Empat Konsep Kewirausahaan Enggartiasto Lukita

 

Bandung, UPI

Drs. Enggartiasto Lukita menerima gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa – DHC) dalam bidang Pendidikan Kewirausahaan. Gelar tersebut diberikan langsung oleh Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., pada Kamis (18/10) di Gedung Achmad Sanusi Kampus UPI Bumi Siliwangi, Jalan Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung.

Dalam orasi ilmiah, Enggartiasto Lukita menyampaikan beberapa pokok pikiran terkait kewirausahaan. Paparan Enggartiasto dimulai dengan memperlihatkan data dan fakta tentang jumlah wirausahawan di Indonesia yang mencapai 3,1%. Enggartiasto meyakini bahwa salah satu penyebab rendahnya minat berwirausaha adalah sistem pendidikan yang belum memberi stimulus kepada peserta didik. Hal ini tentu saja harus diperhatikan banyak pemangku kepentingan, mengingat potensi besar yang dimiliki Indonesia saat ini.

Enggartiasto berupaya menguatkan semangat wirausaha melalui lembaga yang dipimpinnya saat ini, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Enggartiasto menyampaikan bahwa tugas utama yang harus ia lakukan sangat jelas dan detil. Melalui pengalaman dalam pemerintahan, salah satu pembelajaran berharga bagi wirausahawan adalah memberikan tujuan atau target yang jelas terhadap anggota organisasi.

Selama 40 tahun melaksanakan giat wirausaha, Enggartiasto Lukita mendapat banyak pengalaman yang kemudian disampaikannya melalui simpulan tentang konsep kewirausahaan. Wirausaha adalah sesuatu yang bukan terkait genetika, melainkan sesuatu yang dipelajari dan harus ditekuni.

“Jeff Bezos, Bill Gates, Warren Buffet, Mark Zuckerberg, dan Jack Ma adalah deretan pengusaha paling sukses di dunia di dekade ini. Mereka semua adalah contoh nyata self-made billionaire, menjadi pengusaha sukses karena ‘ide’ dan kerja keras,” ujar Enggartiasto Lukita.

Wirausahawan juga perlu memetik nilai dari Oprah Winfrey dalam pandangan Enggartiasto Lukita. Mengutip Oprah bahwa keberuntungan bukanlah sesuatu yang dipercayai oleh orang sukses. Wirausahawan perlu meyakini bahwa sukses hadir dari paduan kesempatan dan persiapan diri yang matang.

Enggartiasto Lukita turut menyoroti perkembangan dunia saat ini dalam perspektif wirausaha. Dengan hidup di era Revolusi Industri 4.0, semua hal diatur secara digital. Persaingan ditunjukkan melalui kompetisi ide.

“Mereka yang unggul adalah mereka yang mempunyai skill dan ide cemerlang serta kecepatan untuk mengambil peluang,” tambah Enggartiasto menjelaskan.

Prinsip lain dalam wirausaha adalah pemberdayaan dan kemitraan. Pemberdayaan diyakini dapat membuat usaha maju. Selain itu, kemitraan yang berjalan beriringan dapat menguatkannya.

Berpikir maju adalah konsep lain yang Enggartiasto sampaikan terkait wirausaha. Berpikir maju terbangun dari tiga hal dasar. Ekspansif, mengambil resiko, dan berpikir kreatif menjadi kunci yang harus digarisbawahi wirausahawan.

Konsep terakhir yang disampaikan oleh Enggartiasto adalah wirausaha menuntut kepercayaan dan dapat dipertanggung jawabkan. Seseorang yang dapat diandalkan akan berjalan beriringan dengan sifat wirausahawan terkait unsur ‘melayani’ yang mendasari prinsip teguh Enggartiasto. Di akhir pidato ilmiahnya, Enggartiasto Lukita menyampaikan prinsip utama kewirausahaan.

“Anda boleh lupakan saya, tapi tolong pegang teguh prinsip ini secara teguh. Jangan pernah menipu,” pungkas Enggartiasto Lukita. (Teks : Endriski – Caraka Muda/ Foto : DN)