UPI Sosialisasikan SNMPTN dan SBMPTN 2019 di Cabang Disdik Jabar Wilayah IV

Purwakarta, UPI

Diharapkan, kepada semua sekolah melalui guru BK dan Kepala Sekolah untuk mendorong seluruh anak didiknya untuk segera mendaftar UTBK dan tidak menunggu di ujung pendaftaran, karena berdasarkan pengalaman sebelumnya di akhir periode itu selalu terjadi stuck. Jadi harapannya, mereka segera mendaftar di Gelombang Pertama tanggal 01 – 24 Maret 2019. Sementara Gelombang Kedua tanggal 25 Maret – 01 April 2019, ini waktunya lebih pendek oleh karena itu diharapkan diantisipasi jauh-jauh hari, daftar sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan sehingga tidak terjadi kegaduhan dan semua lancar. Peserta hanya diperbolehkan mengikuti UTBK maksimal 2 (dua) kali, dengan ketentuan UTBK kelompok Saintek satu kali dan kelompok Soshum satu kali; atau kelompok Saintek dua kali; atau Kelompok Soshum dua kali.

Hal tersebut ditegaskan Kepala Divisi Rekrutmen Mahasiswa Baru Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr. rer. nat. Asep Supriatna, M.Si., usai memberikan arahannya dalam kegiatan Sosialisasi SNMPTN dan SBMPTN 2019 di hadapan para guru BK dan Kepala Sekolah Cabang Dinas Pendidikan Jawa Barat Wilayah IV Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Subang, di Aula UPI Kampus Purwakarta Jl. Veteran No. 8, Kabupaten Purwakarta, Senin (25/2/2019).

Lebih lanjut dijelaskan,”Peserta yang ingin mengikuti tes 1 (satu) kali dapat mendaftar pada gelombang pertama atau gelombang kedua. Sementara itu, peserta yang ingin mengikuti tes 2 (dua) kali harus mendaftar di gelombang pertama dan gelombang kedua. Peserta yang mendaftar hanya di gelombang kedua hanya dapat mengikuti 1 (satu) kali tes pada tanggal 11 Mei – 26 Mei 2019.”

Di tahun 2019 ini, ungkapnya, untuk mendaftar UTBK disyaratkan sekolah memiliki NPSN dan NISN. Jadi semua sekolah diharapkan segera mengurusnya sehingga sekolah bisa mendapatkan NPSN dan NISN, sebab ini menjadi syarat ketika melakukan pendaftaran, jika dulu hanya menggunakan nomor bayar dan pin.

“Bagi yang memiliki kebutuhan khusus, untuk yang sifatnya tuna netra akan dilayani secara khusus melalui aplikasi screen reader kemudian anak melakukan tes di tempat yang sudah disiapkan dan mereka bisa melakukan sendiri atau mengoperasikan komputernya sendiri. Diharapkan, dalam waktu dekat aplikasinya bisa dipastikan untuk dipergunakan. Untuk di Bandung, pelaksanaannya di UPI, tetapi untuk yang lainnya yang sifatnya fisik, yang menggunakan kursi roda atau tongkat itu akan ditempatkan bersamaan dengan peserta umum, namun yang diperhatikan adalah aksesnya sehingga mereka tidak mengalami kesulitan dan itu menjadi tanggung jawab kita,” tegasnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama Direktur UPI Kampus Purwakarta Prof. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D., mengatakan,”Jika melihat kondisi geografis masyarakat di Cabang Dinas Pendidikan Jawa Barat Wilayah IV yaitu Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Subang, untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, mereka memiliki idealisme yang sama dengan wilayah lain, dimana masyarakat menengah ke atas akan melanjutkan pendidikannya ke prodi-prodi favorit di kota besar. Kadang-kadang mereka tidak berpikir secara proporsional, bahwa sebenarnya di kampus daerah juga sudah tersedia prodi-prodi tersebut, namun cita-cita mereka ingin melanjutkan pendidikannya di prodi-prodi bergengsi.”

Namun setelah kita jelaskan, ujarnya pola pikirnya sudah mulai terbuka bahwa untuk melanjutkan pendidikan tidak harus ke kota besar. Masyarakat harus realistis, dalam artian jika kuliah jauh akan membutuhkan biaya yang relatif tinggi, namun jika memilih lokasi terdekat dengan tempat tinggal tentunya akan memangkas biaya, seperti biaya kos, dan biaya hidup.

“UPI Kampus Purwakarta memiliki sejumlah fasilitas pendidikan seperti beasiswa, penerimaan mahasiswa melalui jalur bidik misi dan kami juga menyediakan asrama, ke depan akan dibuatkan rumah susun, oleh karena itu masyarakat dapat memanfaatkan peluang tersebut. Diharapkan, setelah mereka mengikuti seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri, jika lolos jangan disia-siakan, mungkin itu adalah kesempatan terbaik untuk dia sehingga dapat mengenyam pendidikan yang disediakan pemerintah, oleh karena itu jika tidak sesuai jangan mengabaikannya, ikuti saja,” harapnya. (dodiangga/humasupi)