DIPUU UPI Pamerkan Produk Inovasi Hasil Matching Fund, Teaching Industri, Riset dan Pengembangan

Bandung, UPI

Sebanyak 40 produk dari ratusan produk inovasi hasil matching fund, teaching industry, riset dan pengembangan, dipamerkan Direktorat Inovasi dan Pusat Unggulan Universitas (DIPUU) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Gedung CoE lantai 1 dan lantai 2 Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (18/10/2023).

Menurut Direktur DIPUU Prof. Dr. Yadi Ruyadi, M.Si., pada acara pembukaan Pameran Produk Inovasi dan Kewirausahaan Mahasiswa Tahun 2023, mengatakan bahwa tidak semua produk inovasi bisa dipamerkan, hal ini mengingat tempat yang tidak dapat menampung. Pameran ini hanya menampilkan produk yang sudah jadi, baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk aplikasi.

Diungkapkannya,”Jenis-jenis produk inovasi yang dipamerkan sangat beragam, contohnya di bidang pendidikan ada media pembelajar digital, macam-macam aplikasi pembelajaran, model traumatic healing, edukit; pupuk organik berbahan dasar dari rebung dan daun-daunan; obat herbal; alkes seperti smart bed untuk pasien stroke; kendaraan listrik menampilkan gokart listrik dan sepeda berbahan bakar hydrogen; batik alam; alat latihan bulu tangkis bagi penyandang disabilitas; robot; alat untuk  mengukur kecerahan langit; tepung berbahan dasar umbi-umbian pengganti tepung terigu; dan lain sebagainya.

Sementara itu di lantai 2 diisi oleh produk kewirausahaan hasil pelatihan kewirausahaan 5 angkatan yang diselenggarakan oleh Inkubator Bisnis UPI di bawah koordinasi Kepala Divisi Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan DIPUU. Dijelaskan Prof. Yadi Ruyadi,”Pameran ini juga menggelar acara bincang inovasi yang menghadirkan Rektor UPI, kemudian fashion show, dan talk show. Hadir pada kesempatan yang sama Sekretaris ICA (Indonesian Chef Association) BPD Jabar, Food and Beverage Consultan, Asesor BNSP Rara Rabasari, Fashion Entrepreneur M. Indra Yusuf Wahyudin dan Motion Grafic Artist Rudi Kurnia.”

Prof. Yadi Ruyadi juga menuturkan bahwa berdasarkan pengalaman, untuk melahirkan suatu produk inovasi memerlukan proses yang cukup panjang. Ada proses pengujian-pengujian, standarisasi, uji pasar yang tidak bisa dihindari karena akan masuk kewilayah bisnis.

Oleh karena itu, lanjutnya, hilirisasi dari suatu prototipe hasil riset merupakan tahapan yang harus terus dikuatkan. Satu prototipe apabila kita hilirkan akan memerlukan proses waktu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit. Riset dan pengembangan untuk menghasilkan suatu prototipe memerlukan waktu dan biaya, demikian juga proses hilirisasi satu prototipe memerlukan waktu dan biaya.

“Dari proses hilirisasi itu akan berjalan jika bermitra dengan industri. Industri masuk bermitra dengan para inventor UPI, apabila inovasi yang dikembangkan itu dibutuhkan industri. Oleh karena itu, ke depan kita harus memperkuat kerja sama dengan industri, misalnya melalui riset kolaborasi industri, matching fund UPI, teaching industry UPI dan kemitraan lainnya,” pungkasnya.

Tujuan yang diingin dicapai melalui pameran ini adalah untuk memamerkan hasil produk inovasi sivitas akademika UPI, dan sudah saatnya UPI menampilkan produk-produk inovasi sebagai unggulan UPI untuk diketahui oleh stakeholders UPI.

Diharapkan ini dapat memotivasi lebih kuat lagi kepada para periset UPI dosen dan mahasiswa untuk terus berkarya menghasilkan karya-karya hebat. Ini juga sebagai upaya untuk mempersiapakan dalam mewujudkan Science Techo Park UPI, dan mendorong terwujudnya  bisnis kepakaran atau akademik UPI.   (dodiangg/foto:riza)