Wakil Rektor Bidang Riset, Usaha dan Kerja Sama UPI Gelar Workshop Membangun Reputasi Akademik Dunia Melalui Impacfful Research

Bandung, UPI

Seperti kita ketahui, impactful research dan reputable publication erat terkait dan saling mendukung dalam membangun reputasi universitas. Publikasi di jurnal-jurnal internasional bereputasi merupakan indikator kualitas penelitian.

Banyak lembaga pemeringkatan perguruan tinggi menggunakan kriteria publikasi dan dampaknya sebagai faktor penentu peringkat. Oleh karena itu, publikasi yang berdampak tinggi dapat memberikan kontribusi positif pada peringkat universitas.

Secara keseluruhan, impactful research memberikan kontribusi nyata terhadap reputasi akademik dunia karena menciptakan nilai tambah dalam bidang ilmiah, ekonomi, dan sosial.

Penelitian yang berdampak, memberikan bukti bahwa universitas tersebut berada di garis depan inovasi dan memiliki kontribusi yang berarti dalam mendorong kemajuan pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Pelaksana kegiatan Prof. Dr. Budi Mulyanti, M.T., dalam laporannya pada kegiatan Workshop Membangun Reputasi Akademik Dunia melalui Impacfful Research, di Gedung LPPM Ruang Auditorium lt. 3 Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (27/12/2023).

Tercatat sebanyak 51 dosen peneliti pada sesi 1 yang mewakili fakultas dan kampus UPI di daerah yang selama ini telah banyak berkontribusi terhadap Lembaga khususnya dalam bidang riset. Hadir juga pada sesi ke-2 sebanyak 46 orang pimpinan di lingkungan UPI.

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Usaha dan Kerja Sama UPI Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M.A., dikatakannya,”Kita menginginkan reputasi dan prestasi UPI lebih meningkat lagi dan menjadi bagian dari salah satu World Class University (WCU).”

Lebih lanjut diungkapkan, bahwa saat ini kita melihat ada sebuah kecenderungan dalam publikasi yang menurun, ini membuat khawatir. “Ada kecenderungan orang-orang yang produktif adalah orang yang sama dan jumlahnya tidak banyak,” ujarnya.

Atas dasar hal tersebut, maka Wakil Rektor Bidang Riset, Usaha dan Kerja Sama UPI mengundang para dosen peneliti untuk mengikuti workshop membangun reputasi akademik dunia melalui impacfful research.

Ditegaskannya,”Peserta yang hadir merupakan orang-orang pilihan, ini sejalan dengan program di WCU, yang menuntut banyak publikasi dan sitasi, serta bagaimana caranya untuk membangun networking kolaborasi penelitian antar universitas di dunia. Pada kesempatan ini kita menghadirkan seorang narasumber yaitu Prof. Andrivo Rusydi, B.Sc., M.Sc., Ph.D., dari Department of Physics, Faculty of Science, National University Singapore. Prof. Andrivo merupakan seorang diaspora, peneliti tetap dan pengajar mata kuliah nanotechnology dan nanoscience di NUS.”

Untuk diketahui, Prof. Andrivo Rusydi telah banyak mempublikasikan hasil risetnya pada Jurnal internasional bereputasi seperti Nature, Science, Physical review yaitu jurnal-jurnal Q1 namun juga memiliki impact factor yang sangat tinggi. Selain itu, karya-karyanya juga telah memperoleh banyak paten yang telah diimplementasikan di dunia industri internasional.

NUS sendiri sekarang telah menempati ranking 8 pada QS World University Rankings dan ranking 1 di Asia hampir di semua subject. Diharapkan, kegiatan ini akan dapat menambah motivasi dan semangat para dosen untuk meningkatkan karyanya khususnya dalam bidang penelitian yang berdampak sehingga secara langsung akan meningkatkan reputasi akademik UPI baik di level nasional maupun internasional.

Harapannya, lanjut Prof. Bunyamin Maftuh, para dosen peneliti di UPI menjadi yang terbaik di bidang keilmuannya masing-masing yang gelutinya untuk menjadi seorang ahli. Kemudian melakukan riset sepanjang masa dengan melakukan kolaborasi dengan peneliti terbaik di dunia.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Prof. Andrivo Rusydi, B.Sc., M.Sc., Ph.D., mengungkapkan bahwa berdasarkan referensi dari dalam al-Qur’an surah Ali ‘Imran ayat 110, Allah swt berkata, masing-masing dari kita sebagai umat Islam lakukanlah yang terbaik di bidangnya masing-masing. Misalnya, saya sebagai guru fisika, jadilah guru fisika yang terbaik, maka persiapkan diri sebaik-baik mungkin.

“Sama halnya dengan karyawan, lakukan yang terbaik, maka yang terbaik itu asal muasalnya dari wal-‘ar, demi waktu, harus tepat waktu apapun itu, maka setiap mereka yang muslim dihitung yang terbaik, ketika adzan datang, segera sholat. Laki-laki berjamaah di masjid, sementara yang perempuan boleh sendiri-sendiri,” ujarnya.

Maka, ketika kita sudah melakukan yang terbaik, dan sudah menjadi yang terbaik, baru bisa mengajar. Mengajar dengan ikhlas. Setelah itu, baru bisa menyuruh berbuat yang makruf atau baik kepada orang lain. Jika belum yang terbaik, jangan mengajar dulu.

Sementara itu, lanjut Prof. Andrivo Rusydi, kita harus bisa mencegah perbuatan-perbuatan yang mungkar, sebisa mungkin, dengan demikian baru bisa dianggap sudah beriman kepada Allah. Iman tidak datang di awal, tetapi datang setelah menjadi yang terbaik di bidangnya.

“Insya Allah, UPI beserta seluruh sivitas akademikanya, mampu melakukan yang terbaik di bidangnya masing-masing,” harapnya.  (dodiangga)