“Bahaswara” Gagasan yang Mengantarkan Mahasiswa UPI Raih Pendanaan PKM-VGK 2023

Bandung – Bahasa daerah merupakan harta berharga yang membentuk identitas budaya bangsa Indonesia. Namun, di tengah gejala globalisasi dan modernisasi, banyak bahasa daerah di Indonesia yang menghadapi ancaman kepunahan. Berdasarkan data, lebih dari 700 bahasa daerah di Indonesia berada dalam bahaya punah, dan 139 di antaranya bahkan telah dinyatakan punah. Hal ini menjadi perhatian serius, terutama ketika banyak generasi muda merasa gengsi atau malu untuk menggunakan bahasa daerah, percaya bahwa bahasa tersebut dianggap “kuno” atau tidak relevan di lingkungan yang lebih “modern” atau “internasional.”

Dalam konteks kondisi eksistensi bahasa daerah yang semakin kritis, sebuah tim mahasiswa dari Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia yang terdiri dari Niken Vintang Erdwiyana, Mohammad Nazwan Nurrohman, Arridho Alnajmuzzaki Farhan, Muhammad Raja Zahran Fadillah, serta mahasiswa dari Pendidikan Bisnis, Deswa Putri Lerian, menciptakan sebuah gagasan inovatif yang diharapkan dapat memperkuat dan melestarikan bahasa daerah. “Bahaswara” merupakan ruang komunikasi digital berupa aplikasi sosial media edukasi bahasa daerah yang memanfaatkan teknologi untuk mempertemukan individu dengan ketertarikan bahasa daerah yang sama untuk Meningkatkan Eksistensi Bahasa Daerah di Era Modernisasi.

Aplikasi “Bahaswara” menjadi jembatan yang memungkinkan dua individu untuk berbicara dalam bahasa daerah mereka melalui percakapan dengan dukungan teknologi Artificial Intelligence. Dalam lingkungan yang lebih modern, “Bahaswara” memberi pengguna peluang untuk belajar, berlatih, dan mengajarkan bahasa daerah kepada pengguna lain. Konsep ini didasarkan pada Interaksi Hypothesis, sebuah teori dalam psikolinguistik yang mengatakan bahwa interaksi sosial dalam bahasa sasaran adalah cara yang efektif untuk belajar bahasa.

PKM-VGK “Bahaswara” telah mencapai beberapa tonggak penting dalam pengembangannya. Tim telah mendapatkan pendanaan sebesar Rp. 6.500.000,00 untuk merealisasikan ide dalam bentuk Video Gagasan Konstruktif. Video Gagasan Konstruktif sementara bahaswara sudah diunggah di kanal YouTube Bahaswara. Tim “Bahaswara” percaya bahwa upaya preventif dengan memaksimalkan peran teknologi dan pendidikan dapat membantu melestarikan bahasa daerah, menjaga kekayaan budaya bangsa, dan memastikan bahwa bahasa daerah tetap eksis di tengah tantangan zaman.

“Bahaswara” terus mengambil langkah menuju kesuksesan, dan melalui kolaborasi, inovasi, dan dedikasi tim, mereka berharap dapat menjadi bagian dari solusi dalam menjaga bahasa daerah Indonesia tetap hidup dan berkelanjutan.

Ada pun media sosial bahaswara terdiri dari Kanal YouTube Bahaswara, Instagram dengan nama pengguna @bahaswara.id, TikTok dengan nama pengguna @bahaswara

Mari ikuti “Bahaswara” di media sosial untuk melihat konten edukasi tentang bahasa daerah dan budaya, serta promosi pelaksanaan Video Gagasan Konstruktif.

(Niken Vintang Erdwiyana)