Karya-karya seniman dan budayawan UPI Bikin Kangen Wisatawan

Bandung, UPI

Saat ini kita memiliki semangat yang besar untuk berupaya mengentalkan seni budaya tradisional Kota Bandung agar Bandung ngangenin bagi para wisatawan.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Drs. Arief Syaifudin, SH., M.Par., usai melakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) di Ballroom Hotel Amaroossa Jalan Aceh No. 71A, Kota Bandung, Rabu (20/7/2022).

Ditegaskannya,”Bahwa implementasi dari kerja sama ini adalah kami akan menampilkan karya-karya dari para akademisi UPI dan ISBI. Karyanya akan dilempar ke tengah kerumunan orang sehingga seni dan budaya tradisional ini bisa dikenal sampai ke tingkat milenial.”

Kami mengajak UPI dan ISBI untuk fokus pada implementasi, ungkapnya, karena sesungguhnya mereka-mereka ini adalah seniman dan budayawan juga. Mereka punya karya-karya yang bisa ditampilkan dan dijual sehingga menjadi destinasi wisata.

“Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) sebelumnya memang sudah memiliki jalinan kerja sama dengan kami. Hari ini, dengan dilakukannya penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dengan UPI dan ISBI merupakan sebuah upaya untuk melanjutkan kerja sama yang sudah terjalin,” ungkapnya lagi.

Hanya saja, lanjutnya, dalam perjanjian ini kita fokuskan pada implementasi, kerja sama yang lebih implementatif, tidak lagi berkutat di regulasi karena regulasi itu sifatnya temporary. Jika ada perubahan regulasi dari pusat, maka kita juga harus melakukan perubahan Perda.

Bandung itu sangat kaya, ujarnya, saking banyaknya hingga tidak terlihat. Sesungguhnya Bandung memiliki banyak komunitas pariwisata, ada komunitas seniman, komunitas budayawan, juga ekraf. Dengan kekayaan ini apa yang bisa dilakukan. Jika kita terus menerus melakukan pembinaan tanpa menampilkan karyanya, kapan waktunya untuk bisa dijual dan kapan perekonomian bisa meningkat.

Dikatakannya,”Kita harus merubah konsep, dan ketika kita punya konsep yang bisa dijual maka akan banyak sponsor untuk menjadi mitra. Kita akan bantu untuk membuka pintu-pintu orang tua asuh. Hal utama yang harus dilakukan adalah mengenalkan diri terlebih dahulu, ketika sudah dikenal maka akan dicintai khususnya di mata para milenial.”

Dalam rangka mendukung dan mengembangkan pontensi seni dan budaya, pariwisata serta ekonomi kreatif Kota Bandung, ungkapnya, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder baik yang berasal dari unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media, salah satunya adalah bekerjasama dengan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

“FPIPS UPI melalui Program Studi Manajemen Resort & Leisure telah membantu Disbudpar Kota Bandung dalam menjaga keterikatan wisatawan ke Kota Bandung dengan pembuatan Virtual Tour 360, pungkasnya. Diharapkan, perjanjian kerja sama ini menjadi energi positif dalam bidang seni, budaya, dan pariwisata serta ekonomi kreatif Kota Bandung serta mendukung program dan layanan pada UPI. Jadi tidak berkutat pada ranah ilmiah saja, tapi juga dalam implementasinya. (dodiangga/rizaibrahim)