Membangun Kompetensi dan Keterampilan Abad 21 Melalui  Pembelajaran yang Berkualitas untuk Menyongsong era Global

         

Pada saat ini, kita telah memasuki abad 21 yang ditandai dengan perkembangan dunia yang sangat pesat. Perubahan yang berlangsung sangat cepat ini dapat memberikan peluang jika dapat dimanfaatkan dengan baik, tetapi juga dapat menjadi bencana jika tidak diantisipasi secara sistematis, terstruktur, dan terukur. Itulah sebabnya pada saat ini, dibutuhkan sumber daya manusia  tangguh yang memiliki sejumlah kompetensi dan keterampilan abad 21, agar dapat hidup  survive di tengah perubahan yang begitu cepat dan unpredictable ini. Keterampilan abad 21 merupakan keterampilan penting yang harus dikuasai oleh setiap orang agar berhasil dalam menghadapi tantangan, permasalahan, kehidupan, dan karir  di abad 21.

National Education Association telah mengidentifikasi keterampilan abad 21 sebagai keterampilan “The 4Cs.” “The 4Cs” meliputi keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, keterampilan berpikir kreatif, keterampilan berkomunikasi dan keterampilan berkolaborasi. Penyiapan sumber daya manusia yang menguasai kompetensi dan keterampilan abad 21 akan efektif jika ditempuh melalui jalur pendidikan. Institusi pendidikan dipandang sebagai lembaga yang paling mungkin dapat menyiapkan peserta didik untuk menjadi manusia unggul yang dapat berkolaborasi dalam tatanan global. Di tengah ketatnya ketidakpastian dan tantangan yang dihadapi setiap orang, sangat dibutuhkan perubahan paradigma dalam sistem pendidikan untuk dapat menyediakan seperangkat keterampilan abad 21 yang dibutuhkan oleh peserta didik guna menghadapi setiap aspek kehidupan global.

Menghadapi abad 21 yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian dan kualitas pendidikan kita yang belum membanggakan, diperlukan adanya berbagai terobosan dan strategi dalam dunia pendidikan.  Paradigma pendidikan harus disesuaikan untuk pengembangan kualitas SDM di era global ini. Berbagai strategi dan  langkah pembelajaran serta asesmen yang berkualitas di berbagai bidang studi wajib dilakukan oleh semua pihak. Upaya ini tentu tidak dapat dilakukan tanpa adanya langkah yang terencana dan sistematis. Perubahan fundamental  perlu dilakukan untuk membuat proses pendidikan relevan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik.

Pendidikan pada era global saat ini perlu dipandang dan diorientasikan sebagai pengembangan kompetensi Abad 21, yang terdiri dari tiga komponen besar, yakni kompetensi berpikir, bertindak, dan hidup di dunia. Komponen berpikir meliputi berpikir kritis, berpikir kreatif, dan pemecahan masalah. Komponen bertindak meliputi komunikasi, kolaborasi, literasi digital, dan literasi teknologi. Komponen hidup di dunia meliputi inisiatif, mengarahkan diri (self-direction), pemahaman global, serta tanggung jawab sosial. Sintesis terhadap pandangan-pandangan tentang karakteristik Pendidikan di era global saat ini harus mengarah pada ke beberapa aspek pembelajaran yang meliputi; 1) Instruction should be student-centered, yakni pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya.

Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat. 2)Education should be comunicative and collaborative, yaknisiswa harus dibelajarkan untuk dapat berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain. Elemen komunikasi menargetkan  siswa dapat menguasai, mengatur (manajemen) dan membuat hubungan komunikasi yang baik dan benar secara tulisan, lisan maupun multimedia. Siswa harus diberi waktu untuk mengelola hal tersebut dan menggunakan kemampuan komunikasi untuk berhubungan seperti menyampaikan gagasan, berdiskusi hingga memecahkan masalah yang ada. 3)Learning should have context, yakni pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real word). Guru membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. 4)Schools should be integrated with society, yakni dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana siswa dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial.

Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Dengan kekuatan teknologi dan internet, siswa saat ini dapat berbuat lebih banyak. Ruang gerak siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan dunia. Pendidikan perlu membantu siswa menjadi warga digital yang bertanggung jawab. Pembelajaran abad 21 harus mampu menghasilkan SDM yang memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, memecahkan masalah, mampu beradaptasi dengan lingkungan dan teknologi informasi, mampu mengambil keputusan, serta memiliki karakter yang kuat dan positif. Beberapa aspek kompetensi tersebut diatas dapat dicapai manakala peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir tingkat tingginya, pengambilan keputusan, dan memecahkan masalah (Prof. Dr. Nahadi, M.Si.,M.Pd profesor/guru besar bidang Ilmu Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia)