Menikmati Keindahan Panorama Pantai Garut Selatan

1

Garut, UPI

Dering alarm berbunyi pukul 04.00 WIB menunjukkan tanda bahwa para pelancong harus segera bersiap mengeksplore keindahan Nusantara. Di mana para traveler itu adalah Nurjannah, Fachmi, Aridha dan saya sendiri. Trip yang akan dikunjungi adalah Pantai Selatan yang terkenal dengan karang lautnya dan juga deburan ombak yang menggebu daerah Kabupaten Garut Selatan. Di samping itu, perlu niat yang sangat besar sekali karena letak pantai yang berada di ujung selatan dan harus menempuh perjalanan ekstrem.

Dari Kota Bandung tempat di mana perjalanan dimulai kami berangkat pukul 06.00 WIB. Setelah menempuh jarak dua jam dari Kota Bandung, sampailah di Alun-Alun Kota Garut di mana aktivitas warga Garut terlihat. Di sana terdapat sebuah masjid besar yang sering digunakan orang untuk istirahat. Di samping untuk beribadah, terdapat arena bermain untuk anak-anak seperti bom bom car, lapak wisata kuliner, lahan yang dipakai untuk berolah raga, bersantai ria, beristirahat, sampai untuk berpacaran.2

Nasi kuning adalah makanan penghantar untuk sarapan dan menemani istirahat. Setelah berbincang-bincang dan istirahat selama satu jam, kami melanjutkan perjalanan. Gunung Gelap adalah sebutan daerah yang kami lewati, salah satu rute perjalanan yang paling ekstrem karena pada pukul 11.00 WIB saja sudah turun kabut yang menyelimuti jalanan yang berkelok-kelok. Sebelahnya terdapat jurang disertai dengan jalan yang tidak rata. Perjalanan ekstrem kami dilengkapi dengan guyuran hujan yang deras, udara dingin menusuk sampai tulang.

Pantat mulai panas disertai tulang belakang yang mulai terasa sakit, kaki dan tangan yang mulai lelah, dan pundak yang asalnya kuat menjadi melemah. Itulah yang dirasakan selama perjalanan melewati Gunung Gelap menuju daerah Pameungpeuk dalam tiga jam perjalanan. Tidak salah kami berangkat di musim hujan bulan November ini, karena membuat adrenaline terpacu ingin cepat sampai.

Kami sampai di Pameungpeuk dengan udara yang panas. Es goyobod adalah minuman yang menjadi pilihan kami untuk menghilangkan dahaga. Beberapa menit kemudian kami dijemput mobil jeep berwarna hijau dan bertuliskan “Karang Laut”. Diantarlah kami menuju penginapan Karang Laut hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit menuju pantai. Penginapan Karang Laut adalah salah satu tempat yang sangat dekat sekali dengan bibir pantai dengan lokasi yang sepi sehingga pantai serasa milik sendiri.3

Pandi adalah penjaga penginapan yang setia membantu selama berlibur. Menurutnya, bila sedang musim panas, ikan terlihat berloncatan berlomba dengan ombak. Di malam hari, kita dapat mencari kepiting di daerah bibir pantai. Tidak berlama-lama kami beristirahat di penginapan, kami langsung turun ke bibir pantai dan bermain-main dengan ombak, berfoto-foto gila, dan menikmati sunset di pantai.

Esok harinya kami berkunjung ke Pantai Sayang Heulang dengan matahari yang terik di mana karang laut langsung terlihat di bibir pantai, ombak yang lebih deras dari Santolo. Terdapat para nelayan ikan yang sedang memancing di perbatasan antara karang laut dan ombak, dan tidak lupa juga ritual kami yaitu berfoto-foto gila.4

Hari semakin siang, cuaca semakin panas. Kami sudah puas menikmati keindahan di Sayang Heulang, kemudian kami kembali ke penginapan. Kami bersiap-siap pulang, merapikan segala barang bawaan dan berpamitan kepada Pandi. Perjalanan kami lanjutkan dan harus bergelut kembali dengan perjalanan yang sangat panjang dan ekstrem. Seperti biasa, di Gunung Gelap hujan turun dan kali ini  lebih deras dari hari kemarin.

Gunung Gelap telah ditaklukan, dan kami kembali beristirahat di Alun-Alun Kota Garut. Di sana kami sempat menjemur pakaian yang basah akibat hujan deras sepanjang jalan. Pada pukul 17.00 WIB kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Bandung, selama perjalanan pulang badan semakin terasa remuk dibandingkan dengan perjalanan berangkat. Akhirnya pada pukul 20.00 WIB kami sampai di Kota Bandung.5

Sungguh perjalanan yang sangat menyenangkan sekaligus menyedihkan. Pengalaman bertambah merupakan kenikmatan yang tidak bisa tergantikan oleh apa pun. Kelelahan terbayarkan dengan keindahan panorama di pantai Garut Selatan yaitu Santolo dan Sayang Heulang. (Selika Meilati, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)