya dan sebagainya.”

Mau tidak mau, bidang keilmuan itu harus dikuasai oleh Prodi. Walaupun itu sifatnya administratif, tetapi pada akhirnya merujuk pada bidang keilmuannya. Adapun strateginya adalah berkolaborasi dengan seluruh anggota Prodi, baik dosen maupun tendik. Sampaikan pemahaman terhadap keilmuan, lakukan pembagian tugas bidang keilmuan kepada dosen, dan lakukan pemetaan kebutuhan. Hal tersebut merupakan bagian-bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam strategi meraih target-target Prodi.

“Kalau pada dasarnya para Pimpinan di Fakultas dan Prodi ingin mengembangkan dan memajukan UPI, saya yakin itu bisa dilakukan. Utamanya adalah komitmen bahwa dirinya ingin memajukan UPI, ingin UPI lebih maju,” tegasnya.

Kalau sebetulnya tidak bisa, lanjutnya, itu bisa difasilitasi oleh SDM, oleh UPI. Kalau tidak bisa, belum tahu, itu bisa difasilitasi oleh UPI juga. Tapi, kalau masalahnya komitmen, itu berarti masalahnya ada di dalam dirinya, itu susah diperbaikinya.

Dikatakannya,”Jadi saya merasa yakin akan bisa diraih apabila komitmen dari masing-masing Kaprodi, kuat dan tinggi. Bisa jadi mereka belum tahu regulasinya, belum tahu peta konsep pengembangan dosen, itu bisa diberitahu dan bisa di diskusikan.”

Maksud saya, lanjutnya, kalau masalah kognisi masih bisa diperbaiki. Tapi, kalau minat dan komitmen, itu yang susah. Oleh karna itu, pemilihan Kaprodi kemarin yang sudah dilakukan Rektor itu, betul-betul memperhatikan komitmen dan tanggung jawab dari para pimpinan. (dodiangga)