Rektor UPI Resmikan UPI Bookstore

Bandung, UPI

Bookstore atau toko buku di sebuah universitas merupakan sebuah etalase bagi universitas tersebut. Biasanya, seseorang yang berkunjung ke suatu universitas baik di dalam maupun luar negeri pasti akan mencari bookstore-nya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan ataupun untuk mengetahui karya-karya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, keberadaan bookstore sangat penting. Untuk itu, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui UPT Penerbitan dan Percetakan (UPI PRESS) di bawah koordinasi Wakil Rektor Bidang Riset, Usaha dan Kerja sama, menyediakan dan meresmikan UPI Bookstore atau Toko Buku UPI di Kantor UPT Penerbitan dan Percetakan (UPI PRESS) Gedung Center of Excellence (COE) lantai 4, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (30/10/2023).

Hadir pada kesempatan tersebut, sejumlah pimpinan universitas seperti Rektor, para Wakil Rektor, para Dekan, para Direktur, Biro Sumber Daya Manusia, para Kepala UPT, dan lain sebagainya. Rektor UPI Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., menegaskan bahwa keberadaan bookstore sangat urgent. Dikatakannya,”Fungsi yang pertama adalah untuk memfasilitasi para dosen dan seluruh sivitas  akademika UPI, serta masyarakat umum dalam hal publikasi karya-karya mereka. Ini merupakan salah satu fasilitas yang harus dimanfaatkan oleh mereka.”

Tentu saja, lanjut Rektor, sebagai UPT Penerbitan dan Percetakan, harus betul-betul memfasilitasi para dosen dan mahasiswa, juga para researcher untuk memudahkan, jangan sampai mereka itu kesulitan untuk melakukan tugas. Jadi harus betul-betul terfasilitasi, bahkan mungkin harus mendapatkan sesuatu, karena yang namanya nulis itu berat. Pekerjaan menulis itu memiliki tingkatan kerja yang paling tinggi, ini merupakan sesuatu yang tidak semua orang bisa dan mampu melakukannya. Oleh karena itu, dengan hadirnya UPT Penerbitan dan Percetakan, mudah-mudahan bisa memfasilitasi mereka-mereka para penulis, dosen, peneliti untuk betul-betul bisa mem-publish karya-karyanya.

“Berikutnya, bukan hanya itu saja, tapi diharapkan ini juga menjadi etalase universitas. Itu yang namanya bookstore, merupakan salah satu hal yang dicari kalau pergi ke manapun. Pasti mencari bookstore untuk mendapatkan dan untuk mengetahui karya-karya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut,” ungkap Prof. Solehuddin.

Selanjutnya, ungkapnya lagi, juga diharapkan bisa menjadi Income Generating Unit (IGU) lembaga bagi universitas dan suatu saat kalau semua itu, produk-produk seperti ini betul-betul bisa meningkatkan kualitas dan kesejahteraan. Kualitas itu tidak pernah lepas dari dukungan anggaran, kalau kita bisa secara produktif menghasilkan IGU dari setiap unit, pada saatnya akan ber-impact terhadap kualitas dan sekaligus juga terhadap kesejahteraan dosen dan karyawan.

Prof. Solehuddin kembali menegaskan,”Ada value jika membeli produk-produk di bookstore, kalau di bookstore itu produk-produknya berkualitas. Jadi kalau saya belanja di bookstore, buku-buku atau produk-produk lainnya itu ada identitasnya. Jadi yang mahal itu identitasnya, di samping berkualitas juga ada identity yang bisa kita banggakan dari produk universitas tersebut. Kalau berbelanja di pasar itu siapapun bisa, tetapi tidak menjadi identity, nah itu lah yang mahal.”

Sebagai pimpinan, lanjutnya, tentu harus mendukung pengembangannya dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dan yang dibutuhkan. Namun, pada akhirnya tidak cukup dengan itu, tapi bagaimana juga UPT Penerbitan dan Percetakan ini secara serius, secara istiqomah, bekerja sama, jangan sampai ada yang satu bekerja yang lain tidak. Kalau ingin lebih dari itu, semuanya harus bekerja extraordinary, sehingga hasilnya juga luar biasa. Hal yang membahagiakan juga, di UPT Penerbitan dan Percetakan tidak hanya melibatkan para karyawan UPI saja, namun sudah mulai melibatkan para mahasiswa untuk magang, itu yang luar biasa. Pekerjaan ini sangat bermanfaat, karena bukan hanya belajar menghasilkan uang, tapi belajar bagaimana melayani orang, dan menghargai orang. Belajar bagaimana bekerja dalam dunia yang sesungguhnya, sehingga mereka riil punya laboratorium kehidupan yang sesungguhnya untuk mengembangkan karakter-karakter yang diperlukan dalam kehidupan.  (dodiangga/foto:arum)