Masyarakat Belum Peduli Buang Sampah di Tempatnya

1Bandung, UPI

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mencetuskan sebuah program baru yaitu program Bandung Bersih. Program ini banyak menuai pendapat dari berbagai kalangan masyarakat. Dalam aturan Perda K3 No. 11 tahun 2005 disebutkan bahwa bagi siapa saja yang tidak melengkapi tempat sampah pada kendaraan, akan dikenakan denda Rp 250.000. Terkait pada peraturan ini maka hampir semua kendaraan di Bandung tiba-tiba memiliki tong sampah di dalam kendaraannya.

Ridwan Kamil mengimbau kepada warga Bandung khususnya wisatawan yang berkendara untuk melengkapi mobilnya dengan tong sampah. Sebab volume sampah setiap akhir pekan itu selalu bertambah di mana 15 persennya berasal dari sampah dalam kendaraan. Hal inilah yang membuat walikota Bandung yang sering disapa Kang Emil menjadi risau akan kebersihan kota Bandung.

Namun banyak juga masyarakat yang belum terlalu puas dengan gerakan ini seperti Rita Rosita, mahasiswi UPI (Universitas Pendidikan Indonesia). “Tong sampah di angkot memang bagus dan baik karena dapat membantu masyarakat sadar akan membuang sampah sembarangan. Namun menurut saya, pada kenyataannya masyarakat tidak terlalu peduli untuk mau membuang sampah di tempatnya. Malahan bagi supir angkotnya melakukan hal ini karena ia takut terkena denda atau terpaksa bukan karena niat ingin membersihkan lingkungan sendiri. Selain itu, dari yang saya lihat tong sampah ini malah mempersempit area angkot yang seharusnya menjadi wadah bagi barang-barang yang dibawa penumpang” jelasnya dengan semangat.

Tetapi berbeda dengan Dian Lestari yang sangat mendukung adanya program ini. “Mengubah suatu kota untuk menjadi lebih baik menurut saya harus dimulai dari mengubah lingkungannya terlebih dahulu. Mengapa? Karena dapat membuat masyarakat semakin nyaman serta dapat ikut berpartisipasi dalam menjalankan program pemerintah daerah yang ada di kota Bandung ini.” kata Dian saat ditemui dalam angkot Kalapa-Ledeng.

Pada akhirnya kita tentunya menginginkan yang terbaik bagi kota kebanggan kita yaitu kota Bandung. Program Bandung Bersih memang baik dan tentunya memiliki tujuan yang bagus untuk mewujudkan kota Bandung yang lebih bersih dan lebih baik lagi. Namun jika dilakukan dengan niat yang tulus tentunya akan lebih memiliki manfaat yang lebih baik bagi semua orang dengan menarik orang lain untuk mengikuti gerakan ini. Harapan akan Bandung yang lebih baik tentunya jika berasal dari kerjasama dan kemauan hati dari masyarakat maka akan lebih berdampak baik dalam jangka panjang.

Sebuah peribahasa menuturkan syairnya yang sangat tepat bagi kondisi yang sedang dihadapi oleh kota Bandung saat ini yaitu “Kebersihan itu Sebagian dari Iman”. Bandung memang terkenal dengan kota wisata, kota yang memiliki banyak wahana wisata yang menakjubkan dan membuat orang tertarik untuk datang ke kota yang dijuluki sebagai kota kembang.

Banyak wisatawan dari berbagai penjuru dengan senag hati mau datang ke kota Bandung ini yang masih menyentuh alam meskipun terdapat kota yang padat merayap di tengah-tengahnya. Kota ini juga disebut kota tempat orang-orang yang ingin melepaskan penatnya dari dunia kesibukan kerja.

Namun adanya wisatawan ini ternyata memberi kesan yang mendalam yaitu menambahnya volume sampah di Kota Bandung. Kebanyakan dari mereka terbiasa untuk membuang sampah sembarangn tanpa melihat sekitar dan tidak mau berusaha mencari tempat atau menyediakan tempat untuk pembuangan sampah mereka sendiri. Selain itu juga memang dari masyarakat kota Bandung sendiri belum ada rasa kesadaran untuk berjuang bersama membersihkan kota Bandung dari sampah sehingga wisatawan juga tidak terlalu menaruh perhatian pada kebersihan sampah di kota Bandung.  (Imelda Siboro, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)