Lesson Study Memiliki Potensi Besar Sebagai Model Pembinaan Guru

2

Bandung, UPI

Pendidikan di Indonesia pada saat ini tengah menghadapi tantangan besar. Keampuhan pendidikan sebagai proses ideal yang dapat membentuk manusia seutuhnya, terancam tidak bisa terwujud akibat adanya praktik salah urus masalah pendidikan.

Kepentingan politik dalam pengelolaan kependidikan di Indonesia telah mengaburkan esensi penyelenggaraan iti sendiri, yaitu tercapainya mutu hasil dan proses pendidikan yang baik”, kata Rektor UPI Prof. Dr. Sunaryo KArtadinata, M.Pd saat memberikan sambutan kegiatan 10th Annual International Wals Conference, Selasa 25 November 2014 di Gedung Achmad Sanusi Kampus UPI Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Menurut ia, mutu hasil pendidikan bukanlah bukanlah sebatas prestasi siswa yang diukur dengan serangkaian tes atau perlombaan olimpiade dan kejuaraan. Esensi mutu hasil pendidikan terefeksikan dalam prilaku peserta didik, yaitu keutuhan karakter yang terintregrasi dengan kecakapan intelektual.

“Mutu hasil akan sangat bergantung pada mutu proses. Proses pendidikan bermutu, tidak semata-mata dilihat dari hasil prestasi akademik siswa yang bagus dan tidak terbentuk dari prilaku instan tetapi dari perilaku yang betul-betul dilandasi oleh motivasi, kegiatan, dan kinerja yang bermutu”, ujar Prof. Sunaryo.

3Dengan demikian, diungkapkan ia bahwa mutu proses pendidikan itu sebenarnya terefleksikan dalam strategi yang terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran yang mendidik.

Esensi proses pendidikan dalam pencapaian tujuan utuh pendidikan mengindikasikan makna bahwa guru harus berperan ideal sebagai pendidik.

“Guru adalah sosok yang memegang peran kunci untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang mendidik. Selain itu, guru harus menyadari betul esensi dan nilai-nilai pendidikan, sehingga mampu menerjemahkannya ke dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan”, tambahnya.

Tanggung jawab guru sangat kompleks, oleh karena itu, guru perlu dibekali pemahaman tentang filsafat pendidikan secara komperhensif, pemahaman peserta didik secara mendalam, penguasaan strategi pembelajaran dan bahan ajar.

Yang tak kalah pentingnya terkait pelaksanaan proses pendidikan yaitu guru harus mengedepankan nilai-nilai kasih sayang, kerja keras, kejujuran, tanggung jawab, dan sadar akan adanya keragaman.

“Perihal tersebut harus terinternalisasi dalam diri guru dan merupakan keutuhan jati diri guru. Jati diri guru merupakan spririt profesional yang akan mengarahkan guru untuk selalu bekerja atas dasar kesadaran untuk membawa peserta didik dari kondisi apa adanya kepada kondisi sebagaimana seharusnya”, tegasnya.

4Dikatakan Prof. Sunaryo, bahwa Lesson Study memiliki potensi yang sangat besar untuk diandalkan sebagai model pembinaan profesi guru sehingga mampu menjalankan perannya sebagai pendidik.

“Lesson Study tidak lagi harus dipandang secara mikrosopik sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Tetapi lesson study harus mampu mencetak guru yang sadar dengan posisinya dalam skema pendidikan secara makro”, tuturnya.

Ia berharap, melalui lesson study, guru harus dibina untuk mampu menajamkan materi pembelajaran, mengembangkan sistem hubungan sosial yang harmonis, serta kemampuan memberi nilai tambah terhadap rekan seprofesi dan para peserta didik yang dihadapinya. (Deny)