Rektor UPI Sambut Visitasi Penilaian Kelayakan Pendirian Program Studi Dokter oleh Tim Konsil Kedokteran Indonesia

Bandung, UPI

Masih banyak persoalan-persoalan kesehatan masyarakat yang belum tertuntaskan walaupun mungkin jumlah Fakultas Kedokteran di Indonesia relatif cukup banyak. Hanya kalau dilihat dari sisi kebutuhan, apakah itu distribusinya maupun jumlahnya, ternyata masih kekurangan.

Informasi tersebut disampaikan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., dalam sebuah wawancara usai melaksanakan kegiatan diskusi temuan dalam Visitasi Penilaian Kelayakan Pendirian Program Studi Dokter terkait pembukaan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia di Ruang Conference lantai 3 Gedung Fakultas Kedokteran UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Sabtu (6/5/2023).

Prof. Solehuddin menjelaskan lebih lanjut,”Kami melihat ada persoalan kesehatan masyarakat yang belum tuntas atau bahkan belum tersentuh. Oleh karena itu, Fakultas Kedokteran UPI hadir untuk memberikan solusi dengan warna yang berbeda melalui sport medicine dan tourism. Hal ini di dukung dengan status UPI sebagai universitas pendidikan yang memiliki Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) dan Prodi Pariwisata.”

Seperti yang kita saksikan, ungkap Prof. Solehuddin, dalam perjalanan UPI bahwa UPI sekarang bukan merupakan IKIP lagi. Di samping itu, UPI juga mendapat tugas dari Pemerintah untuk mengembangkan misi waiter minded.

“Menurut Ketua Divisi Pendidikan Konsil Kedokteran Indonesia dr. Mariatul Fadilah, MARS, Ph.D, Sp. KKLP., bahwa Fakultas Kedokteran UPI harus hadir dengan keunggulannya sendiri. Oleh karena itu, Insya Allah dengan modal pendidikan, fakultas keolahragaan dan juga fakultas tourism atau pariwisata, Fakultas Kedokteran UPI akan hadir dan mampu memenuhi ketentuan dan standar minimal untuk menjadi seorang dokter,” tegas Prof. Solehuddin.

Pendirian Program Studi Dokter di Fakultas Kedokteran UPI, lanjutnya, disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan. Tapi yang pertama, kita membuka prodi akademik dan prodi profesi kedokteran. Akademik dan profesi, itu yang pertama. Ke depannya tentu melihat perkembangan, melihat kemampuan, dan melihat kebutuhan, sehingga apa yang kita buka itu sesuai dengan persoalan, tantangan dan kebutuhan yang terjadi di lapangan.

Dikatakan Prof. Solehuddin,”Dan saya kira, sebagai satu universitas yang tidak nol dalam segalanya, UPI mempunyai modal dalam bidang pendidikan, dalam bidang keolahragaan dan kesehatan juga. Diharapkan dengan bekal tersebut, kita bisa memberikan kontribusi untuk melengkapi apa-apa yang sudah dilakukan oleh saudara-saudara kita yang lebih dulu mengembangkan Fakultas Kedokteran.”

Jadi kita hadir bukan untuk menggantikan mereka, tegasnya, tetapi hadir untuk melengkapi apa-apa yang belum tersentuh dan apa-apa yang belum tertuntaskan oleh mereka yang selama ini sudah ada, karena persoalan itu selalu kompleks.

“Jangan merasa kekurangan pekerjaan atau persoalan. Persoalan itu akan selalu hadir dan selalu menantang, tentunya kita harus siap dan sigap dengan perkembangan itu, sehingga kita bisa hadir memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan Indonesia,” ungkapnya lagi.

UPI merupakan perguruan tinggi yang cukup tua sebetulnya, beber Prof. Solehuddin, tapi tentunya di bidang kedokteran belum memilikinya sama sekali. Sadar akan itu, kami melihat memang masih banyak hal yang perlu kita persiapkan.

Ditegaskan Prof. Solehuddin,”Untuk menjawab hal-hal yang perlu dipersiapkan tersebut, diperlukan sebuah niat dan komitmen. Niat dan komitmen pada saatnya harus dibuktikan, sebab semua apa-apa yang kita sampaikan, kita tulis, dan kita usulkan itu nanti akan dilihat, apakah ada buktinya atau tidak. Ini penting, karena ini adalah kredibilitas, ini adalah akuntabilitas lembaga dan responsibility bagi saya secara pribadi sebagai Rektor.”

Ini yang harus dijawab oleh kita semua, ujarnya, mari kita jalankan tugasnya sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Rektor UPI sebagai pimpinan universitas akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi apa-apa yang menjadi tanggung jawab universitas.

“Tapi tentu semua itu tidak akan bisa terlaksanakan dengan baik kalau hanya dilaksanakan oleh pihak tertentu. Oleh karena itu, saya punya keyakinan dengan kerja bersama, Insya Allah kita bisa terbang bersama,” tutupnya. (dodiangga)