Kabar dari Perancis (30) Membangkitkan Jiwa Budaya dan Seni pada Anak-anak Sejak Dini

Oleh : Nenden Nurhayati Issartel (Koresponden, Perancis)

Tri Indri Hardini (Dosen, Universitas Pendidikan Indonesia)

Pada tahun1990-an para ilmuwan Amerika Utara tertarik akan efek positif musik dari Wolfgang Amadeus Mozart terhadap kemampuan intelektual dan kreatif bayi. Efek dengan mendengarkan musik klasik ini disebut “Efek Mozart” yang secara khusus (berdasarkan hasil penelitian Don Campbell) membuktikan bahwa sistem pendengaran bayi berkembang selama bulan ke-5 kehamilan dan sejak saat itu bayi mulai merespons rangsangan suara. Menurut pengamatan ilmuwan ini, mendengarkan musik Mozart akan merangsang perkembangan intelektual, fisik, emosional dan kreativitas bayi yang baru lahir. Hal ini juga akan memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi. Efek yang akan bertahan selama lima tahun pertama di kehidupan seorang anak.

Orang-orang Perancis, seperti penduduk di negara maju lainnya, semua menyadari bahwa generasi muda adalah aset bangsa yang pada gilirannya akan menjadi tulang punggung bangsa. Pendidikan dan pengetahuan serta keseimbangan mental dan moral pemuda ini sangat dianggap penting karena generasi muda ini adalah penerus bangsa dan yang akan menghadapi kendali sebuah negara dalam kelanjutannya di masa depan. Sebaliknya banyak negara terbelakang membiarkan generasi muda hidup dalam kesulitan dan mempersulit akses pendidikan agar rakyat tetap berada dalam kebodohan dan hanya beberapa gelintir kaum ”elite” saja yang berkuasa yang dapat menikmati pendidikan. Rakyat yang tidak mengenyam pendidikan dan yang tidak sadar budaya adalah rakyat yang mudah dimanipulasi sehingga kehidupan mereka terkekang. Negara tanpa demokrasi adalah negara yang akan hancur sedikit demi sedikit.

Dengan kesadaran itu pemerintah Perancis melakukan banyak program politiknya bukan hanya politik yang menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sekarang, tetapi juga sebagai negara visioner yang mengantisipasi kendala yang mungkin dihadapi Perancis, seperti juga permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara  lain di belahan dunia pada umumnya. Hal-hal yang dianggap membawa kebaikan pada anak pada khususnya dan pada seluruh warga negara semua umur pada umumnya ditawarkan tanpa tabu dan tanpa diskriminasi. Semua anak  diusahakan memiliki hak yang sama dalam mengenyam kebahagiaan dan pendidikan yang menyiapkan mereka menjadi orang dewasa yang berguna dan bertanggung jawab kelak.

Beberapa faktor yang dianggap sebagai sumber kebahagiaan setiap orang adalah berbudaya, berseni dan berolahraga. Budaya dan seni digalakkan untuk dinikmati oleh semua orang termasuk anak-anak karena hal ini dapat meningkatkan jati diri mereka dan membuka wawasan mereka yang tentu saja akan memberi mereka nuansa untuk menghargai dan memberi arti pada kehidupan.  Hal inilah yang membuat Perancis menjadi negara besar karena negara ini mengutamakan pendidikan anak bangsanya yang didorong untuk berkarya dalam seni budaya. Selain itu mereka juga sangat kuat dalam bidang ilmiah dan secara nyata produktif dalam bidang teknologi. Kesinambungan ilmu diturunkan dari generasi ke generasi dan menjadikan mereka sangat terampil. 

Orang Perancis terkenal sebangai bangsa yang memiliki kreativitas dan jiwa inovasi yang luar biasa. Hasil kreativitas bangsanya menjadi monumen-monumen yang terkenal di dunia seperti La Tour Eiffel, Le Christ Rédempteur (dalam Bahasa Portugis: o Cristo Redentor) karya Paul Landowski yang mendominasi kota  Rio de Janeiro di Brasil  di atas gunung Corcovado, lalu tentu saja La statue de la Liberté (Statue of Liberty) karya  August Bartholdi yang diberikan sebagai kado oleh bangsa  Perancis  pada bangsa Amerika sebagai tanda persahabatan kedua negara ini.

Namun kepentingan interaksi nyata antara orang dengan orang lainnya berkurang karena adanya teknologi telepon pintar (smartphone) yang membuat kebanyakan generasi muda lebih suka bersosialisasi secara daring dengan melihat kehidupan ilustrasi via media, dan tidak dengan menjalaninya sendiri secara nyata. Untuk itulah Pemerintah Perancis menyadari pentingnya menghumanisasikan kembali generasi muda ini dengan berkarya dan berbudaya, dengan membuka cakrawala mereka agar tidak tertutup oleh dunia maya, agar mereka dapat merasakan getaran kasih, keindahan, dan kelembutan secara nyata.

Pemerintah Perancis melalui perjanjian yang ditandatangani oleh Andrey Azoulay, Menteri Kebudayaan dan Komunikasi /la ministre de la Culture et de la Communication dan Laurence Rossignol, Menteri Keluarga, Anak dan Hak Perempuan/ la ministre des Familles, de l’Enfance et des Droits des femmes enam tahun yang lalu, tepatnya ada tanggal 20 Maret 2017 menyatakan dan menegaskan kembali tentang kepentingan kebijakan bersama yang bertujuan untuk mendorong kebangkitan berbudaya dan berseni di jiwa anak-anak sejak dini.

Penelitian ilmiah telah membuktikan perlunya kesadaran akan praktik budaya dan seni sejak usia sangat belia dan bahkan sebelum memasuki  kelas taman kanak-kanak, mendorong rasa ingin tahu sang anak, membina mereka dan membantu perkembangan mereka. Kebangkitan hasrat berbudaya dan berseni sejak dini memungkinkan orang mengatasi pengasingan diri dan membuka diri terhadap keragaman budaya lain. Di seputar dunia  seorang anak, kemampuan berbudaya ini dapat memudahkan komunikasi atau hubungan non-verbal (tanpa kata) antara orang tua dan profesional anak usia dini (pekerja yang menangani anak-anak seperti guru, psikolog atau petugas sosial) dari budaya berbeda dan terkadang bahasa yang berbeda. 

Konsensus mengenai perlunya kebangkitan seni dan budaya anak-anak berhubungan dengan simbolisme dan pengalaman yang membangkitkan rasa sensitif, dan membangun  kreativitas, membangkitkan kesadaran budaya sebagai ruang pertukaran dengan orang lain, disertai pengetahuan tentang diri sendiri dan dunia, merupakan cara berekspresi dan unsur ikatan sosial, yang menggiring mereka menghadapi tantangan masa depan masyarakat Perancis.

Kedua kementerian ini memiliki niat yang sama untuk mendorong kebangkitan minat berbudaya dan seni dalam jiwa anak-anak,  dan mengkoordinasikan programnya untuk mendukung dan berpartisipasi bersama di setiap inisiatif di berbagai mitra komunitas seperti di lahan pendidikan, serta terutama di lingkungan  keluarga. Lingkungan keluarga merupakan penentu utama dalam bidang budaya. Oleh karena itu maka penting sekali untuk mengembangkan rencana dan program yang di antaranya menyoroti peran orang tua dalam sistem akses terhadap kebudayaan, khususnya bagi keluarga-keluarga yang berada dalam situasi rentan atau dalam keluarga kurang mampu yang memandang kebudayaan tidak menjadi prioritas karena mereka lebih memikirkan kebutuhan utama, seperti makanan dan pakaian.

Program yang dilaksanakan oleh kedua kementerian tersebut adalah membantu membuka ruang pertemuan yang diperuntukkan bagi anak-anak kecil, dengan harapan memperkuat ikatan para tetangga dan solidaritas antar warga serta  yang pada gilirannya memainkan peran penting dalam dinamika teritorial. Rancangan dan pelaksanaan program-program ini didasarkan pada kerja sama sukarela antara seluruh pemangku kepentingan di wilayah yang sama, khususnya:

  • tempat penampungan anak kecil; Intinya, mengembangkan biro “kebangkitan budaya dan seni / « éveil culturel et artistique” dalam kebijakan penitipan anak di kementerian yang membidangi pengurusan anak usia dini;
  • fasilitas kebudayaan – khususnya tempat-tempat lokal terdekat seperti perpustakaan, museum dan ruang pertunjukan – dan tim seniman yaitu dengan mendukung integrasi kesadaran seni dan budaya dalam pelatihan bagi pemula dan yang melanjutkan bagi staf yang bekerja dengan anak-anak dan bagi seniman dan profesional budaya (direktur struktur, pustakawan, mediator, dll.);
  • asosiasi sumber daya yang diakui karena keterampilannya di bidang kesadaran budaya dan seni anak-anak muda, khususnya asosiasi budaya, sosial budaya, keluarga, pendidikan, dan jaringan solidaritas;
  • mitra publik, yang di antaranya: Direktorat Kebudayaan (la Direction aux affaires culturelle/ DAC) dan Direktorat Kebudayaan Regional (la Direction régionale des affaires culturelles /DRAC) dan juga kantor-kantor administrasi dan lembaga yang terlibat dalam komite layanan keluarga departemen: Direktorat Kohesi Sosial Departemen (Direction départementale de la cohésion sociale/DDCS), Dana Tunjangan Keluarga (Caisse d’allocations familiales /CAF), Dana Reksa Sosial Pertanian (Caisse de Mutualité sociale agricole /CMSA);
  • otoritas lokal, khususnya kota madya dan pedesaan serta badan dinas yang membidangi kebudayaan dan anak belia dengan mendukung inisiatif teladan dan inovatif yang ditujukan untuk anak-anak muda yang dipimpin oleh seniman dan aktor institusional serta asosiatif, khususnya kreasi dan distribusi yang ditujukan untuk khalayak yang sangat muda.

Selain badan-badan terkait, tentu saja instrumen komunikasi juga dilibatkan seperti France info TV dan Radio yang tayangannya didedikasikan untuk anak-anak kecil, misalnya sebagai berikut.

  • Setiap minggu, podcast “Hai berita (Salut l’info!)”. menyampaikan berita terbaru untuk anak-anak (7-11 tahun). Anak-anak berbicara sepanjang tayangan, misalnya mengomentari kejadian terkini, mengajukan pertanyaan, meminta nasihat atau bahkan menceritakan lelucon!  Rangkaian tiga cuplikan audio singkat dari podcast “Salut l’info!” memungkinkan anak-anak ini meluncurkan informasi mingguan yang singkat dan menyenangkan di kelas dan untuk mendorong siswa mendengarkan secara aktif. Siaran ini disertai juga dengan kuis/ pertanyaan yang  bisa diunduh. Saat mendengar siaran ini disampaikan pula ulasan tentang Games, komik, film… sebagai saran menghabiskan waktu dengan  berbudaya untuk liburan sekolah. Pendengar radio bisa menyimak tiga teka-teki yang ditinggalkan anak-anak di mesin perekam audio radio di 01 47 79 40 00. Di Club Salut l’info!, Thomas berbagi kecintaannya pada BMX dan tips budaya favoritnya.
  • Le Quart d’heure Actu: (15 menit berita terbaru) adalah acara mingguan untuk belajar bagaimana tetap mendapat berita terbaru  yang sedang terjadi. Untuk mengajak siswa ke dalam petualangan pendidikan media dalam siklus 2 dan 3 (le cycle 2 (CP – 6 tahun, CE1-7 tahun, CE2-8 tahun) et le cycle 3 (CM1-9 tahun et CM2-10 tahun) setiap minggu, ditayangkan episode baru “Quart d’heure Actu”. Berita yang ditayangkan juga sangat menarik, misalnya tentang instrumen yang berusia 700 tahun yang bisa dipakai kembali… juga misalnya tentang polusi udara di dalam dan di ruang kelas.

Di acara minggu ini, jurnalis FranceInfo, Agathe menyarankan kepada anak-anak agar tidak bosan selama liburan… Dalam acara ini diberitakan keberadaan hal-hal menarik di media-media yang berbeda seperti : komik, film, dan games! Seperti: The Quest – The Lady of the Lost Lake, oleh Frédéric Maupomé dan Wauter Mannaert (ed. Le Lombard), film The Night of Orion, oleh Sean Charmatz, disiarkan di Netflix, permainan games ”Roule tampouille”, Walter Obert, diilustrasikan oleh Magdalena Markowska (ed. Space cow), dll.

Nyatakan cintamu… Mungkin tanpa balasan. Di bagian “Kami saling menceritakan segalanya”, Juliette berbicara di udara tentang cinta dan itu bagus karena bertepatan dengan Hari Valentine. Seorang psikolog diminta membantu situasi ini.

Di Perancis, anak-anak didorong untuk mengungkapkan perasaannya selain secara bersamaan dengan bahasa anak, juga diberi pengarahan  dan mendengarkan berita yang sedang terjadi atau sesuatu yang bersifat kebudayaan. Dari usia muda mereka ditempa untuk menjadi orang dewasa yang bukan hanya bisa menghargai  keindahan budaya tetapi juga keterbukaan pikiran dan jiwa. Anak-anak ini diharapkan bisa berkembang, terbuka  dan bahagia. Anak-anak sekarang secara langsung atau lewat media sosial mudah diekspos di hadapan bencana alam dan perang. Hal ini mungkin tanpa disadari dapat menjadikan trauma. Oleh karena itu, dengan ketertarikan pada seni dan budaya diharapkan mereka dapatmelihat segi yang indah dari kehidupan.

Kementerian Kebudayaan Perancis (Ministere de la culture) sadar bahwa kebangkitan seni dan budaya di jiwa anak datang dari dan dalam lingkungan keluarga, saudara kandung, dan teman bermain mereka, yang merupakan pendorong penting untuk menemukan dunia budaya  serta isi  kekayaannya.  Jiwa seni   dan budaya ini penting untuk memenuhi kebutuhan dasar dari usia sangat dini (kognitif, emosional, psikologis dan ekspresi melalui bahasa) yang memberi sumbangan dalam mengintegrasikan anak-anak  ke dalam budaya dengan sendirinya dan yang akan membuat seorang anak berkembang dengan bahagia dan menjadi remaja yang sejahtera.

Saat ini terdapat konsensus mengenai perlunya kebangkitan seni dan budaya di kalangan anak muda. Meningkatkan kesadaran akan praktik budaya dan seni – sejak usia dini dan bahkan sebelum memasuki taman kanak-kanak yang mendorong keingintahuan, pembangunan karakter, dan kebahagiaan anak. Inisiatif yang menggambarkan kepercayaan pada hal ini telah diterapkan di beberapa wilayah di Perancis yang  membuktikan kebenaran  hal ini. Studi ilmiah menyokong kebenaran  ini. Anak yang berbudaya menjadi orang dewasa yang bahagia. 

Tempat-tempat pertemuan anak kecil, pusat konsultasi perlindungan ibu dan anak, bagian taman kanak-kanak dan tentu saja mencakup ruang yang didedikasikan untuk buku, mengembangkan kegiatan seputar musik dan nyanyian, tari, dan seni plastik, bioskop atau cerita.

Banyak lembaga budaya yang memasukkan anak usia dini dan keluarga ke dalam kategori penonton, agar persembahan seni yang semakin berkualitas tinggi bisa dinikmati mereka juga. Beberapa tempat pagelaran seni atau festival memfokuskan kreasinya untuk audiensi  muda, dan terus memperbarui pendekatan dengan perantaraan seni budaya demi kepentingan anak-anak.

Pada tahun 2020, Kementerian Kebudayaan menerobos rencana pelatihan bagi para profesional anak usia dini, yang merupakan bagian dari strategi nasional untuk pencegahan dan perjuangan melawan kemiskinan. Tanggal 12 Maret 2020 adalah pelaksanaan kongkret secara teritorial strategi yang diikuti secara langsung oleh para kepala kepolisian (préfets) regional, Kepsek departemen, dan komisaris untuk memerangi kemiskinan. 

Direktorat Kebudayaan Daerah (DRAC/ Les Directions régionales des affaires culturelles) berpartisipasi khususnya dalam pelaksanaan hari Kesetaraan Anak bertema Seni dan Budaya (des journées Enfance Égalité sur la thématique Arts et culture) yang diselenggarakan oleh dewan departemen, lembaga kerja sama antarkota, pemerintah kota atau bahkan Dana Tunjangan Keluarga (CAF/ Les Caisses d’Allocation Familiale).

Selain kemitraan dengan Kementerian Solidaritas dan Kesehatan ( le Ministère des Solidarités et de la Santé),  Kementerian Kebudayaan (Le ministère de la Culture) memimpin kebijakan antar kementerian dengan Kementerian Pendidikan Nasional dan Pemuda (le ministère de l’Éducation nationale et de la Jeunesse), Kementerian Kohesi Teritorial ( le ministère de la Cohésion des territoires). Kementreian ini bekerja sama juga dengan Perlindungan Peradilan Pemuda (Protection judiciaire de la jeunesse). 

Pada tanggal 14 Oktober 2019, strategi perlindungan anak dikaitkan dengan seni dan budaya, khususnya, dalam sistem bantuan sosial untuk anak-anak atau di lingkungan lembaga pemasyarakatan (penjara anak-anak), misalnya selama waktu kunjungan orang tua/anak yang diawasi oleh para petugas. Kementerian Kohesi Teritorial (le ministère de la Cohésion des territoires) adalah Pemerintah Perancis yang bertanggung jawab menerapkan kebijakan perencanaan wilayah di Perancis yang dipimpin oleh seorang menteri.

Demikianlah ulasan tentang alasan, upaya dan kebijakan Pemerintah Perancis tentang pentingnya menerapkan jiwa seni dan berbudaya pada generasi muda. Generasi muda adalah pewaris penerus bangsa yang pada gilirannya akan dan harus tetap menjaga keberadaan bangsanya.

Artikel selanjutnya akan membicarakan tentang bagaimana meningkatkan kesadaran membaca anak- anak.  

Sumber: 

https://www.francetvinfo.fr/en-direct/radio.html

education.gouv.fr