BPKLN Kemendikbud RI Lakukan Monev di UPI
|Bandung, UPI
Sebanyak enam orang mahasiswa asing penerima beasiswa Darmasiswa RI dan tiga belas orang mahasiswa penerima beasiswa Unggulan, melakukan audiensi dengan Aditya Aldy, Saptradi Julfakhmi, Rivy Annisa, dan Leni Pujiastuti dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN), Kemendikbud RI terkait Monitoring dan Evaluasi, Program Beasiswa Unggulan dan Darmasiswa Republik Indonesia Tahun Akademik 2015/2016, di Ruang Teleconference, University Centre, Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Jumat (26/2/2016).
Kepala Office Of International Education And Relations (OIER) Vanessa Gaffar Dr.Vanessa Gaffar, SE. Ak., MBA., mengatakan,”Monev bertujuan untuk memperbaiki kinerja demi kebaikan bersama, dan ingin mengetahui sejauh mana kelangsungan pembelajarannya, serta membahas tentang proses seleksi penerima beasiswa, besaran beasiswa/living cost, aturan main, tempat tinggal, juga soal keimigrasian. Monev Program Beasiswa Unggulan dan Darmasiswa Republik Indonesia Tahun Akademik 2015/2016 berbeda dari tahun lalu, sekarang langsung dilakukan ke tiap universitas, tidak lagi dikumpulan di suatu tempat, tujuannya agar mendapat banyak masukan dari pihak-pihak terkait perbaikan pengelolaan, karena pengelolaan Beasiswa Unggulan dan Darmasiswa mengalami perubahan, kini pengelolaannya satu atap. Program beasiswanya terbagi dalam bentuk yaitu beasiswa untuk pegawai negeri sipil, masyarakat umum, dan warga negara asing.
Lebih lanjut diterangkan, bahwa pemerintah dalam program kerjanya mengeluarkan program beasiswa, namanya beasiswa Darmasiswa, targetnya diberikan kepada 715 hingga 750 orang mahasiswa dari 81 negara untuk disebar di berbagai universitas di Indonesia, tujuannya untuk membantu mereka (orang asing) untuk belajar bahasa Indonesia yang dilakukan di perguruan tinggi. Di UPI, mereka belajar bahasa Indonesia selama satu tahun setara dengan 300 jam dilakukan dalam dua semester, mereka juga mempelajari seni dan budaya lokal atau local wisdom. Pada umumnya mereka sangat senang bertemu dengan mahasiswa lokal dan mahasiswa asing lainnya dari berbagai negara, hal tersebut berguna untuk mempercepat mereka dalam menguasai bahasa Indonesia. Mereka awalnya tidak tahu apa-apa, namun lingkungan menuntut mereka untuk cepat beradaptasi karena bahasa merupakan sarana untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
“OIER merupakan kepanjangan tangan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertanggung jawab dalam proses penyeleksian, setelah menerima berkas dari KBRI, kemudian kami seleksi, lalu mereka ditempatkan sesuai dengan keinginan mereka, kemudian dikirimkan ke universitas, kemudian diseleksi oleh pihak universitas. OIER bertanggung jawab mengenai urusan administrasi, sementara untuk sisi akademisnya ditangani oleh Balai Bahasa UPI, untuk kegiatan akademik, selama satu tahun 300 jam untuk belajar bahasa Indonesia. Untuk kegiatan itu sendiri, mahasiswa akan diseleksi, lalu dibagi ke dalam tiga kelas. Bukan hanya belajar bahasa, namun para mahasiswa juga belajar seni dan musik Indonesia. Selain kegiatan akademik, terdapat kegiatan-kegiatan tambahan seperti acara kuliner, wisata, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Dikatakannya, Darmasiswa adalah non degree program, hanya dapat sertifikat pendidikan saja. Beasiswa Darmasiswa dari tahun lalu berbasis kuota sekarang fokus menyalurkan minat para mahasiswa, dan tidak lagi berbasis kuota. Kami menyalurkan minat para mahasiswa sesuai dengan keinginan mereka tidak terpatok dengan kuota yang telah ditetapkan. Jika kuota universitas belum penuh, pihak universitas dapat mengundang peserta dari universitas luar negeri lain (program bahasa Indonesia) sesuai dengan kerja sama yang dilakukan antar 2 universitas. Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini OIER melakukan berbagai macam kegiatan seperti promosi melalui jalur U to U (University to University), memanfaatkan networking, juga memanfaatkan UPI international scholarship. OIER juga berencana membuka summer program scholarship dalam 2 bentuk pembelajaran bahasa, seni dan budaya, dan KKN (Kuliah Kerja Nyata) program ini sangat tinggi minatnya terutama oleh mahasiswa asal Jepang.(Dodiangga)