KKN Tematik 2020: Mahasiswa UPI Bantu Guru Kuatkan Proses Pembelajaran Daring

Di masa pandemi covid 19 ini, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengadakan KKN Tematik secara daring. Berbagai macam program pencegahan dan penanggulangan dampak Covid 19 yang dilaksanakan oleh mahasiswa UPI, salah satunya ialah Regina Rolinda S. Regina menjelaskan bahwa salah satu program yang dilaksanakan olehnya ialah penguatan pembelajaran daring di salah satu SD di daerah Margahayu.

Kini pembelajaran dilakukan secara daring/jarak jauh sebagai bentuk pencegahan penularan virus covid 19. Namun masalah baru mulai bermunculan. Banyak sekali orangtua yang mengeluh dalam membimbing anaknya. Tidak hanya itu, protes dan umpatan juga sesekali didapatkan oleh guru. Seperti yang terjadi pada guru kelas 4 dan 6 SD di salah satu sekolah di Margahayu ini.

Mereka mengatakan, seringkali orangtua siswa mengeluh karena mereka harus pergi kerja dan ponsel yang mereka miliki terbatas, sehingga anak mereka harus belajar tengah malam. Ada juga orang tua siswa yang marah dan memaki maki guru karena merasa tugas yang diberikan guru terlalu banyak. “Yang lebih menyakitkan, ketika ada orangtua/wali murid berkata bahwa saya mengajarkan ketidakjujuran pada murid saya, karena soal yang diberikan melalui platform quizizz dapat dikerjakan berkali-kali” ujar guru kelas 6 SD itu. “Kami juga sering mendapat keluhan seperti: soal yang diberikan terlalu sulit, gurunya membuat ribet orangtua, orangtua tidak mengerti materinya, dsb. Padahal untuk anak kelas tinggi menurut saya soal segitu cukup dan tidak memberatkan siswa” ucap guru kelas 4 SD.

Masa pandemi ini membuat semua orang harus beradaptasi dengan kebiasaan barunya. Tidak hanya guru yang harus beradaptasi, tapi juga orangtua dan siswa. “Kerja sama antara orangtua dan guru lah yang dapat dilakukan untuk membimbing anak dalam belajar. Bukannya saling menyalahkan dan mengunggulkan diri” ujar guru kelas 6.

Untuk mengatasi hal ini, Regina memberi masukkan pada guru kelas 6 dan kelas 4 untuk mengadakan evaluasi bersama-sama baik dengan orangtua siswa, guru, maupun siswanya sendiri. Di sana mereka  dapat saling mengungkapkan segala keluh kesahnya, mengungkapkan berbagai hambatan yang ada, dan tak lupa juga mereka saling memberikan berbagai rekomendasi alternatif pemecahan masalahnya. Saran Regina diterima baik oleh guru-guru di sana, dan berlangsunglah diskusi secara daring melalui grup WhatsApp antara guru, siswa dan orangtua. “Benar evaluasi itu penting, supaya kita semua tau apa kelebihan dan kekurangan sistem pembelajaran kita” ujar guru kelas 6. “Semoga dengan kegiatan ini kita semua dapat saling mengevaluasi diri, mengerti posisi satu sama lain, dan bisa belajar dari kesalahan yang ada” ujar guru kelas 4.

Dengan adanya evaluasi, baik pihak sekolah maupun orangtua dapat saling memahami. Tidak hanya itu, mereka juga membuat berbagai kesepakatan bersama untuk keberlangsungan pembelajaran yang lebih baik dan nyaman untuk semuanya. Ini juga dikuatkan oleh guru kelas 6 bahwa “Dengan adanya evaluasi ini, kita jadi mengerti karakter setiap orang sehingga kita juga bisa saling memahami keberagaman yang ada. Setelah adanya evaluasi, jarang sekali ditemukan adanya kalimat negatif yang didapatkan. Hampir semuanya menyampaikan isi hatinya dengan kalimat yang santun”.