Rektor UPI Ingin SENAVOK Kuatkan Kompetensi Guru

Bandung, UPI

Menurut Rektor UPI Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A.,“Guru SMK adalah ujung tombak dalam pendidikan vokasi di tingkat menengah yang bertugas penting dalam penyediaan tenaga terampil industri. Guru membutuhkan upgrading dan upskilling yang terus menerus untuk merespon tuntutan dunia kerja dan industri, di sisi lain, UPI sebagai penyedia guru teknik dan vokasi bertanggung jawab untuk mempersiapkan peran guru tersebut baik melalui pendidikan sarjana maupun maupun pendidikan profesi guru.

Untuk menguatkan peran guru teknik dan vokasi dalam menjawab tantangan transformasi digital di era merdeka belajar, Pusat Unggulan IPTEKs Technical and Vocational Education Training Research Center (PUI TVET-RC) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan Vokasional (SENAVOK) dengan menghadirkan para narasumber sesuai dengan kewenangan dan keahliannya.

Tujuannya adalah untuk menginisiasi forum komunikasi berbasis riset bagi para guru teknik dan vokasi (Guru SMK), peneliti maupun penggiat pendidikan teknik dan vokasi untuk berdiskusi mengenai tantangan bagi guru teknik dan vokasi di masa mendatang.

Guru dan insan pendidikan harus menjadikan teknologi sebagai enabler, tidak cukup menjadi pengguna/operator teknologi.

Lulusan pendidikan teknik dan vokasi minimal harus menjadi pemelihara teknologi dan lebih unggul jika menjadi pengembang dan pencipta teknologi. Kemampuan guru kreatif dan inovatif menjadi kuncinya. Guru SMK harus mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi dan memanfaatkan teknologi sebagai sarana penunjang pembelajaran.

Hadir dalam kesempatan tersebut para pembicara kunci seperti Direktur Jenderal Direktorat Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc., dan Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus/Dikmen dan Diksus Direktorat Jendral Pendidikan Guru dan Tenaga Pendidikan (Dirjen GTK) Putra Asga Elevri, S.Si., M.Si., Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Drs. Wahyu Mijaya, S.H., M.Si., Komite Vokasi Jawa Barat, Ir. Hadi S. Cokrodimejo, Ph.D., yang mewakili Kamar Dagang Industri (KADIN) Provinsi Jawa Barat, Dr. Eng. Agus Setiawan selaku Executive Board of RAVTE (Regional Association for Vocational and Technical Education) in Asia serta para ahli di bidangnya untuk membedah secara lebih komprehensif semua isu terkait pendidikan vokasi di Indonesia.

Prof. Solehuddin kembali menegaskan bahwa walaupun saat ini era konvensional sudah bergeser ke era digital, dirinya meyakini jika peran guru tidak akan pernah tergantikan. Dikatakannya,”Justru dengan kehadiran inovasi dalam bentuk digital ini, para guru diharapkan bisa memfasilitasi dan bahkan mungkin membantu meningkatkan kualitas belajar para siswa. Kehadiran inovasi yang berbasis digital bukan sebuah persaingan, tapi ini merupakan sebuah instrument atau alat untuk bisa dimanfaatkan dan dimaksimalkan pemanfaatannya oleh para guru dalam membelajarkan para siswa.”

Pernyataan tersebut disampaikan Rektor UPI usai membuka kegiatan Seminar Nasional Pendidikan Vokasional (SENAVOK) dan Pameran Pusat Keunggulan Vokasi dalam sebuah wawancara di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (18/10/2023).

Saya mengapresiasi kepada semua narasumber, ujarnya, terima kasih atas kesediaannya untuk hadir di universitas pendidikan Indonesia dalam rangka berbagi informasi dan pengetahuan bagi kita semua, khususnya para guru SMK, calon guru SMK, mahasiswa PPG dan semua peserta yang hadir.

“UPI melalui PUI TVET-RC, mengambil peran strategis tersebut sesuai dengan fungsinya untuk bersama-sama dengan Pemerintah, Komite Vokasi, Perdagangan dan Industri SMK serta semua komponen terkait, untuk mengimplementasikan Perpres tersebut, khususnya pada aspek penguatan kompetensi guru,” tegasnya.

Pendidikan vokasi seperti kita ketahui bersama, mendapat perhatian khusus dari pemerintah, salah satunya dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, ungkapnya. Perpres ini mendorong setiap holder terkait dengan pendidikan vokasi, untuk melakukan percepatan dalam peningkatan pendidikan dan pelatihan vokasi.

Prof. Solehuddin mengungkapkan,”Universitas Pendidikan Indonesia sebagai Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, selama ini memiliki tanggung jawab dan peran dalam penyediaan guru di semua bidang keilmuan, mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini sampai sekolah menengah atas, termasuk juga di dalamnya penyiapan guru teknik dan vokasi atau guru SMK.”

Kalau dilihat dari kebutuhan lapangan kerja, pendidikan tinggi terbesar itu adalah pendidikan vokasi, tapi kelihatannya ada yang mismatch antara apa yang berkembang dengan apa yang terjadi. Perkembangan yang terjadi di Indonesia, pendidikan akademik nyatanya jauh lebih besar daripada pendidikan vokasi, mindset ini rasanya perlu diubah karena yang berminat terhadap pendidikan vokasi itu kelihatannya pendidikan tinggi.

“Melalui diskusi dan tukar pikiran yang konstruktif, semoga kita dapat menemukan strategi dan solusi yang aplikatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan teknik dan vokasi di Indonesia khususnya dalam menjawab tantangan transformasi digital. UPI sebagai mitra Pemerintah, Sekolah dan Industri, tidak akan pernah berhenti berkreasi untuk melakukan inovasi untuk kemajuan bangsa dan negara khususnya dalam pendidikan vokasi,” ujarnya.

Untuk diketahui bahwa penyelenggaraan kegiatan SENAVOK dan Pameran Pusat Keunggulan Vokasi ini diinisiasi oleh Pusat Unggulan IPTEKs Technical and Vocational Education Training Research Center (PUI TVET-RC) UPI, menggandeng Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Komite Vokasi Provinsi Jawa Barat dan Kamar Dagang Industri (KADIN) Provinsi Jawa Barat.   (dodiangga/foto:arum)