Pemberdayaan Komunitas Kreatif di Tasikmalaya

Laporan Juju Masunah

Pemberdayaan komunitas kreatif di Tasikmalaya merupakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. PkM ini berjudul “Sosialisasi Model Pertunjukan Seni Wisata Pendidikan bagi Komunitas Kreatif untuk Mendukung Merdeka Belajar di Kabupaten Tasikmalaya”. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 1 s.d. 24 September 2023. Kegiatan PkM ini merupakan salah satu wujud implementasi kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya dengan Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 130.4/14/Pem/IX/2020 dan Nomor 89/UN40/HK/2020. Sebelum kegiatan PkM berlangsung, Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pasacarjana Universitas Pendidikan Indonesia mengadakan audiensi dan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan tiga Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di Kabupaten Tasikmalaya, yaitu Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan. Kerjasama ini bertujuan untuk mensinergikan dan mengoptimalkan implementasi konsep quadruple helix melalui fungsi dan peran  akademisi, pemerintah daerah, komunitas, dan dunia usaha untuk pemajuan kebudayaan dan pengembangan ekonomi kreatif yang diharapkan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Pada tanggal 1 September 2023, Tim PkM Prodi Pendidikan Seni SPs UPI yang terdiri dari dosen, mahasiswa S2 dan S3 diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Kab. Tasikmalaya, Dr. H. Mohamad Zen, yang didampingi oleh tiga SKPD terkait. Sebelum penandatanganan perjanjian kerjasama, Ketua Prodi Pendidikan Seni SPs UPI memaparkan program penelitian pendidikan seni dan pengabdian kepada masyarakat, serta rencana pengembangan proposal untuk mengakses pendanaan dari Pemerintah Pusat melalui program kedaireka, kemendikbud ristek, dan sumber dana lainnya. Pemerintah daerah Kabupaten Tasikmalaya menyampaikan ketertarikannya untuk mengadopsi konsep yang ditawarkan oleh Tim PkM Prodi Pendidikan Seni, dan SKPD terkait siap bekerjasama dengan Tim PkM Prodi Pendidikan Seni UPI. Setelah berdiskusi dengan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Tim PkM berkesempatan juga untuk mengunjungi lokasi yang sedang dikembangkan oleh desa-desa untuk tujuan wisata, antara lain desa Cipakat dan desa Cikunten. Desa Cipakat sedang mengembangkan potensi pertanian dan kulinernya serta wisata air. Desa Cikunten mengembangkan potensi Sungai menjadi wisata mancing. Bagi peminat mancing, bendungan Ciwulan dan Cikunten ini merupakan sungai yang dihuni oleh Ikan Kancra, maka  di lokasi bendungan itu dibuat dua patung ikan Kancra berukuran besar oleh seniman Ade Tatang.

Pada tanggal 2 September 2023, dari jam 8.00 sampai jam 16.00, Tim PkM melaksanakan kegiatan workshop dan sosialisasi model pertunjukan seni wisata pendidikan bertepat di Aula SMA Negeri 1 Singaparna, Kab. Tasikmalaya. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bidang Kebudayaan, Ibu Elis Sulastri, M.Pd. Beliau menyatakan bahwa kegiatan PkM SPs UPI ini seperti gayung bersambut dengan program Bidang Kebudayaan yaitu pembinaan sanggar tari. Dengan tersipu-sipu Ibu Elis Sulastri, M.Pd. mengatakan bahwa beliau adalah alumni Prodi Pendidikan Seni UPI dan merasa senang dikunjungi para guru yang pernah membimbing dan mengajar ketika melanjutkan kuliah di UPI. Ibu Elis mendukung kegiatan komunitas kreatif untuk aktif dan mengikuti arahan para dosen dari UPI. Acara dibuka dengan membunyikan alat musik angklung dan Tari Hihid yang ditampilkan oleh lima siswa SMA Negeri 1 Singaparna.

Selanjutnya, kegiatan sosialisasi model pertunjukan seni wisata pendidikan disajikan dalam dua sesi oleh empat narasumber yang dipandu oleh dua moderator. Sesi pertama adalah pemaparan materi oleh Prof. Dr. Tati Narawati, M.Hum., dan Dr. Rita Milyartini,M.Si, dengan moderator Dr. Reni Haerani, M.Pd. Prof. Narawati membahas tentang “Kearifan Lokal dan Pertunjukan Seni Tradisional dalam Festival.”Dr. Rita Milyartini mendiskusikan “Pendidikan Seni dan Pendidikan Karakter di Masyarakat.”Sesi kedua adalah pemaparan konsep dan praktik seni wisata pendidikan oleh Dr. Agus Ahmad Wakih, M.Sen dan Prof. Juju Masunah, M.Hum. Ph.D, yang dimoderatori oleh Saian Badaruddin, M.Pd. Dr. Agus AW, M.Sen. mensosialisasikan hasil penelitian disertasinya yaitu Angklung Sered Balandongan  sebagai media pendidikan karakter dalam pengembangan desa wisata budaya di Tasikmalaya. Kemudian, Prof. Juju memaparkan model seni wisata pendidikan untuk sumber belajar di Kab. Tasikmalaya. Kemudian, beliau memandu peserta untuk membuat desain pertunjukan seni wisata pendidikan dan pengelolaannya. Pendekatan ekonomi kreatif merupakan salah satu targetnya, dimana pertunjukan seni dan pameran kerajinan diharapkan dapat menghasilkan nilai tambah secara sosial, budaya, dan ekonomi.

Komunitas kreatif berasal dari 5 kecamatan yaitu Puspahiang, Salawu, Mangunreja, Singaparna, dan Tanjungjaya. Duapuluh orang peserta berasal dari sepuluh komunitas kreatif yaitu Cakra Manggala, Jaga Riksa Rudat, Sakata Production, Srikandi, SDN Balandongan, Kp. Balandongan, SMPN Satap 1 Mangunreja, Sucha Rama Kencana, Sanggar tunggal jaya, Sanggar SSS, Sanggar Seni GJS.  Komunitas kreatif merasa tercerahkan untuk menggali potensi diri dan daerahnya dalam upaya pemajuan kebudayaan dan ekonomi kreatif. Setiap komunitas mengidentifikasi seni pertunjukan, seni kerajinan, dan kuliner yang berkembang di daerahnya. Jenis seni pertunjukan yang sudah diidentifikasi antara lain, Angklung Sered, Calung, Reog, Penca Silat, Rudat, Terebang Sejak, Beluk, Lais, Singa Depok, Kuda Lumping, Dorban, dan lain-lain. Seni-seni ini masih hidup dan berpotensi untuk dikembangkan. Workshop dilaksanakan satu hari penuh, kemudian dilanjutkan dengan penugasan. Penugasan bagi komunitas kreatif adalah membuat desain atau rancangan pertunjukan seni wisata pendidikan untuk mendukung program Merdeka Belajar. Komunitas kreatif mengawali pembuatan desain dengan mengidentifikasi potensi seni, seniman, sektor industry kreatif, dan alam yang ada di daerah masing-masing. Lalu, mereka membuat perencanaan bentuk, waktu, lokasi, dan pengelolaan kegiatan. Selama dua minggu komunitas kreatif dari lima kecamatan didampingi oleh tiga mahasiswa pascasarjana asal Tasikmalaya menghasilkan sebuah desain festival.

Pada tanggal 24 September 2023, komunitas kreatif menyajikan hasil penugasan berupa paparan secara virtual tentang rencana festival seni tradisional di wilayah Timur Kabupaten Tasikmalaya untuk tahun 2024. Tujuan festival ini adalah untuk revitalisasi seni tradisional dalam rangka pengembangan wisata budaya dan ekonomi kreatif. Grup kesenian yang akan terlibat sekitar 25 grup dengan pelaku kreatif sekitar 300 orang. Bentuk kegiatan dalam festival ini adalah seni helaran, pertunjukan seni tradisi, pameran produk kerajinan dan kuliner, serta berbagai lomba (fotografi, penulisan berita di media masa, dan video clip di Instragram atau Youtube).  Kegiatan ini akan melibatkan seluruh lapisan masyarakat di Tasikmalaya. Sasaran utama apresiator festival ini adalah pelajar, mahasiswa, dan masyarakat. Untuk pengelolaan festival ini akan dibentuk event organizer (EO) dengan melibatkan mahasiswa dari tiga universitas di Tasikmalaya yaitu UPI Tasikmalaya, Universitas Tasikmalaya (UNTAS), dan Universitas Perjuangan (UNPER). Mahasiswa akan belajar di luar kampus sebagai EO, yaitu sebuah UMKM bidang jasa service dalam event festival. Rancangan ini akan disampaikan kepada pemerintah daerah sebagai hasil kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat UPI dengan komunitas kreatif lima kecamatan Kab. Tasikmalaya. Semoga ide kreatif yang datang dari bawah akan gayung bersambut dengan program Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya. (laporan Juju Masunah)