Dukung Studi Tepat Waktu, Awardee BPI Mengadakan Pengabdian Restruktur Manuskrip untuk Publikasi Jurnal Bereputasi Internasional
|Bandung, UPI – Publikasi ilmiah telah menjadi kebutuhan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Selain sebagai arena untuk mempercakapkan, memperdebatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks), nyatanya publikasi ilmiah telah menjadi syarat kelulusan mahasiswa, baik pada jenjang program Sarjana, Magister, dan Doktoral seperti yang diatur oleh Pusat Pengembangan dan Publikasi Karya Ilmiah (P3KI).
Sebagai organ akademik, awardee Kelurahan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) kembali menginisiasi penyelenggaraan pelatihan yang dikhususkan untuk membantu sesama awardee. Kegiatan ini mengusung konsep “Serial Pelatihan – Workshop from Awardee to Awardee” dengan tema “Pelatihan Restruktur Manuskrip untuk Publikasi Jurnal Terindeks Scopus” yang dilaksanakan pada Sabtu, 09 Desember 2023, pukul 08.00-17.30 WIB, bertempat di Hotel Salis, Bandung.
Spirit yang didorong adalah saling berbagi informasi dan pengalaman dari awardee yang telah berhasil memuplikasikan artikel ilmiahnya pada jurnal internasional berputasi. Pengalaman-pengalaman tersebut diharapkan menjadi salah satu dari sekian pengalaman lainnya yang peserta miliki untuk memberikan petunjuk komprehensif dan klinis saat merestruktur dan memutakhirkan manuskrip mereka hingga memenuhi kriteria standar internasional. Selain itu, pelatihan ini juga sebagai bentuk kolaborasi antarsesama awardee agar saling mendukung dalam upaya menjawab kebutuhan awardee agar dapat menyelesaikan studi tepat waktu.
Kesempatan pelatihan pengabdian ini diselenggarakan berkat kolaborasi tiga awardee, berurutan, Jusuf Blegur (Mahasiswa S3 Pendidikan Olahraga; Dosen Universitas Kristen Artha Wacana, Kupang) sebagai Ketua Tim, Marleni (Mahasiswa S3 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial; Dosen Universitas PGRI Sumatera Barat, Padang) dan Piki Setri Pernantah (Mahasiswa S3 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial; Dosen Universitas Riau, Pekanbaru) masing-masing sebagai Anggota Tim.
Peserta awardee yang terdaftar berjumlah sembilan orang. Mereka dari program Magister (22.2%) maupun Doktoral (77.8%) dari tujuh Program Studi, di antaranya Administrasi Pendidikan (11.1%), Pendidikan Usia Dini (11.1%), Pendidikan Bahasa Inggris (11.1%), Pendidikan Geografi (11.1%), Pendidikan IPS (22.2%), Pendidikan Kewarganegaraan (11.1%), dan Pendidikan Matematika (22.2%). Ketertarikan peserta mengikuti program karena selain untuk memenuhi syarat ujian, mereka juga ingin meningkatkan pengalaman publikasi pada jurnal dengan grade yang lebih tinggi serta sebagai upaya pengembangan diri.
Merujuk pada data pendaftaran yang diperoleh, peserta yang belum memiliki syarat publikasi sebanyak 3 orang (33.3%). Peserta lainnya telah memiliki salah satu dan bahkan ada yang telah memenuhi dua syarat dan pengalaman publikasi, baik pada jurnal Sinta 3 (22.2%), Sinta 2 (44.4%), dan bahkan ada yang telah berhasil memuplikasikan di Jurnal Scopus Q2 (22.2%). Sedangkan pengalaman untuk publikasi pada jurnal Scopus Q4, Q3, dan Q1, belum pernah peserta alami.
Praktisnya, partisipasi peserta dalam pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam menulis serta mengembangkan keterampilan menulis agar dapat menerbitkan artikel pada grade yang belum terpenuhi serta menjadikan budaya menulis sebagai kebutuhan mendifusikan Ipteks bagi masyarakat luas.
Acara ini di buka oleh salah satu tim pengabdian, yang juga merupakan Lurah Kelurahan BPI UPI 2.0. Dalam sambutannya, Piki menyampaikan bahwa memang ini bukan kegiatan resmi dari kelurahan BPI 2.0, namun kami dari pihak kelurahan selalu mendukung apapun kegiatan dilaksanakan oleh awardee. Artinya ke depan, selama masa kepengurusan ini, seandaianya ada awardee-awardee yang lain membuat serial pengabdian dan butuh dukungan dari kelurahan kita siap. Walaupun kita tidak support dalam financial, namun kami selalu support dalam bentuk yang lain, seperti fasilitasi peserta dan juga administrasi lainnya.
“Alhamdulillah sejauh ini, kelurahan telah berupaya membantu awardee untuk memperlancar studi dan pengembangan kompetensinya. Kami berterima kasih kepada Kang Jusuf, yang sudah meluangkan waktunya untuk berbagi kepada kita. Beliau sedang mengimplementasikan nilai-nilai awardee, karena awardee itu pengabdian. Nilai-nilai yang sudah kita janjikan dalam esai maupun wawancara. Ini bukti, karena belum selesai studi, Kang Jusuf sudah mengabdi, ini bagian dari kontribusi kepada bangsa, karena kita yang sekarang ini anak-anak bangsa semuanya,” tambah mahasiswa semester 2 tersebut.
Piki menambahkan, hal-hal kecil dapat kita optimalisasi untuk kemajuan pendidikan, terutama awardee sendiri, sehingga kita sangat hargai kesediaan waktu, pikiran, dan semuanya dari Kang Jusuf hingga hari kegiatan kita dapat terselenggara dengan baik. Mudah-mudahan dari peserta yang ada, kita bisa betul-betul memahami struktur manuskrip yang baik. Kegiatan tidak sampai di sini, melainkan menjadi bekal kita bersama, sehingga aktivitas menulis dan publikasi scopus itu sebenarnya jangan hanya untuk pemenuhan studi, namun menjadi budaya kita. Sebab itu akan berpengaruh terhadap kinerja dan rekam jejak kita, seperti pada tri dharma PT.
Luaran pengabdian ini adalah tersubmisinya manuskrip peserta ke jurnal internasional terindeks Scopus. Untuk itu, tim pengabdian mengagendakan 11 materi pelatihan, dengan rinciannya: 1) strategi efektif mencari jurnal tujuan publikasi; 2) mengunduh dan mereset manuskrip sesuai template jurnal tujuan; 3) menyusun pendahuluan yang efektif dan efisien; 4) menentukan metode penelitian yang kredibel; 5) melaporkan hasil penelitian yang readable; 6) mendiskusikan hasil penelitian yang komparatif dan kritis; 7) menyusun ucapan terima kasih yang praktis; 8) merumuskan abstrak, keyword, dan judul yang praktis; 9) finalisasi draft; 10) mengalih bahasa; dan 11) tata cara submisi manuskrip.
Jusuf (fasilitator) menyampaikan bahwa, kami menginisiasi kegiatan ini karena terinspirasi dari cetusan Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si., selaku Direktur Direktorat Kemahasiswaan saat membuka kegiatan “Workshop Penulisan dan Publikasi Scopus” yang difasilitatori oleh Prof. Eri Kurniawan, S.Pd., M.A., Ph.D., pada Rabu, 28 November 2023 lalu. Beliau menyampaikan bahwa awardee harus menggunakan berbagai kesempatan kuliah untuk belajar dan berkolaborasi dengan sesama, karena saling membantu tidak akan mengakibatkan kita kekurangan, bahkan sebaliknya kita menjadi lebih maksimal mengembangkan diri dengan menyelesaikan studi pada waktu yang tepat.
“Materi-materi yang tim sodorkan kepada peserta akan diskusikan, dilatihkan, dan dicari pemecahan masalahnya dalam beberapa pertemuan yang disepakati secara bersama-sama, baik bersifat offline maupun online. Misalnya pada pertemuan hari ini hanya berhasil menyelesaikan tiga materi (materi 1-3). Fokus kita pada restruktur, sehingga draft manuskrip yang peserta ajukan akan mereka restruktur (menggunakan metode latihan dan pemecahan masalah) selama kegiatan dengan memperhatikan indikator-indikator kunci berdasarkan kajian literatur dan pengalaman empiris tim pengabdian,” tukas Jusuf.
Mengedepankan aktivitas latihan dan pemecahan masalah, Jusuf langsung memberikan simulasi dan latihan tentang materi-materi sambil ditindaklanjuti dan didiskusikan oleh peserta. Misalnya, saat mencari jurnal tujuan, peserta langsung diarahkan kepada website Scopus (https://www.scopus.com/sources.uri?zone=TopNavBar&origin=) dan mencari potensi jurnal tujuan menggunakan title dan filter refine list. Fasilitator juga mencontohkan menggunakan aplikasi otomatis yang cukup dengan memasukan abstrak, tidak terbatas pada Elsevier Journal Finder (https://journalfinder.elsevier.com), Taylor & Francis Journal Suggester (https://authorservices.taylorandfrancis.com/publishing-your-research/choosing-a-journal/journal-suggester/). Meski demikian, tambah mahasiswa semester 3 tersebut, bila untuk pemula, bisa melihat dari akun Google Scholar, Sinta, atau ID Scopus profesor-profesor dan atau dari kolega-kolega yang popular di bidang penelitian kita untuk mendiagnosis jurnal tujuan.
Penyusunan pendahuluan adalah hal yang paling sulit, karena penulis berupaya menjustifikasi signifikansi penelitiannya dari tren dan kajian literatur terdahulu, menganalisis keterbatasnnya, serta menawarkan solusi yang kontributif. Untuk mempermudahnya, pada tahun 2015, Fiona B. Ecarnot dan empat rekannya menawarkan kepada penulis pemula untuk memperhatikan empat hal konkrit saat menyusun pendahuluan, termasuk: 1) menjelaskan secara singkat (menggunakan referensi yang relevan) apa yang sudah diketahui tentang subjek; 2) mengidentifikasi area-area yang masih terdapat ketidakpastian, dengan mengutip, jika perlu, data-data sebelumnya (dan mungkin bertentangan); 3) menjelaskan bagaimana penelitian penulis memiliki kontribusi yang baru dan berguna; dan 4) menyatakan dengan jelas hipotesis kerja, diikuti dengan tujuan, dan secara singkat, strategi yang diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Selain formula di atas, pengalaman empiris fasilitator juga tidak berbeda signifikan. Empat indikator yang fasilitator rumuskan untuk menyimplifikasi pemahaman peserta, yakni: 1) perkembangan variabel studi dan dampaknya bagi perkembangan Ipteks; 2) variabel masalah yang penulis jumpai dalam studinya dan dampaknya; 3) studi-studi terdahulu yang telah berupaya mengatasi variabel masalah; dan 4) apa kesenjangan dari studi-studi terdahulu dalam mengatasi variabel masalah, sekaligus apa variabel solusi dan signifikansinya yang penulis tawarkan dalam studinya; dan diakhiri dengan tujuan penelitian. Penulis harus menegaskan keempat indikator di atas dalam redaksi yang lugas serta didukung dengan data-data empiris guna memudahkan reviewer memvisualisasi kronologis pemikiran penulis dan signifikansi penelitian penulis terhadap perkembangan Ipteks. Formula ini hanya salah satu opsi yang dapat peserta ujicobakan saat merestruktur manuskripnya.
Peserta antusias mengikuti pelatihan. Hal ini nampak dari serangkaian kasus dan pertanyaan yang peserta diskusikan bersama dengan fasilitator maupun antar sesama peserta. Mereka juga dipandu untuk merestruktur penyusunan pendahuluannya berdasarkan ada keempat indikator yang telah sampaikan oleh fasilitator. Dari hasil diagnosis peserta sendiri menggunakan empat indikator tersebut, ternyata dari penyusunan pendahuluan, hanya sedikit yang mengandung indikator-indikator tersebut. Artinya saat menyusun pendahuluan, peserta hanya membangun narasi namun berlum memperhatikan secara kritis indikator-indikator yang efektif dan efisien. Semua peserta mendapatkan kesempatan mempresentasikan hasil restruktur manuskripnya sambil diperbaiki oleh fasilitator, termasuk dalam pemilihan kata dan strategi mengintegrasikan referensi saat memparafrase manuskrip.
Marleni, salah satu tim pengabdian menyampaikan bahwa peserta yang hadir langsung dalam kegiaatn ini termasuk Ibu Eka Yuliana Rahman, Ibu Nur Isnaini, Ibu Meita Lesmiaty Khasyar, Pak Sulkipani, Ibu Iis Sintiani, Ibu Supiani, dan Pak Uun Lionar. Sedangkan dua peserta yang tidak sempat hadir karena ada agenda lain yang tidak dapat ditinggalkan, yakni Ibu Palupi Sri Wijayanti dan Ibu Stevi Natalia. Dengan demikian, tim akan agendakan pertemuan bersama kedua rekan tersebut secara online untuk mendiskusikan materi restruktur manuskrip pada hari ini.
“Kita percaya bahwa di dalam komunitas BPI, para awardee memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh awardee lainnya. Untuk itu, sekiranya kesempatan pengabdian ini menjadi pemantik yang mengerahkan awardee lainnya dalam berbagi informasi, pengetahuan, pengalaman, maupun keterampilan yang bermanfaat guna mendukung percepatan studi dan pengembangan diri para awardee untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang kian berkualitas,” tambah Marleni.
Mengakhiri sesi latihan dan diskusi, salah satu peserta, Ibu Meita Lesmiaty Khasyar membacakan pantun “Main bola di akhir pekan, atur stamina supaya sakti. Terima kasih kami sampaikan, untuk coach Jusuf yang baik hati. Nyihaneut minum Bajigur, singgah sebentar di warung Ami. Terima kasih Kang Jusuf Blegur, sudah ikhlas membimbing kami,” dan acara ditutup dengan foto bersama.