Kebersamaan Indonesia Thailand Mencapai Kejayaan ASEAN

Bandung, UPI

Jika melihat sejarah, hubungan diplomatik Indonesia dan Thailand telah berlangsung sejak abad ke-8 dan ke-12, pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa kemerdekaan pun, Thailand mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan setelah Indonesia merdeka, Thailand menjadi salah satu lokasi basis perjuangan revolusi melawan penjajah. Kerajaan Thailand membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia, 7 Maret 1950.

Demikian ungkap Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh KBRI Bangkok Ahmad Rusdi saat memberikan Kuliah Umum dengan tema “Hubungan Ekonomi, Politik, Sosial Budaya Thailand-Indonesia” dihadapan para undangan, seperti para Wakil Rektor, Dekan, Dewan Guru Besar, Direktur, Kaprodi, dan mahasiswa Sekolah Pascasarjana (SPs) UPI, di Auditorium SPs UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (16/4/2018).

Ahmad Rusdi menceritakan bagaimana ungkapan cintanya Raja Thailand pada rakyatnya, yaitu dengan mensejahterakan rakyatnya. Dijelaskannya,”Indonesia Thailand memiliki hubungan bilateral dalam berbagai bidang, contohnya bidang politik, hukum dan pertahanan/militer, ekonomi dan perdagangan, serta sosial dan budaya termasuk pendidikan.”

Thailand merupakan ekonomi terbesar kedua di Kawasan Asia Tenggara setelah Indonesia, ujarnya. Thailand sebagai kerajaan memperlihatkan bagaimana mereka mengembangkan ekonominya. Perekonomian negaranya bergantung pada ekspor, sektor jasa dan industri. Thailand berada pada zona strategis, dengan infrastruktur yang memadai, tingkat ekonominya terus bertumbuh. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) diharapkan dapat mengisi peluang ini.

Dijelaskannya,”Thailand 4.0 fokus pada ekonomi berbasis nilai. Negara perlu untuk menangani secara efektif kesenjangan dan ketidakseimbangan antara lingkungan dan masyarakat. Industri dibagi menjadi dua segmen, dan mengembangkan sektor industri yang ada dengan menambahkan nilai untuk lima industri, yaitu industri otomotif, elektronik pintar, turisme yang bernilai tinggi dan turisme kesehatan, pertanian yang efisien dan bioteknlogi, serta inovasi produk makanan. Disamping itu, pemerintah telah menargetkan lima mesin pertumbuhan tambahan untuk mempercepat Thailand pada pertumbuhan masa depan, yaitu automation dan robotic, aerospace, bio energy dan bio chemicals, digital dan medical and healthcare.”

Kebijakan infrastruktur Thailand dikategorikan ke dalam beberapa sub sektor, paparnya, seperti transportasi, energi, telekomunikasi, air, sanitasi, serta perumahan yang murah. Infrastruktur memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi dan peningkatan standar kehidupan.

“Sektor pariwisata Thailand menjadi pilar penting ekonomi nasional. Pariwisata dibangun secara berkelanjutan dengan bertumpu pada partisipasi masyarakat. Kunci suksesnya adalah keberagaman objek wisata dikembangkan, ekonomi kreatif, infrastruktur mendukut, serta mental dan partisipasi masyarakat mendukung,” ungkapnya.

Di sektor pertanian, ungkapnya lagi, Thailand mengembangkan bio teknologi, sehingga pertanian menjadi andalan, ada Dirjen yang bertugas untuk membuat hujan buatan dengan menggunakan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia. Inilah yang disebut mengisi dan meningkatkan hubungan bilateral.

Dulanjutkannya,”Kemudian untuk pendidikan di Thailand, sistem pendidikan dasar dan menengah, terdiri dari 12 tahun, gratis hingga SMA. Jenjang pendidikannya terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan vokasi dan teknik, serta perguruan tinggi.”

Pendidikan di Indonesia relatif sama seperti di Thailand, perbedaannya hanya terletak pada pendidikan vokasi. Sistem pendidikan Islam di Thailand belum seperti di Indonesia. Thailand menaruh harapan terhadap bantuan lembaga pendidikan agama di Indonesia melalui program KKN/KKL/PPL.

Kerja sama sangat terbuka karena Indonesia dan Thailand merupakan negara anggota ASEAN, telah banyak program yang dilakukan seperti pertukaran mahasiswa, dosen, staf, penelitian Bersama, konfersensi dan seminar Bersama, pertukaran budaya dan lain sebagainya. (dodiangga/andriyunardi)