UPI Siap Bangun dan Tingkatkan Kompetensi Guru Masa Depan melalui PPG

Bandung, UPI

Pada kesempatan pemaparan materi dalam kegiatan Orientasi Akademik PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (17/1/2024), Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr. Eng. Agus Setiawan, M.Si., berbicara tentang Kompetensi Guru Masa Depan.

Dr. Eng. Agus Setiawan mengungkapkan bahwa Guru merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan. Pendidikan berkualitas harus didukung guru berkualitas. Era Revolusi Industri 4.0 dan era digital menuntut sejumlah keterampilan baru bari guru masa depan. Oleh karena itu, Pendidikan Profesi Guru (PPG) memegang peranan penting dalam penyiapan guru masa depan yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia dan tantangan global.

“Setidaknya ada empat kompetensi yang harus dikuasai oleh Guru di Indonesia, yaitu Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Kedua, kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Ketiga, kompetensi sosial, merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Keempat, kompetensi professional, merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Keempat kompetensi bersifat holistik dan merupakan suatu kesatuan yang menjadi ciri Guru profesional,” tegasnya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa PPG merupakan instrumen penting bagi pembangunan manusia Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan literasi, numerasi, dan karakter. Kemudian untuk melaksanakan Merdeka Belajar dan memperbaiki ekosistem pendidikan, serta untuk mengembangkan keterampilan berpikit tingkat tinggi (Higher Order Thinking/HOT) dengan pendekatan TPACK.

Dikatakannya,”Model PPG Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antara LPTK dengan sekolah mitra. PPG juga diharapkan mampu meningkatkan refleksi dalam pembelajaran dan meningkatkan keterampilan kepemimpinan pembelajaran. PPG Indonesia menerapkan sistem pembelajaran hybrid PPG dan menerapkan Problem-Based Learning (PBL) dan Project-Based Learning (PjBL) sebagai model pembelajaran utama.”

PPG Pra Jabatan menciptakan generasi baru Guru Indonesia, ujar Dr. Eng. Agus Setiawan. Guru profesional yang menjadi teladan dan pembelajar yang mampu mengembangkan rencana, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan mewujudkan profil pelajar Pancasila, serta terampil dalam mengembangkan lingkungan belajar dan memfasilitasi peserta didik belajar dengan melibatkan orang tua dan masyarakat. Guru yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan menguasai kompetensi dasar guru, berorientasi utama kepada peserta didik dan pembelajaran peserta didik untuk menjadi pribadi yang berkomitmen menjadi teladan. Seorang Guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat serta memiliki dasar-dasar kepemimpinan.

“Hal-hal yang disampaikan tersebut sesuai dengan prinsip pendidikan versi UNESCO yaitu belajar untuk mengetahui, belajar melakukan atau mengerjakan, belajar untuk hidup bersama, dan belajar untuk menjadi/mengembangkan diri sendiri, serta pendidikan sepanjang hayat,” ungkapnya lagi.

Pada era Revolusi Industri 4.0, tidak hanya cukup dengan menguasai literasi lama saja sebagai modal dasar untuk berkiprah di masyarakat. Kemampuan seperti membaca, menulis, dan matematika harus bertransformasi menuju literasi baru, yaitu menguasai Literasi Data dengan memiliki kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi (Big Data) di dunia digital. Kemudian memiliki kemampuan untuk menguasai Literasi Teknologi, seperti memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi, contohnya mampu membaca coding, artificial intelligence, engineering principles, dan biotech. Berikutnya adalah penguasaan terhadap Literasi Manusia, yaitu humanities, komunikasi, dan desain. Pembelajar sepanjang hayat, serta memiliki kemampuan untuk kreatif, lancar berkomunikasi, mampu berkolaborasi, serta memiliki pemikiran kritis.

Sementara itu, berdasarkan kompetensi umum para pekerja pada era digital berdasarkan HRD Readiness study in ASEAN, yaituNumeracy and literacy skills, High-order cognitive skills, ICT-skills / digital literacy, STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), Social skills, Learnability, danCharacter qualities, sertaProblem-solving in complex, technology-rich environments.

Dengan demikian, berdasarkan persepsi keterampilan abad 21 Guru Vokasi, maka mereka harus menguasai kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik secara oral, berkomunikasi secara tertulis, mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran, memiliki etika dan profesionalisme dalam bekerja, mampu bekerja secara tim dan berkolaborasi dengan baik, mampu menggunakan teknologi yang relevan untuk mendukung profesi. Kemudian memiliki kemampuan manajemen proyek dan kepemimpinan, memiliki ketangkasan dan dapat beradaptasi, serta memiliki inisiatif dan memiliki jiwa kewirausahaan/entrepreuneurship.

Ditegaskannya,”Para guru wajib memiliki kemampuan untuk mengakses, menganalisis dan mensintesis informasi  dengan baik, juga memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi, serta memiliki produktifitas dan akuntabilitas, mampu berinovasi, dan menjadi warga negara global atau global citizenship, serta mampu untuk berfikir tingkat tinggi seperti berpikir kritis, berpikit kreatif, dan lain sebagainya.”

Kesimpulannya adalah para guru wajib memiliki keterampilan abad 21 seperti Ways of thinking, Way of working, Tools for working seperti Information and communication technology (ICT) & Information literacy, serta memiliki Skills for living in the world-Global Citizenship.  (dodiangga)