Tabligh Akbar PGSD 2016: Berhijrah Menjemput Cinta yang Hakiki

1Bandung, UPI

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (FIP UPI) menggelar Tabligh Akbar PGSD 2016 dengan tema “Hijrah Cinta: Menjemput Cinta yang Hakiki,”  Sabtu (14/5/2016) di Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Tabligh akbar dihadiri 90 peserta dari 111 peserta yang mendaftar. Acara dibuka pukul 08.00 yang dimulai dengan pemutaran video berisi pandangan orang mengenai hijrah. Pemateri yang mengisi acara tersebut adalah Rahmat Puryodo dan Pevi permana.

Ketua BE Himapro PGSD, Yana Nuryana dalam sambutannya mengatakan, “Cinta bukan untuk ditunggu melainkan harus dijemput, apalagi cinta yang hakiki yakni cinta Allah SWT. Peserta diharapkan bisa menjemput cinta-Nya.

Ketua Prodi PGSD, Dr. Dharma Kesuma, M.Pd. berpendapat, Harus ada aktivis keagamaan yang lahir untuk membangun dunia. Dalam membangunnya masyarakat harus memilih, pilih cinta atau kekerasan? Jikamemilih cinta, pilih cinta kebaikan, semoga semakin baik, tidak lagi ada perpecahan.2

Dalam sesi “Hijrahku untuk Allah yang satu, Allahu Akbar!!!” ini, Ustad Puryodo, menuturkan, CINTA adalah Cara Indah meNcinTai Allah di mana orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang Allah SWT. (H.R. Bukhari). Jika berhijrah cinta, maka hidupnya akan senang riang gembira, karena ketika hati, lisan, dan perbuatan mengimani Allah sudah harmonis, maka cinta Allah pun akan dekat.

Pemutaran video mengenai surga dan neraka dipersembahkan kepada audiens, Ustad Puryodo kemudian mengajak untuk membaca doa memohon surge dan berlindung dari neraka yang sering dibaca saat Ramadhan bersama-sama sebanyak tiga kali. Kemudiankembalimembahasbagaimanashalat yang khusyuk, danpematerianmengenaiHikmahIsraMi’raj. Setelah menyampaikan materi, kembali diputar video berjudul “Betapa Allah Mencintai Umatnya”, dalam jalannya pemutaran video tersebut, audiens beberapa kali diajak untuk mengucap kalimat tasbih, tahmid, takbir, dan hamdallah.3

Pevi Permana Putra, yang memberikan materi kedua mengatakan, Hijrah adalah perpindahan dari yang awalnya buruk menjadi lebih baik. Pada awalnya, Kang Pevi mulai memutuskan untuk berhijrah karena khilaf dan lupa kepada Allah, hidupnya dirasa gelap pada umur 16-24 tahun. Setelah diajak ta’lim oleh temannya, ia mulai mengaji, dan meminta doa kepada istrinya untuk berhijrah. Dan semenjak itu, ia lebih mendekatkan diri kepada Allah hingga saat ini. (Sri Devi Eka Nugrahaeni/WAS)4