Kabar dari Perancis (27) COP15 untuk menyelamatkan  keanekaragaman hayati (La biodiversité)

Oleh : Nenden Nurhayati Issartel (Koresponden, Perancis)

Tri Indri Hardini (Dosen, Universitas Pendidikan Indonesia)

Keanekaragaman hayati adalah jantung kehidupan..

COP15 yang pada mulanya direncanakan akan diadakan pada tahun 2020 di China telah ditunda karena pandemi Covid-19, COP15 tentang keanekaragaman hayati akhirnya diselenggarakan di Montreal pada tanggal 7 hingga 19 Desember 2022 di China. COP merupakan singkatan dari Conference of the Parties. Saat ini ada tiga COP yang ketiganya dibentuk pada KTT Bumi (Sommet de la Terre) di Rio pada tahun 1992.

COP (konferensi para pihak) adalah bentuk konferensi yang umum yang dalam hukum internasional didirikan untuk memantau penerapan suatu perjanjian atau konvensi. Di Rio pada tahun 1992 prinsip perubahan iklim secara resmi diakui dan negara-negara anggota (197 negara saat ini) yang menandatangani Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC: United Nations Framework Convention on Climate Change,). Tiga bidang perjuangan telah ditetapkan: iklim dan pembatasan emisi gas rumah kaca, pertahanan keanekaragaman hayati dan perjuangan melawan penggurunan/kekeringan.

COP yang paling diminati adalah tentang perubahan iklim. Tujuannya adalah untuk mempertahankan upaya internasional dalam mengatasi perubahan iklim/ cuaca. COP27 berlangsung pada November 2022 di Sharm El-Sheikh (Mesir) dan berikutnya COP 28  telah berlangsung pada tanggal November 2023 – 13 Desember 2023 di Dubai (Uni Emirat Arab). COP ini diadakan setahun sekali.

COP yang memperjuangkan mengatasi kekeringan dilaksanakan di negara-negara yang terkena dampak kekeringan ini dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan. COP15 tentang penggurunan diadakan di Abidjan (Pantai Gading) pada Mei 2022. COP ini diselenggarakan dua tahun sekali.

Salah satu yang menarik perhatian kita saat ini adalah COP tentang keanekaragaman hayati (Biodiversité). Hal ini mempunyai tiga tantangan utama: konservasi keanekaragaman hayati (la conservation de la biodiversité), pemanfaatan sumber daya unsur-unsur genetik tersebut secara berkelanjutan (l’utilisation durable de ses éléments) dan pembagian keuntungan yang adil dan merata dari eksploitasi sumber daya genetik (le partage juste et équitable des avantages découlant de l’exploitation des ressources génétiques). COP ini diselenggarakan dua tahun sekali.

Situasi keanekaragaman hayati saat ini

Keanekaragaman hayati (biodiversité) adalah gabungan dari kata biologi dan keanekaragaman (diversité) yang  membahas tentang semua makhluk hidup yang ada di bumi (hewan, tumbuhan, bakteri, dll.), lingkungan alaminya segala jenis makhluk hidup ini dan interaksinya.

Keanekaragaman hayati adalah tatanan kehidupan di planet kita, di mana kita menjadi bagiannya. Keragaman hayati adalah inti kehidupan kita. Kita harus menyadari betapa pentingnya keanekaragaman hayati dalam kehidupan kita sehari-hari : bagaimana makhluk hidup (manusia, binatang dan tanaman) tergantung pada tempat kita hidup (lautan dan daratan). Manusia telah mengubah ekosistem tempat kita hidup dan menyebabkan kehancuran makhluk-makhluk hayati di dunia yang pada akhirnya akan pula menghancurkan sedikit demi sedikit atau sekaligus kehancuran umat manusia.

Situasi keanekaragaman hayati saat ini sangat mengkhawatirkan  dan banyak ilmuwan secara rutin memperingatkan tentang hal ini. Dari observasi dan penelitian, diperkirakan 75% permukaan bumi telah diubah oleh manusia dan lebih dari 85% lahan basah atau lembap telah hilang. Kepunahan hilangnya spesies dalam jumlah besar menunjukkan bahwa (*)kepunahan massal keenam mungkin sedang berlangsung. Vertebrata/ makhluk dengan tulang punggung dan invertebrata / makhluk tanpa tulang punggung terpengaruh. Perubahan iklim dan hilangnya habitat menjadi penyebab akan hilangnya sekitar 1 juta spesies hewan dan tumbuhan yang terancam punah. Perubahan-perubahan ini terjadi terutama karena polusi, konstruksi manusia, dan pemanasan global.

(*)Kepunahan massal keenam menggambarkan hilangnya keanekaragaman hayati akibat aktivitas manusia baru-baru ini. 

Bumi sebelumnya telah mengalami lima kepunahan massal spesies:

1. Di akhir zaman Ordovisium (à l’Ordovicien terminal), 445 juta tahun yang lalu;

2. Pada zaman Devon (Au Dévonien supérieur), 374 juta tahun yang lalu;

3. Pada batas Permian-Trias 251 juta tahun lalu, yang paling masif dengan hilangnya sekitar 90% spesies;

4. Di perbatasan Trias-Jurasic,, sekitar 200 juta tahun lalu;

5. Di perbatasan Kapur-Tersier (Crétacé- Tertiaire), 65 juta tahun yang lalu. Krisis kelima ini, yang menyebabkan kepunahan dinosaurus, bisa jadi disebabkan oleh jatuhnya meteorit dan letusan gunung berapi yang menghancurkan.

Dalam kepunahan massal, sejumlah besar spesies punah di seluruh dunia dalam waktu yang relatif singkat.

Tujuan utama COP15 ini adalah untuk menetapkan kerangka kerja pemerintah anggota sampai tahun 2030 dengan 4 kegiatan :

– mengurangi ancaman pemunahan keanekaragaman hayati;

– melaksanakan konservasi dan penggunaan sumber daya secara berkelanjutan;

– menyiapkan akses dan pembagian manfaat dari sumber daya genetik;

– menyiapkan sarana untuk merealisasikan kerangka kerja tersebut.

Hasil  dan Evaluasi COP15

195 negara ditambah Uni Eropa menandatangani perjanjian akhir pada tanggal 19 Desember 2022. Perjanjian ini dimaksudkan untuk perlindungan pada 30% daratan dan 30% lautan pada tahun 2030 dan terdapat 22 tujuan lain yang diperuntukkan mengurangi hilangnya keanekaragaman hayati (seperti mengurangi penggunaan pestisida atau melestarikan ekosistem penting melalui perencanaan tata ruang misalnya).

Perjanjian ini juga menyediakan pendanaan yang besar untuk penerapannya. Pada tahun 2025 Perancis harus menyediakan dana sebanyak 1 miliar Euros untuk dapat menerapkan program ini.

Di samping dana yang besar, kinerja seluruh negara anggota yang menandatangani kesanggupan melaksanakan tujuan bersama  ini dipantau untuk memastikan mereka menghormati komitmen, namun  perjanjian ini tidak memberikan langkah-langkah yang mengikat jika terjadi ketidakpatuhan terhadap komitmen mereka.

Perancis dan negara-negara maju lainnya menemukan masalah-masalah vital yang membebani keanekaragaman hayati, dan sudah seharusnya hal ini juga menjadi perhatian kita semua termasuk negara Indonesia, misalnya tentang erosi keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dll.

Pemerintah Perancis menerapkan peraturan untuk tidak menghamburkan makanan dan energi (menghemat) dan juga memberi bantuan keuangan agar masyarakat dan perusahaan dapat menggunakan alat-alat dalam kehidupan sehari-hari yang tidak memberi akibat buruk pada keseimbangan  lingkungan hidup.

Semoga hal-hal tentang pentingnya membuat dan menerapkan hukum tentang pelindungan alam ini mulai dibahas di Indonesia secara luas. Sebagai contoh, dari pada menebang pohon untuk membangun sesuatu, lebih baik menanam pohon. Jika hal ini dilakukan,  pemberantasan hutan dan kawasan hijau di Indonesia untuk membangun negara kita akan mengalami kekeringan dan kegurunan.  Mungkin ada baiknya para politikus dan pemimpin Indonesia mulai menerapkan dalam program politiknya dan juga para tokoh pendidikan bangsa tentang bagaimana menyelamatkan lingkungan hidup tanah air Indonesia. Penulis yang tinggal di sekitar Bandung ketika pulang kampung halaman merasakan perbedaan temperatur. Dulu Bandung dikenal sebagai kota yang adem dan sejuk, dan kini kota ini sudah berubah menjadi panas dan gersang karena banyak pohon ditebang. Jalanan dibeton yang menyebabkan air tidak meresap ke tanah. Jika ada tanah kosong langsung dibangun suatu bangunan bukannya ditanami.

Kita harus menyadari bahwa  keanekaragaman hayati memberikan hal-hal yang tak tergantikan dan penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Oksigen yang kita hirup, makanan dan air yang kita konsumsi, obat-obatan dan banyak bahan mentah yang kita gunakan untuk rumah atau pakaian kita (kayu, serat seperti wol, kapas, rami, dll.): semua ini berasal dari alam. Jika kita terus-menerus merusaknya atas nama keuntungan sesaat atau keuntungan secara material orang-orang tertentu artinya tanpa disadari hal ini mengancam kehidupan alami di sekitar kita yang penting bagi kelanggengan ras kehidupan manusia, dan lebih-lebih lagi hal ini sangat penting bagi kesehatan kita.

Mulai 1 Januari 2024 di Perancis, pembangunan akan terjadi di banyak bidang: ekonomi sirkuler, energi, renovasi dan efisiensi energi, perumahan, mobilitas, dll. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menjawab tantangan transisi ekologi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Perancis. Langkah-langkah itu tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga seluruh institusi negara dan keluarga serta pribadi, misalnya kita mengurangi sampah plastik, memilah sampah ( kardus dan kertas dipisahkan dari sampah makanan, dan sampah sayuran dipisahkan juga dari sampah lain karena dapat dijadikan kompos, atau melakukan daur ulang).  

Oleh karena itu, mari kita mulai menanam tanah kosong di sekitar kita. Keragaman hayati adalah hidup kita. Keberlangsungan bumi dan kehidupan kita bergantung padanya.

Sumber  :

https://www.ecologie.gouv.fr/biodiversite-presentation-et-informations-cles

https://www.ecologie.gouv.fr/transition-ecologique-changements-au-1er-janvier-2024