Sosialisasi Pendidikan Seks melalui lagu dan gerakan untuk Siswa/i SD di Kecamatan Pagerageung

Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong remaja untuk mengatasi masalah yang bersumber pada dorongan seksual (Leung et al., 2018). Sedangkan pada teori gender pendidikan sex lebih menekankan kepada perkembangan aspek biologis dan komposisi kimia dalam tubuh seorang laki-laki dan seorang perempuan, maka studi gender lebih menekankan kepada perkembangan aspek maskulinitas dan femininitas seseorang (Marzuki, M., 2007). Pendidikan seks yang dilakukan masih digabung pada beberapa program dan dirasa masih belum optimal dalam pelaksanaannya serta masih banyak juga masyarakat yang belum mengetahui dan masih menganggap tabu. Padahal pengajaran tentang hal itu perlu disampaikan kepada anak dari sedini mungkin sebagai tindakan awal untuk mengurangi resiko tingginya tingkat pernikahan usia dini karena kurangnya edukasi yang diberikan. Maka dari itu, setelah proses pengambilan data yang dilakukan, tim SHOATS memutuskan untuk melakukan implementasi dari program yang telah kami canangkan.

Pada hari Sabtu, 30 September 2023, tim PKM-RSH SHOATS UPI Kampus Tasikmalaya telah melaksanakan kegiatan implementasi sosialisasi pendidikan seks melalui lagu dan gerakan dengan dibarengi edukasi tentang organ reproduksi sebagai bentuk luaran sekunder dan dukungan terhadap pencapaian tujuan ke-4 Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yaitu Pendidikan Berkualitas. Kegiatan ini dilakukan di tiga sekolah di wilayah Pagerageung, yaitu SDN Pager Jaya, SDN Nanggewer, dan SDN Sukapada.

Kami, Tim PKM-RSH UPI Kampus Tasikmalaya dengan judul “Menuju desa berkualitas: studi kasus pernikahan usia dini dan pola pendidikan seks di kecamatan Pagerageung” berhasil mendapatkan sambutan yang sangat baik dari ketiga sekolah tersebut. Baik pihak siswa maupun guru di ketiga sekolah menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan ini. Dengan partisipasi aktif dari semua pihak, diharapkan upaya menuju desa berkualitas, khususnya dalam mengatasi pernikahan usia dini dan meningkatkan pola pendidikan seks, dapat terus ditingkatkan dan memberikan dampak positif yang lebih luas. Pihak guru menyambut baik inisiatif dari tim PKM-RSH UPI Kampus Tasikmalaya dalam memberikan pendidikan seks kepada para siswa meskipun kegiatan tersebut baru kami laksanakan ke kelas enam SD saja. Mereka mengakui pentingnya pengetahuan ini sebagai bagian dari pendidikan yang holistik. Para guru memberikan dukungan penuh terhadap implementasi melalui lagu dan gerakan dengan dibarengi edukasi tentang organ reproduksi ini dan mengapresiasi upaya tim dalam menyajikan materi yang tepat dan informatif. Salah satu guru dari SDN Sukapada menyebutkan bahwa: “Kegiatan seperti ini memang perlu dilakukan secara rutin untuk mematangkan materi dari mata pelajaran IPA, selain itu untuk metodenya sudah tepat karena anak-anak memang jika diberikan lagu disertai hafalan akan mudah untuk mengingatnya.” tutur Ibu Nuri.

Sementara itu, respon dari siswa-siswa sangat positif. Mereka menyambut materi ini dengan antusiasme dan tertarik untuk memahami lebih dalam mengenai pendidikan seks. Banyak dari mereka memberikan umpan balik positif terkait kejelasan dan keterbacaan poster, serta apresiasi terhadap inisiatif untuk memberikan pendidikan seks di lingkungan sekolah. Selain itu, kami juga memberikan reward kepada Siswa/i yang aktif bertanya dah mereka sangat merasa senang. Salah satu siswa berharap bahwa program ini sebaiknya berkelanjutan. Seorang siswa berkata: “Ibu, sering-sering kesini yaa, nanti kita nyanyi bareng lagi dan kita belajar lagi buuu” tutur Rahma dari kelas 6 SDN Sukapada.

Dengan suksesnya kegiatan implementasi ini, diharapkan Siswa/i pada ketiga sekolah tersebut akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pendidikan seks, yang pada gilirannya akan membantu dalam mencapai tujuan SDGs ke-4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di wilayah sekitarnya untuk melakukan upaya serupa demi peningkatan mutu pendidikan.

Demikian berita acara ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Semoga hasil dari penelitian ini dapat terus berguna dalam pengembangan program pendidikan seks yang lebih komprehensif di wilayah ini dan membantu mengurangi angka pernikahan usia dini yang tidak diinginkan.