Literasi Ilahiyah

Allah SWT lewat Al-Quran, memperkenalkan kata literasi  melalui seruan Iqra. Bacalah.   Iqra adalah kata pertama dalam surah pertama yang diterima Kangjeng Rosululloh Muhammad SAW di Guha Hiro Jabal Nur. Surat pertama tersebut turun pada 17 Ramadan. Padahal beliau  berstatus ummi yang tak bisa membaca dan menulis.

Wahyu pertama yang diterima Rosulluloh tersebut diabadikan dalam QS Al-Alaq (Segumpal darah) ayat 1-5 iqra bismi rab bikal lazii khalaq. Khalaqal insanna min ‘alaq.Iqra wa rab bukal akram.Al lazii alamal bil qalam. Allamal insana mallam  ya lam. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang maha mulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Yang mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.

Makna iqra sebagai perintah pertama Allah SWT kepada Rosululloh SAW,  memberi penekanan bahwa agama islam adalah agama yang bercirikan ilmu pengetahuan. Iqra adalah ayat tentang ilmu pengetahuan. Yaitu perintah untuk membaca. Membaca alam dengan segala isinya.

Islam merupakan agama yang menekankan pentingnya literasi. Yaitu mengenalkan kata literasi  dengan istilah iqra. Kata iqra adalah istilah Al-Quran yang sangat canggih dan kompleks. Kata iqra  berasal dari kata qarana yang berarti menghimpun, mengumpulkan  atau menggabungkan (Kodli, 2020).

Perintah iqra di dalam wahyu pertama ini tidak menjelaskan tentang apa yang harus dibaca, karena Al-Quranmenghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan itu bismi Rabbik dengan nama Rabb. Artinya kegiatan membaca atas nama Tuhan yang bisa memberi  manfaat untuk kemaslahatan umat manusia. Kata Iqra mengandung makna bacalah, telitilah, ketahuilah, dalamilah, ciri ciri sesuatu. Bacalah alam. Amati tanda tanda zaman. Bacalah sejarah, diri sendiri, yang tertulis ataupun yang tak tertulis. Alhasil, obyek perintah Iqra mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya. (Shibab, 1997).

Dengan demikian, kata iqra dalam Al Al-Quran merupakan perintah literasi tentang islam secara menyeluruh.  Agar umat Islam senantiasa mengenal Tuhannya. Hanya orang yang senantiasa beriqra, akan mengenal Tuhan. Mereka juga akan dekat dengan Tuhan yang disembahnya.

Orang yang beriqra  akan selalu melakukan kebiasaan membaca, mengkaji dan menjadi umat pembelajar sepanjang hayat (long life  learners). Orang beragama harus berilmu.

Makna iqra tak hanya mencakup membaca, menulis, berhitung, meneliti saja. Namun juga kemampuan menggabungkan dan menghasilkan hal baru (create). Itulah makna literasi ilahiyah, yaitu ikhtiar manusia  dalam memaknai alam dengan segala isinya sebagai ciptaan Allah. Dengan demikian literasi ilahiyah menetapkan segala sesuatu atas izin Allah. Imu pengetahuan juga berkembang  atas izin Sang Pencipta untuk kemaslahatan umat.

Continuum of learning

UNESCO (2018) mendefinisikan literasi sebagai ability to identify, understand, interpret, create, communicate, and compute, using printed and written materials associated with  varying context. Literasi adalah kemampuan mengidentifikasi, mengerti, menginterpretasi, mengkreasi, mengkomunikan sesuatu dengan bahan tertulis dan tercetak dengan berbagai konteks.

Di sisi lain, literasi juga menuntut adanya proses belajar berkesinambungan (continuum learning) agar seseorang bisa mengembangkan semua potensinya untuk kemaslahatan masyarakat yang lebih luas.       

Perkembangan peradaban manusia, tidak lepas dari kemampuan membaca dan menulis masyarakat pada zamannya. Seiring dengan derajat perkembangan literasi itulah, peradaban manusia terbangun. Peradaban manusia yang religius, akan dibangun atas dasar fondasi literasi ilahiyah. Yaitu ikhtiar mempelajari semua fenomena alam semesta dan mempelajari semua ilmu pengetahuan, baik ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lain atas izin Allah. Bismi Rabbik.

Semoga usai Ramadan 1442 H ini, kita bisa melakukan aktifitas,  semata hanya untuk mencari ridlo Allah SWT. Itulah makna     literasi ilahiyah, yaitu mempelajari ilmu ilmu Allah atas dasar keimanan dan ketakwaan. Dan apabila dikatakan, “berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang orang yang beriman di antaramu dan orang orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah mahateliti apa yang kamu kerjakan.(QS Al Mujadalah ayat 11).

Maha suci Allah dengan segala firmanNya (Dinn Wahyudin)