Gelar Wicara UPI Soroti Pentingnya Persepsi Trigatra Bahasa bagi Digital Natives Tumbuhkan Kepekaan Toleransi

Jakarta, 23 Oktober 2023 – Dalam upaya meningkatkan kepekaan toleransi di kalangan generasi digital, Program Studi Pendidikan Bahasa Perancis FPBS Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar Wicara dengan tema “Persepsi para Digital Natives tentang Konsep Trigatra Bahasa” yang diselenggarakan secara daring pada Senin, 23 Oktober 2023. Acara ini berlangsung dari pukul 15.30 hingga 17.30 WIB.

Acara ini merupakan bagian dari Riset Fundamental Reguler yang didukung oleh DRTPM, Dikti, Kemendikbudristek. Terlibat sebagai pembicara dalam acara ini adalah Prof. Dr. Mikihiro Moriyama dari Universitas Nanzan, Nagoya, Jepang, dan Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta. Kedua narasumber ini memberikan pencerahan tentang pentingnya memahami konsep Trigatra Bahasa dalam konteks toleransi dan literasi di era digital.

Dengan dihadiri oleh hampir 200 peserta yang terdiri dari dosen, guru, peneliti bahasa, mahasiswa, siswa, dan pemerhati bahasa, acara ini mendapat sambutan positif. Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Pd., Prof. Dr. Tri Indri Hardini, M.Pd, dan Ariessa Rachmadhany, M.Pd. dari UPI memimpin dan mengorganisasi acara ini.

Dekan FPBS UPI, yang turut serta dalam tim peneliti, dalam sambutannya menekankan relevansi gelar wicara ini dengan tujuan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional pada tahun 2045, sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang No. 24 Tahun 2009. Beliau juga menyoroti pentingnya bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing, serta kepekaan toleransi di kalangan digital natives.

Prof. Dr. Mikihiro Moriyama memaparkan tentang “Persepsi Digital Natives terhadap Konsep Trigatra Bahasa dalam Menumbuhkan Kepekaan Toleransi”, sementara Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. mengangkat topik “Literasi Bahasa dan Kebudayaan melalui Media Sosial”. Kedua materi ini memberikan perspektif baru dan penguatan tentang bagaimana bahasa dan literasi dapat menjadi alat untuk memperkuat toleransi dan pemahaman antarbudaya di era digital.

Acara ini menutup dengan diskusi interaktif dan tanya jawab, memberikan wawasan berharga bagi para peserta tentang peran bahasa dalam membangun toleransi dan pemahaman lintas budaya di era digital saat ini.