Tim Peneliti UPI Kaji Proses Kognitif Keterampilan Berpikir Kritis Berbasis Neurolinguistik

BANDUNG – Tim peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kini tengah mempelajari perbandingan proses kognitif keterampilan berpikir kritis dengan pendekatan neurosains. Tim yang dipimpin oleh Dadang Sudana, M.A., Ph.D. ini melibatkan Wawan Gunawan, M.A., Ph.D. dan Dr. Jatmika Nurhadi, M.Hum. Sementara itu, empat mahasiswa yakni Hazim Mujahid, Aulia Shabrina, Nur Cipta Mustikasari, dan Syifa Nuraini juga turut berkontribusi dalam penelitian ini.

Salah satu hasil yang ditemukan menunjukkan Superior Frontal Gyrus (SFG) memainkan peran penting dalam mendukung Higher-Order Thinking Skills (HOTS) saat seseorang berbicara. Area ini terlibat dalam serangkaian proses berpikir tingkat tinggi. Secara umum ditunjukkan bahwa peningkatan aktivitas listrik di area ini menunjukkan kompleksitas berpikir itu sendiri.

Dengan menggunakan teknik standardized Low Resolution Brain Electromagnetic Tomography (sLORETA), tim peneliti mengukur aktivitas neural para peserta dengan menyoroti nilai puncak tertinggi yang dicapai selama pelaksanaan tugas yang melibatkan kata kerja operasional HOTS. Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas di SFG mencapai puncak saat peserta mengeluarkan ucapan yang melibatkan tugas seperti Membandingkan, Mendetailkan, dan Mengklarifikasi.

“Perkembangan teknologi, seperti pemindaian otak memungkinkan peneliti dapat melihat proses yang terjadi di pikiran sehingga dapat dikaji cara meningkatkan keterampilan berpikir kritis yang optimal sesuai cara kerja otak,” ungkap Dadang.

Penelitian ini tidak hanya memberikan pencerahan dalam dunia pendidikan, tetapi juga diharapkan untuk menghasilkan model yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Sebagai langkah selanjutnya, tim peneliti berencana untuk membuat aplikasi berbasis Android/IOS yang bertujuan melatih keterampilan berpikir kritis. Hal ini ditujukan agar model ini bisa diaplikasikan langsung oleh para siswa dan mahasiswa.