Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan SPs UPI Selenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat di SMKN 1 Pebayuran Kabupaten Bekasi

Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakar di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Pebayuran Kabupaten Bekasi. Pengabdian Kepada Masyarakat diselenggarakan dałam bentuk pelatihan penyusunan soal evaluasi berbasis HOTS yang dilaksanakan selama 3 hari kerja yaitu tanggal 2-4 Agustus 2023.

Materi pelatihan terdiri atas konsep evaluasi dan HOTS, latihan membuat soal dengan aplikasi digital platform, latihan mandiri dan pendampingan pasca pelatihan. Pelatihan diikuti oleh 50 orang guru, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Lokasi pelatihan di gedung Virtual LAB Revolusi Industri 4.0 yang merupakan hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Pelatihan tersebut dibimbing oleh instruktur yang sudah memiliki pengalaman dan memiliki kepakaran yang relevan dibidangnya, yaitu Dr. Eng. Agus Setiawan, M.Si, Prof. Dr. Dedi Rohendi, MT, Dr. Kamin Sumardi, M.Pd, Ahmad S. Surur, M.Pd, dan Hendri Sulistyo, S.Pd.

Pelatihan selama 3 hari tersebut diikuti oleh semua peserta sampai akhir. Pelatihan tersebut merupakan hal yang jarang didapatkan dan sangat bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan profesionalisme. Pelatihan lebih banyak porsi latihan/praktik dibandingkan teori. Walau masih terkendala oleh jaringan internet yang kurang stabil dengan bandwidth yang terbatas. Tujuan pelatihan ini yaitu merefresh kembali konsep evaluasi, khususnya berbasis kurikulum merdeka dan membuat soal evaluasi berbasis HOTS (Gambar 3). Peserta berlatih membuat soal berbasis HOTS menggunakan platform digital yang sesuai dan dibutuhkan. Platform yang digunakan yaitu google form, quizizz, formative dan mentimeter. Namun, dasar kemampuan tersebut sudah dimiliki oleh guru, sehingga pelatihan lebih ditingkatkan pada level advance atau lanjut dan mengeksplor lebih banyak variasi dalam membuat bank soal.

Menurut Dr. Kamin Sumardi, M.Pd, pelatihan tersebut mendukung program sekolah yang memiliki jargon sekolah berbasis revolusi industri 4.0. Penggunaan platform digital menjadi kebutuhan guru saat ini, karena sesuai dengan tuntutan dunia industri dan dunia kerja (Dudika). Plaftform digital juga membantu guru-guru dalam mempermudah pekerjaan dan mendidik siswa ikut dalam dunia digital. Kegiatan pelatihan merupakan jembatan yang menghubungkan triple helix, yaitu sekolah (SMK), perguruan tinggi dan dunia industri serta dunia kerja. Rintisan ini harus terus dikembangkan kepada seluruh SMK, khususnya SMK yang jauh dari perkotaan atau pusat pemerintahan.

Secara khusus, tim dosen menentukan lokasi pengabdian kepada masyarakat berdasarkan analisis situasi terhadap Kecamatan Pebayuran yang merupakan daerah terjauh di kabupaten Bekasi yaitu diujung timur arah utara.  Kecamatan Pebayuran berbatasan dengan kabupaten Karawang yang dibelah oleh sungai Citarum. Luas kecamatan Pebayuran 96,34 km2 merupakan salah satu kecamatan terluas di kabupaten Bekasi. Jumlah penduduk sebanyak 92.821 jiwa, memiliki 1 SMK dan SMA Negeri. SMKN 1 Pebayuran merupakan sekolah yang mempunyai jarak 43,5 km dari kantor Bupati Bekasi. SMKN 1 Pebayuran mempunyai 50 guru dan mempunayi siswa sebanyak 1.255 orang. SMKN 1 Pebayuran Kabupaten Bekasi dipilih menjadi tempat PkM karena guru-gurunya belum mendapat pelatihan tentang pembuatan soal berbasis HOTS.

Dr. Kamin Sumardi, M.Pd menjelaskan bahwa Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah industri yang banyak. Kebutuhan tenaga kerja tingkat SMK terus dibutuhkan. Oleh karena itu, SMK dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan industri dengan kompetensi yang relevan. Tuntutan untuk menjadi karyawan yang memikili kompetensi mumpuni harus mulai dari SMK. Salah satu cara agar siswa memiliki kemampuan abad 21 harus dilatih dengan menggunakan soal yang dapat menumbuhkan kompetensi tersebut. Siswa harus mulai dilatih dengan soal yang mampu untuk membangun kemampuan berpikir pada tingkat yang lebih yaitu soal yang  berbasis HOTS. Soal berbasis HOTS adalah soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi sesuai dengan levelnya.

Menurutnya, soal HOTS dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS disusun sedemikian rupa untuk mengukur kemampuan: mentransfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan informasi secara kritis. Pemilihan HOTS sebagai alat evaluasi didasarkan pada beberapa fakta dan karateristik HOTS itu sendiri. Hasil riset lembaga dunia salah satunya PISA menunjukkan bahwa kemampuan siswa di Indonesia harus ditingkatkan agar bisa bersaing dalam kehidupan dan kancah global (Kontributor Humas UPI)