KKN TEMATIK UPI 2021: CORONA MELONJAK, MAHASISWA BERTINDAK

Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara pengajar dan peserta didik dalam sebuah tempat yaitu kelas. Pada 2 Maret 2020 Pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) mulai menyerang negara Indonesia sehingga berbagai sektor ekonomi, kesehatan, industri, maupun pendidikan merasakan dampaknya. Dalam bidang pendidikan,   Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Regulasi, Chatarina Muliana Girsang menyampaikan Surat Edaran Nomor 15 ini untuk memperkuat Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).

Pelaksanaan pembelajaran online ini memiliki ketidaksiapan komponen-komponen masih belum bisa beradaptasi dengan pembelajaran daring yaitu guru, siswa, orang tua, media pembelajaran, penilaian, alat/handhpone, maupun jaringan internet sebagai ukuran pembelajaran online yang kurang berhasil. Hal ini sangat memprihatinkan bagi kita semua mengingat pendidikan adalah tombak utama dalam keberhasilan sebuah negara baik pendidikan formal maupun informal, hal ini menandakan bahwa pendidikan tidak bisa diberhentikan dan harus tetap berjalan walaupun pandemi covid-19 sedang menyerang tanah air kita.

Permasalahan tersebut menjadi bahan kajian bagi pihak Universitas Pendidikan Indonesia bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata Tematik dengan tema Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan Dan Ekonomi Dalam Implementasi MBKM Pada Masa Pandemi (KKN Tematik MDBPE-MBKM) dengan jumlah peserta KKN gelombang 1 yaitu 3508 Mahasiswa UPI yang diselenggarakan pada tanggal 3 Juli – 31 Juli 2021.

Salva Nurul Baiety Sam, Mahasiswa UPI Bandung dengan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar adalah salah satu peserta KKN kelompok 7 yang dibimbing oleh Hj. Setyaningsih Rachmania, M.Pd selaku dosen pembimbing lapangan, selama kurang lebih 1 bulan di SDN 3 Sindangsuka Desa Sindangsuka Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. SDN 3 Sindangsuka dipilih menjadi tempat KKN tematik karena letak yang tidak jauh dari daerah tempat tinggal dan masih banyaknya siswa dan orang tua yang perlu mendapat bantuan atau bimbingan dalam pembelajaran terutama pembelajaran jarak jauh atau daring. KKN ini dilaksanakan secara daring sehingga memerlukan mitra-mitra yang membantu melancarkan kegiatan KKN ini yaitu Turnawan selaku Kepala Desa Sindangsuka, Entin Sumartini, S.Pd selaku Kepala SDN 3 Sindangsuka, Ani Asmayanti, S.Pd selaku wali siswa kelas 4, Dini Mulyasai selaku wali siswa kelas 1 dan guru-guru lainnya yang ada di SDN 3 Sindangsuka.

Tema yang dipilih oleh Salva, yaitu Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan Program kerja yang harus dilakukan pun ada beberapa seperti melakukan penguatan pembelajaran daring untuk semua mata pelajaran, pendampingan pembelajaran daring untuk semua mata pelajaran dan pendampingan orang tua dalam membimbing anak melalui pembelajaran daring, membantu administrasi sekolah secara daring dan membuat sebuah video berisi tentang edukasi dan penanggulangan Covid-19,Mendesain membuat melengkapi dan menggunakan media pembelajaran daring. Kegiatan yang dilakukan yaitu membuat poster atau pamflet edukasi berisikan tentang covid-19 dan mengenai ilmu parenting untuk sasaran orang tua siswa. Lalu ada penguatan mata pelajaran dengan kembali mengulang mata pelajaran sebelumnya dengan didampingi oleh mahasiswa KKN menggunakan media sosial Whatsapp, You tube, atau media lainnya yang sebelumnya penggunaan aplikasi belum optimal, pembuatan video yang berisi tutorial atau cara pembuatan hand sanitizer bagi siswa dan orang tua untuk mempererat kerja sama antar keluarga, dan tutorial penggunaan aplikasi Google Form untuk memudahkan para guru dalam hal administrasi.

Penggunaan fitur Whatsapp yaitu video call diharapkan dapat memudahkan dalam pendampingan belajar dikarenakan fitur video call dapat menghemat kuota peserta didik maupun guru, mudah diakses karena merupakan bagian dari fitur Whatsapp. Selain itu, penggunaan Google Form diharapkan berjalan lancar untuk memudahkan administrasi guru. Pengadaan media ini diharapkan paling berjalan lancar karena penggunaannya belum pernah optimal dan hanya beberapa guru yang baru menerapkannya.

(JN)