Forum Komunikasi Mahasiswa SPs UPI Ingatkan Pentingnya Gaya Hidup Sehat

Bandung, UPI

Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, bidang IV (Olahraga dan Seni) bekerja sama dengan Kementerian Olah Raga Republik Indonesia menyelenggarakan kuliah umum dan seminar, Rabu (21/10/2015), di Auditorium FPOK, UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Kuliah umum dan seminar ini bertema, “Gaya hidup sehat aktif sepanjang hayat”.

Ketua penyelenggara Teguh, menjelaskan, kuliah umum ini dimaksudkan untuk mengingatkan kembali akan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat di tengah serbuan moderenisasi dan globalisasi yang memengaruhi gaya hidup. Physical education seharusnya sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia saat ini karena apabila tidak seperti itu maka masyarakat harus bersiap menerima bahwa penyakit yang bersifat non-infeksi seperti penyakit diabetes, jantung dll bisa menghinggapi tubuh.1-1

“Apabila itu sudah terjadi maka akan secara langsung menghambat produktivitas kerja yang dihasilkan. Gejala ini harus segera ditangani dengan memberikan pengetahuan kepada segenap lapisan masyarakat tentang berartinya slogan yang didengungkan pujangga Romawi yaitu menssana in corporesano. Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat,” kata Teguh.

Ketua Umum FKM SPs UPI, Muhammad Ilham Gilang, S.Pd. mengemukakan, acara ini merupakan program kerja yang menyentuh pada disiplin Ilmu Keolahragaan. Dengan tema ini, gagasan meluaskan pemahaman gaya hidup aktif dan sehat sepanjang hayat diharapkan dipahami sehingga mahasiswa tidak terkendala dalam meraih prestasi akademik dan non-akademik. Melalui mahasiswa Pendidikan Olahraga Pascasarjana di FKM SPs UPI mereka ingin memberi sinyal bahwa gagasan pemikirannya tidaklah dengan mahasiswa dari displin ilmu lainnya.

Prof Adang Suherman M.A., dalam pemaparannya mengemukakan, berdasarkan makna dari kata dasar olah dan raga, olah raga merupakan “mengolah” raga kita agar tubuh kita senantiasa bugar; Berdasarkan penelitian, dengan physical activities di sekolah, anak cenderung lebih baik secara emosional, berkenaan dengan ESQ.

“Sekolah di Jepang sudah membiasakan kegiatan gymnastic terelaborasi dengan kegiatan pembelajaran,” kata Adang Suherman.

Diungkapkan, jenis olah raga, menurut UU No. 3 Tahun 2005 tentang keolahragaan, meliputi, olah raga pendidikan, olah raga rekreasi, dan olah raga prestasi. Manusia yang tidak banyak bergerak dalam kehidupan sehari-harinya akan mudah terkena penyakit. Penyakit yang sangat mungkin menyerang perilaku pasif ini, di antaranya penyakit gula, kolesterol, dsb;

“Sistem pendidikan di Indonesia cenderung menyamaratakan bidang keahlian yang dimiliki setiap orang. Padahal setiap orang memiliki potensinya masing-masing. Misalnya, anak-anak yang memiliki kecenderungan terampil dalam pengoperasian matematika, belum tentu bagus dalam bidang olah raga, begitupun sebaliknya,” ujar Adang.

Berdasarkan penelitian, katanya, manusia dianjurkan memiliki kapasitas tidur sebanyak 7-8 jam/hari. Penelitian ini juga menyebutkan hal yang menarik bahwa tidur dengan jangka waktu yang lebih pendek lebih baik dari pada yang terlalu banyak tidur. Dengan melakukan olah raga rutin, diharapkan bukan semata-mata hanya mendapatkan sehat outlook-nya, namun sehat juga secara mental atau yang berkenaan dengan suasana hati/mood. (Yusuf Bayu)