Kabar dari Perancis (26) Apakah Orang Perancis Kutu Buku?

Oleh : Nenden Nurhayati Issartel (Koresponden, Perancis)

Tri Indri Hardini (Dosen, Universitas Pendidikan Indonesia)

Pusat Buku Nasional (CNL: Le Centre National du Livre) pada bulan April 2023 menerbitkan hasil penelitian tentang hubungan antara bahasa Perancis dengan membaca. CNL adalah lembaga masyarakat yang didirikan pada tahun 1946 yang berada di bawah naungan Kementerian Kebudayaan. Misinya adalah untuk mempromosikan pengembangan membaca bagi seluruh masyarakat Perancis. Aksi mengukur  untuk tahu banyaknya/ frekuensi  kegiatan membaca ini dilakukan oleh CNL pada tahun lalu, tepatnya di bulan Januari 2023. 1002 orang mewakili penduduk Perancis dihubungi melalui telepon untuk berpartisipasi dalam angket ini.

Penelitian ini dilakukan setiap dua tahun sekali sejak tahun 2015 dan bertujuan untuk mempelajari kegiatan membaca orang Perancis secara mendetail serta memahami mengapa sebagian orang kurang tertarik untuk membaca.

Banyak upaya yang dilakukan CNL untuk mendorong orang Perancis agar tertarik pada kegiatan membaca seperti pertemuan dengan penulis di sekolah, pemberian hadiah Goncourt untuk narapidana atau acara “Malam Membaca”. Selain itu juga, ada acara “les salons du livre” yang diselenggarakan di banyak kota di Perancis, yang mempertemukan penulis dan pembaca, seperti acara peluncuran buku yang menghadirkan penulisnya dan penulis ini memberikan penghargaan kepada orang yang tertarik membeli bukunya, seperti menuliskan ucapan di halaman muka buku. Acara seperti ini banyak menghadirkan penulis terkenal, dan tentu saja acara ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk menemui mereka dan mengobrol dengan mereka.

Dari hasil angket atau survei melalui telepon, diketahui bahwa membaca merupakan kegiatan yang masih sangat disukai oleh orang Perancis. Faktanya, 86% peserta yang disurvei secara spontan menyatakan diri mereka sebagai pembaca dan 89% masyarakat Perancis telah membaca setidaknya satu buku di tahun 2022.

Jenis bacaan yang dibaca orang Perancis bermacam-macam. Hasil observasi CNL menunjukkan peningkatan membaca komik (bande dessinée) untuk semua umur (+14% dibandingkan tahun 2021). Dalam peringkat jenis tulisan sastra yang paling banyak dibaca, terdapat kenaikan dari peringkat keenam menjadi perangkat ketiga. Peringkat sebelumnya  sebagai buku favorit adalah  buku praktis yang menyangkut seni hidup dan rekreasi serta buku sejarah.

Kebiasaan membeli buku bacaan juga berubah dan masyarakat Perancis semakin beralih ke pembelian buku bekas (+6% sejak 2021). Pembelian di toko buku tetap disukai meskipun penjualan daring meningkat pesat (+10% sejak tahun 2021).

Mereka menganggap bahwa membaca selalu dianggap kegiatan yang sangat positif, karena mereka percaya bahwa membaca dapat memperkaya ilmu  pengetahuan, di samping membuka pikiran, dan mendapatkan kesenangan serta perasaan relaks. 

Jadi menurut data yang terkumpul,  68% masyarakat Perancis mengatakan bahwa mereka ingin membaca lebih banyak lagi, namun masalah yang menjadi kendala utama untuk bisa membaca lebih banyak adalah kurangnya waktu dan mereka juga lebih memilih hobi lain (olah raga misalnya). Hasil perhitungan rata-rata orang Perancis membaca adalah selama 41 menit per hari atau 4 jam 47 menit per minggunya.

Perhatian CNL terfokus pemuda usia 15-24 tahun

Meskipun angka keseluruhannya memberikan gambaran positif,  namun jumlah pembaca di kalangan usia 15-24 tahun menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dari hasil penelitian, kelompok usia muda ini juga merupakan kelompok usia yang paling sedikit membaca. Faktanya adalah 80% kelompok usia ini pernah membaca buku (-12% dibandingkan tahun 2019), yang berarti satu dari 5 anak muda tidak membaca sama sekali.

Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa anak-anak muda yang masuk sekolah menengah sering kali mengalami penurunan yang banyak dalam membaca sebagai aktivitas rekreasi, khususnya di kalangan anak laki-laki. Pengurangan membaca ini kebanyakan karena mereka banyak menghabiskan waktu di depan layar. Dalam hal ini, layar yang dimaksud khususnya adalah layar untuk jaringan sosial seperti Instagram atau TikTok karena media ini dapat menarik minat pemuda untuk membaca. Tagar #bookstagram atau #booktok termasuk yang paling populer di platform ini dan banyak pengguna membagikan bacaan yang disukai mereka di jaringan sosial ini.

Penerbit memahami hal ini dengan baik dan mereka secara teratur meluncurkan kampanye khusus di jaringan ini untuk mempromosikan buku yang mereka terbitkan. Untuk pertama kalinya, TikTok menjadi mitra Paris Book Festival  (Festival du Livre de Paris) edisi terakhir yang berlangsung pada tahun lalu tanggal 21 hingga 23 April 2023. Hal ini membuahkan kesuksesan nyata di kalangan anak muda karena pengunjung acara tersebut kebanyakan berusia di bawah 25 tahun. Hal ini tidak mengherankan karena untuk anak muda yang berusia di bawah 26 tahun, mereka tidak usah membayar tiket.

Menurut  Régine Hatchondo, Presiden CNL,  penelitian ini menunjukkan adanya pertarungan yang berat sebelah antara layar dan buku. Kehadiran layar di mana-mana dalam kehidupan sekarang, khususnya di kalangan anak-anak, mengalahkan waktu yang biasanya dihabiskan untuk membaca. Di Metro atau RER (Réseau Express Régional) bahkan di kereta api, banyak orang yang duduk membaca dalam perjalanan mereka ke kantor atau ke suatu tempat. Membaca ini tidak terbatas membaca sebuah buku dari kertas tetapi juga membaca melalui layar (berupa e-book).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian CNL ini karena dengan mengukur, memahami, dan mengidentifikasi kegiatan dan persepsi orang Perancis mengenai buku dan kegiatan membaca, kita dapat mengetahui pentingnya peran buku dan kegiatan membaca tersebut. Perancis adalah negara yang mementingkan kedalaman kekayaan pikiran melebihi kekayaan material. Uang tidak dianggap unsur yang paling penting untuk menggapai kebahagiaan tetapi ilmu pengetahuan, kedalaman pikiran, kekayaan jiwa, keterbukaan otak yang didapat dari pengetahuan dengan membaca adalah salah satu unsur yang memberi semangat dalam kehidupan mereka. Masyarakat Perancis menyadari bahwa seorang anak yang membaca akan menjadi orang dewasa yang berpikir (Un enfant qui lit sera un enfant qui pense).

Sumber:

https://centrenationaldulivre.fr/

https://centrenationaldulivre.fr/actualites/le-prix-goncourt-des-detenus-2022

https://www.nuitsdelalecture.fr/