Pengalaman Belajar, Bekal Hadapi Era Disrupsi

Bandung, UPI

Keberhasilan kelulusan wisudawan/wisudawati dalam Upacara Wisuda Gelombang III Tahun 2018 menjadi suatu catatan berarti bagi Majelis Wali Amanat (MWA) UPI.  MWA melihat kelulusan sebagai buah dari keuletan dan kesabaran tanpa putus asa. Harapan terbesar dari segala upaya tersebut adalah mendapat kebahagiaan dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Demikian disampaikan oleh Sekretaris MWA UPI, Prof. Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd dalam Upacara Wisuda Gelombang III Tahun 2018 pada Selasa (9/10) di Gedung Gymnasium, Kampus UPI Bumi Siliwangi, Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Dalam kesempatan tersebut Universitas Pendidikan Indonesia mewisuda sebanyak 4.290 lulusan mulai jenjang Diploma (D3), Sarjana (S1), Magister (S2) dan jenjang Doktor (S3). Upacara prosesi wisuda dibagi dalam dua prosesi. Prosesi pertama dilaksanakan Selasa (09/10/2018) meliputi wisudawan dari Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) 445 wisudawan; Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) 403 wisudawan; Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) 165 wisudawan, UPI Kampus Sumedang 288 wisudawan; UPI Kampus Purwakarta 238 wisudawan; UPI Kampus Tasikmalaya 245 wisudawan; UPI Kampus Cibiru 87 wisudawan; dan UPI Kampus Serang 271 wisudawan.

“Anda adalah pribadi yang tahan uji dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dijumpai pada saat mengikuti perkuliahan,” ujar Ishak Abdulhak. Sekretaris MWA UPI menambahkan bahwa pengalaman belajar di UPI adalah bekal dan pengalaman berarti dalam memasuki Era Disrupsi – Revolusi Industri 4.0.

Mengutip catatan World Economic Forum, lulusan UPI perlu memperhatikan kemampuan yang harus dimiliki dalam era Revolusi Industri 4.0. Kemampuan-kemapuan tersebut adalah kemampuan kognitif dan fisik, kemampuan dasar konten dan proses, dan kemampuan lintas-fungsi yang mencakup kemampuan sosial, kemampuan sistem, kemampuan terhadap masalah rumit, kemampuan manajemen sumber daya, dan kemampuan teknis. Hal ini tidak lain memperhatikan Revolusi Industri 4.0 yang menggeser tren pekerjaan ke arah kompetensi.

Ishak Abdulhak memaparkan bahwa tuntutan kompetensi bukanlah penghambat belajar, akan tetapi sebuah modal kreatif. Kompetensi dapat membentuk individu yang adaptif dalam Revolusi Industri 4.0. Kondisi ini berlaku pada seluruh perguruan tinggi di dunia, tidak hanya pada lulusan dari program studi UPI saja.

“Kondisi ini dapat menjadi umpan balik bagi UPI, untuk mengkaji ulang kelembagaan, standar kompetensi lulusan, kurikulum, maupun sistem pembelajaran relevan dengan tuntutan era Revolusi Industri 4.0,” pungkasnya. (Teks : DN, Endriski – Caraka Muda/ Foto : Kukuh, Imay)